Oleh Ustadz Marwan
Sifat yang sangat tercela akan tetapi banyakmenjangkiti kaum hawa, bahkan menjangkiti kebanyakan manusia, hingga menjangkiti sekalipun para penuntut ilmu, kecuali para penuntut ilmu yang dipenuhi sifat kejujuran. Sifat yang Allah Ta’aala telah peringatkan darinya. Sifat yang Allah perintahkan untuk dibersihkan dari setiap individu. Sifat apa itu? Yaitu hasad. Karena hasad adalah termasuk dari sejelek-jelek sifat. Termasuk sifat besar syaithon dan bala tentaranya. Adalah sifat orang-orang yang telah mendapatkan kemurkaan Allah yaitu orang-orang Yahudi, firman Allah Ta’aala :
وَدَّ
كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ
إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sebahagian besar ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al.Baqoroh :109).
Meraka (yahudi) dengki terhadap
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam atas apa yang telah diberikan
Allah kepada beliau dari kenabian dan kedudukan yang besar, sehingga
menjadikan sebab kekufuran orang-orany Yahudi terhadap apa yang dibawa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dalam keadaan mereka mengetahui
tentang kejujuran dan kebenaran apa yang dibawa Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam dan dalam keadaan mereka meyakini bahwa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah seorang Nabi, hingga
terus menerus ada pada orang-orang Yahudi yang senantiasa mendengki
kepada umat ini karena umat ini telah Allah berikan kenikmatan berupa
keimanan yang benar dan hidayah.
Hasad adalah seseorang tidak suka adanya
satu kenikmatan itu sampai kepada yang selain darinya, dan berangan
agar nikmat tersebut hilang dari orang lain. Hasad banyak terjadi
terkait urusan dunia, dari harta, kedudukan, keadaan seseorang dan
selain dari pada itu. Bahkan yang lebih berbahaya adalah terdapat pada
kalangan para pencari ilmu, kecuali yang dirahmati Allah Ta’aala.
Dengan adanya hasad, seseorang berarti
tidak menerima ketentuan Allah Ta’aala, karena ia memandang bahwa orang
lain seakan tidak berhak mendapatkan dari apa yang telah diberikan oleh
Allah kepadaya dari berbagai keutamaan, dan ia juga berpandangan bahwa
ia lebih berhak untuk mendapatkan dari apa yang telah didapatkan oleh
saudaranya tersebut.
Dengan hasad seseorang terjatuh dalam
pengingkaran terhadap hikmah Allah pada pengaturanNya terhadap
makhlukNya, karena Allah Ta’aala itu memberi atau mencegah adalah dengan
hikmah yang besar.
Dengan hasad menjadikan kebencian sesama
manusia, karena seorang yang hasad itu pasti tumbuh pada dirinya
kebencian kepada yang lain. Rasul kita bersabda :
Janganlah kalian saling iri,
janganlah kalian saling memata-matai saudaranya, janganlah kalian saling
membenci dan janganlah kalian saling membelakangi, dan janganlah
sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli oleh sebagiannya, dan
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang menjaga tali persaudaraan. (HR
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah –radziallahu’anhu).
Terjadi pembunuhan di antaranya adalah kerusakan yang diakibatkan karena hasad, firman Allah Ta’aala :
وَاتْلُ
عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ
لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua
putera Adam menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak
diterima dari yang lain. Berkata salah satu keduanya kepada yang lain:
“Aku pasti membunuhmu!”. Yang selainnya Berkata: “Sesungguhnya Allah
Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.(Al-Maidah : 27)
Hasad telah mengakibatkan seseorang
menolak kebenaran ketika kebenaran itu datang dari orang yang telah ia
dengki kepadanya. Dengan hasad pula telah menjadikan sebab seseorang
terus menerus di atas kebatilan, sebagaimana sifat yang ada pada Iblis
yang Allah telah melaknatnya.
Dengan Hasad memunculkan sifat jelek
yang lain yaitu ghibah, namimah, dan selainnya. Terlebih kalangan orang
jahil, ketika ia mengungkapkan kepada yang selainnya tentang kedengkian
kepada saudaranya, maka pada akhirnya ia terjatuh dalam dua perkara yang
sangat tercela tersebut yaitu ghibah dan namimah.
Adanya hasad menjadikan seseorang
senantiasa di atas kegamangan, kegalauan dan kesedihan, karena di saat
keutamaan Allah diberikan kepada saudara yang lain sedangkan ia tidak
menginginkan hal tersebut terjadi dalam keadaan ia juga tidak mampu
untuk mencegah dan menghalanginya. Dan selain dari pada itu sangat
banyak untuk disebutkan tentang kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh sifat hasad atau kedengkian.
Sehingga apabila seseorang mendapati
sifat tercela tersebut menjangkiti pada dirinya, berupayalah dengan
kesungguhan untuk segera mengilangkannya, diantaranya adalah dengan
senantiasa mengingat kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh sifat
tercela tersebut, apakah kerusakan kaitannya dengan urusan dunianya,
terlebih besar yaitu kerusakan yang menyangkut urusan agamanya. Dan
hendaklah ia senantiasa ingat bahwa segala urusan itu di Tangan Allah
Ta’aala Yang Maha luas RahmatNya dan Allah Ta’aala adalah Yang Maha
memiliki seluruh keutamaan yang besar. Dan hendaklah setiap individu
untuk senantiasa memohon kepada Allah Ta’aala semata atas segala
keutamaan. Firman Allah Ta’aala :
وَلَا
تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ
لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا
اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa
yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
(An-Nisaa : 32).
Wallahu Ta’aala a’lam.
http://www.salafy.or.id/yang-kesekian-kali-jauhi-sifat-iri-dengki/
0 komentar:
Posting Komentar