Tampilkan postingan dengan label Konflik Mesir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konflik Mesir. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Agustus 2013

Apakah Pemerintah Yang Berkuasa di Mesir sekarang ini pemerintahan yang syar’i?

Apakah Pemerintah Yang Berkuasa di Mesir sekarang ini pemerintahan yang syar’i?

Nasehat asy-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizahullah
Pertanyaan : Kami mengharap kepada antum untuk berkenan menyampaikan nasehat kepada para penuntut ilmu secara khusus, dan kepada kaum muslimin secara umum tentang konflik yang terjadi di negeri Mesir sekarang. Apakah pemerintah baru yang berkuasa sekarang teranggap sebagai pemerintahan yang syar’i?

Jawab : Aku memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi agar melindungi darah kaum muslimin, dan agar menghilangkan musibah ini. 

Tidak diragukan bahwa setiap orang yang memiliki ilmu yang benar dan paham yang lurus dia akan gembira dengan setiap upaya untuk menyelamatkan darah kaum muslimin dan menghilangkan kejelekan besar (yang sedang terjadi) ini. Tanpa ragu aku katakan: bahwa kewajiban setiap penduduk Mesir untuk berupaya menjaga darah, menghentikan setiap tindakan yang bisa menghantarkan kepada pembunuhan dan melayangnya jiwa, ini wajib atas semua pihak. Karena darah ini urusannya sangat besar.

 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«لَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ مُعْنِقًا صَالِحًا، مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا، فَإِذَا أَصَابَ دَمًا حَرَامًا بَلَّحَ»
“Seorang mukmin akan senantiasa mendapat taufik kepada ketaatan dan bersegera padanya selama dia tidak menumpahkan darah yang haram. Kalau dia sampai menumpahkan darah yang haram, maka dia terhalang dan terhenti dari ketaatan tersebut.” [1] (HR. Abu Dawud 4270)

Suatu yang pasti menurut ahlus sunnah wal jama’ah bahwa seorang penguasa yang berhasil menghalahkan (penguasa sebelumnya) dengan pedang/senjata (kudeta), jika memang dia berhasil menguasai dan pemerintahan tegak untuknya di hadapan rakyat maka dia menjadi penguasa yang syar’i. 

Oleh karena itu kami katakan:
Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya Ahlus Sunnah menyatakan bahwa kudeta adalah sesuatu yang haram. Namun menurut Ahlus Sunnah kudeta itu tetap ada konsekuensinya.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak memperbolehkan kudeta. Tidak boleh bagi siapapun untuk merampas kekuasaan dengan kekuatan (kudeta), ini adalah haram. Namun jika ternyata itu terjadi dan diperoleh kekuasaan, maka terwujudlah kekuasaan untuk pihak yang mengalahkan (mengkudeta).
Maka kita memohon kepada Allah agar memberikan kepada pemerintah-pemerintah umat Islam, dan juga kepada para ‘ulama yang berpedoman dan mengambil cahaya as-Sunnah, kita memohon agar Allah memberikan taufiq kepada mereka untuk melakukan langkah-langkah dalam rangka menyelamatkan darah kaum muslimin dan menghilangkan kejelekan.


Wasiat untuk para penuntut ilmu :

Pertama, hendaknya seseorang jangan menceburkan dirinya kepada sesuatu yang bukan tugasnya. Dan mohonlah kepada Allah agar pihak yang berwenang (mengurus tugas tersebut diberi taufiq dan hidayah.

Kedua, Jauhilah kezhaliman. Janganlah engkau menzhalimi seorangpun. Karena kezhaliman itu akibatnya sangat jelek.

Ketiga, syukurilah kebaikan yang engkau berada padanya. Pujilah Allah atas nikmat tersebut. Bekerjasamalah dengan pemerintahmu dan para ‘ulama di negerimu dalam kebaikan. Jagalah kebaikan yang ada di negerimu. Sampaikanlah nasehat dengan cara yang syar’i, benar, dan selamat, serta lurus, yang benar-benar bisa mewujudkan kebaikan dan mencegah kejelekan.

Kemudian aku nasehatkan juga kepada ikhwah agar jangan menyebarkan komentar-komentar di mass media, yang tidak ada kebaikan padanya. Seperti sekarang, yang kita dapati melalui media yang disebut twiter. Disebarkan di sana cuplikan komentar-komentar yang berbicara dengan kebatilan tentang konflik ini. Sebagian orang dengan niat baik menyebarkan komentar-komentar batil tersebut dengan maksud ingin menunjukkan kejelekannya (kepada publik). Namun sebenarnya dengan begitu dia telah turut andil menyampaikan syubuhat (kebatilan) komentar tersebut kepada banyak orang. Yang seperti ini aku tidak setuju. Yang aku pandang boleh adalah jika itu disampaikan kepada orang-orang diketahui sebagai orang yang mengerti dan paham, agar orang tersebut mengetahui hakekat permasalahan.

Adapun disebarkan sedemikian rupa di depan publik, maka itu sama dengan menyebarkan kebatilan ke tengah-tengah publik. ada yang berkomentar miring terhadap pemerintah Emirat menurut penilaiannya, ada yang mengomentari pemerintah Saudi menurut penilaiannya dengan ucapan-ucapan jelek dan batil. Sebagian orang menyebarkan komentar-komentar tersebut di media terbuka. Maka kami katakan: ini tidak boleh, karena itu berarti menyebarkan kebatilan dan kerusakan tersebut (ke tengah-tengah umat).

Adapun apabila menyampaikan komentar-komentar tersebut kepada orang yang mengerti dan paham (manhaj ahlus sunnah) [2] supaya ia tahu fakta yang terjadi/berkembang, maka menurutku – wallahu a’lam – yang demikian tidak mengapa. [3]

Sungguh engkau akan terheran terhadap sebagian orang yang pada masa-masa konflik ini menampakkan sikap pertengahan, adil, dan …, dan … . ternyata ucapan-ucapan terkotori dengan takfir (pengkafiran terhadap sesama muslim) baik secara terang-terangan atau terselubung, dan pelecehan terhadap muslimin. Ada orang-orang yang mengaku berilmu namun melecehkan pemerintah emirat atau warganya, atau melecehkan pemerintah Saudi Arabia. Tidak diragukan itu merupakan kebatilan dan kejelekan sangat besar, yang membuka aib dan kejelekan orang lain. Berapa banyak orang yang menampakkan sikap adil dan pertengahan serta mengendalikan lisan, namun ternyata dalam konflik ini terbongkarlah bahwa ternyata dia orang yang paling berani melanggar kehormatan dan harga diri kaum muslimin. Kenapa? Karena berbeda dengan hawa nafsunya, bukan berdasarkan penilaian yang syar’i.

Yang jelas kita semua memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar menghilangkan menghilangkan musibah ini. dan memberikan karunia keamanan dan ketenangan kepada warga Mesir. Semoga Allah menolong orang-orang berakal sehat dalam menangkal akibat-akibat jelek fitnah ini. serta memberikan taufiq kepada pemerintah untuk berperan dalam menguatkan kebaikan dan menjauhkan kejelekan. Wallahu a’lam.


[1]  Akibat jeleknya dosa menumpahkan darah yang haram. (penjelasan al-Qadhi ‘Iyad terhadap hadits tersebut. Lihat Mirqatul Mafatih syarh Misykatul Mashabih), pent.

[2]  Yakni dari kalangan ‘ulama atau penuntut ilmu ahlus sunnah salafiyyin.

[3] Karena sang ‘ulama atau penuntut ilmu tersebut akan memberikan arahan dan bimbingan sikap yang tepat berdasarkan manhaj salafi, dalam menyikapi fakta yang terjadi.

sumber : http://dammajhabibah.net/2013/08/21/apakah-pemerintah-yang-berkuasa-di-mesir-sekarang-ini-pemerintahan-yang-syari/

 

Sabtu, 17 Agustus 2013

Seruan dari Masjid Nabawi untuk Rakyat Mesir: Kembalilah ke Rumah-rumah Kalian

بسم الله الرحمن الرحيم

Syaikhuna Al-’Allaamah DR. Shalih bin Sa’ad As-Suhaimi hafizhahullah berkata pada majelis beliau di Masjid Nabawi, Madinah, kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,


“Terjadinya banyak pembunuhan termasuk tanda-tanda kiamat, apa yang terjadi saat ini secara khusus di negeri-negeri muslim dan di dunia internasional termasuk tanda-tanda kiamat, yaitu banyaknya pembunuhan yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Terkadang pembunuh tidak tahu kenapa ia harus membunuh, ia melihat manusia melakukan sesuatu maka ia pun ikut membidikkan senjatanya sebagaimana kondisi orang-orang dari suku terasing Arab yang selalu berteriak layaknya binatang dan saling membunuh antara satu dengan yang lainnya hanya demi revolusi pemberontakan, sepotong roti, rasa lapar atau karena membela seorang tokoh, padahal bisa jadi tokoh tersebut adalah seorang thagut.

Dan semua yang mati dianggap syahid meski seorang Yahudi, Nasrani atau musyrik penyembah kubur, semua syahid menurutnya, yaitu menurut seorang –yang sayang sekali ia dianggap ulama oleh media, yang umurnya sudah sangat tua- ia selalu berbicara ngawur bahwa (orang-orang yang terbunuh karena revolusi pemberontakan, sepotong roti, rasa lapar atau karena membela seorang tokoh) adalah syuhada, bahkan ia meminta untuk mendapatkan kesyahidan seperti mereka, dan ini –kita berlindung kepada Allah- adalah penyimpangan dan kesesatan.

Sayangi dirimu wahai Akhi, sembahlah Robbmu, kembalilah kepada Allah ‘azza wa jalla, apalagi Anda sudah berumur 90 tahun lebih, meskipun semuanya pasti mati tanpa melihat usia tua atau muda. Akan tetapi engkau telah menghiasi kebatilan sehingga nampak sebagai kebenaran dan engkau melampaui batas dalam perkara ini, maka berhati-hatilah wahai Ikhwan.

Berdoalah kepada Allah untuk negeri-negeri Islam yang tersebar padanya kekacauan-kekacauan ini, dan berdoalah kepada Allah agar melindungi negeri-negeri kaum muslimin dari berbagai malapetaka ini, dimana seorang pembunuh tidak tahu kenapa ia membunuh dan yang terbunuh juga tidak tahu kenapa ia dibunuh, akan tetapi ia akan berdiri di hadapan Allah ‘azza wa jalla sambil membawa kepalanya dengan kedua tangannya dan mengatakan kepada pembunuh “Kenapa engkau membunuhku?”

Kemudian, kenapa engkau menambah kekacauan (demonstrasi) yang begitu banyak manusia telah terlibat ini, maka di manakah agama, di manakah Islam, di manakah akalmu?!

Wahai Akhi, tatkala Sumayyah terbunuh dengan cara yang keji, kaum muslimin tidak melakukan demonstrasi dan turun serta berteriak-teriak di jalan-jalan. Tatkala orang-orang Yahudi berusaha membunuh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, kaum muslimin tidak melakukan demontrasi, tetapi menegakkan jihad di jalan Allah dan mengeluarkan Yahudi dari Madinah dengan perintah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Permasalahannya, dengan demonstrasi ini, kalian memenuhi lapangan-lapangan dengan laki-laki dan wanita, dan terjadilah penindasan dan pelanggaran kehormatan, perzinahan, khamar, kurangnya rasa malu, nyanyian dan ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan wanita, apakah ini dari agama Allah?!

Demi Allah, sesungguhnya Barat telah menipu kalian wahai orang-orang yang telah mati hatinya, yang berteriak-teriak di lapagan-lapangan seperti keledai.
Bertakwalah kepada Allah, kembalilah ke rumah-rumah kalian -sampaikan kepada mereka risalah ini wahai hadirin, katakan kepada mereka- hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan kembali ke rumah-rumah mereka, dan tetap tinggal di rumah-rumah mereka, daripada berteriak-teriak di jalanan.
Bertakwalah kepada Allah di bumi Kinanah, yang demi Allah bumi yang kami anggap mulia, akan tetapi banyak penduduknya yang tidak memuliakannya, andaikan mereka memuliakannya maka tentunya mereka tidak akan melakukan perbuatan ini.
Aku mohon kepada Allah agar melindungi mereka dari kejelekan fitnah ini, dan agar mengembalikan mereka kepada kebenaran dan menjauhkan mereka dari para pembuat onar di antara mereka, yang selalu mengobarkan kekacauan yang berbahaya ini.

Saat ini Barat, yaitu Amerika dan selain mereka mengatakan bahwa, “Kami yang akan mendamaikan antara kelompok-kelompok Islam yang bertikai.” Maka kalianlah yang menyebabkan mereka berani memasuki negeri kalian.

Masya Allah, sampai Yahudi penjajah Palestina pun berkata, “Kami akan masuk dan mendamaikan antara kelompok yang bertikai di negeri tersebut.”
Wahai manusia, kembalilah ke rumah-rumah kalian maka akan selesai masalah ini, dan bersabarlah menghadapi pemerintah kalian.
Benar, kami mengingkari kudeta militer yang mereka lakukan terhadap pemerintah sebelumnya, apa yang mereka lakukan adalah kebatilan. Akan tetapi setelah mereka berkuasa maka wajib bagi kita untuk diam, walaupun boleh kita menuntut dikembalikannya kekuasaan kepada yang berhak tetapi dengan cara yang syar’i, bukan dengan cara mengerahkan masa, membunuh dan menduduki berbagai fasilitas umum.
Adanya kelompok-kelompok yang berpecah ini sejatinya adalah kebatilan, semuanya adalah taklid kepada Yahudi dan Nasrani, meskipun mereka menamakan diri dengan kelompok Islam. Akan tetapi aku katakan, mereka tidak punya pilihan kecuali hendaklah mereka bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla.

Kemudian, menurut prinsip kelompok mereka (yang membolehkan pemilu) –meskipun aku tidak percaya dengan pemilu- hendaklah mereka bersabar menunggu pemilu berikutnya, sehingga mereka bisa memilih pemimpin selainnya. Walaupun hakikatnya sistem pemilu ini adalah thagut, aku tidak mempercayainya (hanya demi memperkecil mudarat).

Akan tetapi wahai Ikhwan, sampaikan kepada mereka (kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam di Mesir), hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dalam menjaga darah kaum muslimin, dalam melindungi negeri mereka yang terjajah, negeri Kinanah.

Sampaikan kepada mereka risalah ini, kembalilah kepada akal sehat kalian, demi Allah tidak mungkin ada yang melakukan ini anak kecil, orang gila dan orang bodoh. Demonstrasi-demonstrasi ini adalah kerjaannya orang bodoh, orang gila dan tidak memiliki akal sama sekali, setiap mereka berteriak mendukung fulan, hidup fulan, jatuh fulan. Kita mohon kepada Allah ‘afiyah dan keselamatan.

Saudara-saudara kita yang menjauhi fitnah ini –segala puji hanya bagi Allah- mereka mengajak kepada agama Allah dan kepada sunnah, dan sampai hari ini mereka selamat dari ketergelinciran ke dalam fitnah ini dan selamat dari keterlibatan dalam membunuh kaum muslimin dan non muslim (yang belum pantas dibunuh) .
Aku mohon kepada Allah Al-Karim untuk menganugerahkan kebaikan kepada seluruh negeri kaum muslimin, merahmati mereka dan menyatukan kalimat mereka di atas tauhid.
Kembalilah kepada Sunnah wahai penduduk Kinanah (Mesir), kembalilah kepada tauhid, hancurkan kuburan yang disembah selain Allah, tinggalkan hizbiyah (fanatisme golongan) dan kelompok-kelompok sesat. Kembalilah kepada Rabb kalian, dan bersatulah dalam merealisasikan Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah.
Hendaklah kalian (hadirin) menyampaikan seruan ini meskipun hanya melalui sebagian website. Aku mohon kepada Allah agar menganugerahkan kebaikan bagi kaum muslimin di setiap tempat.

وصلّى الله وسلّم وبارك على نبيِّنا مُحمّد وعلى آله وصحبه أجمعين

Diterjemahkan secara makna dari nasihat Syaikhuna Al-‘Allamah Shalih As-Suhaimi hafizhahullah pada majelis beliau di Masjid Nabawi Madinah, kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, yang ditranskrip oleh Abu AbdirRahman Usamah jazaahuLlaahu khayron.

sumber : http://nasihatonline.wordpress.com/2013/08/17/seruan-dari-masjid-nabawi-untuk-rakyat-mesir-kembalilah-ke-rumah-rumah-kalian/#more-1741



Mesir

Korban Kedengkian Liberalisme dan Sikap Ekstrim Ikhwani

Sesungguhnya konflik yang terjadi di “Bumi Kinanah” (Mesir) pada hari-hari yang panas ini, merupakan tragedi memilukan dan musibah yang sangat besar. Dahi berkeringat dan hati kaum mukminin hancur karenanya. Ini merupakan buah dari kebusukan politik dan fanatisme kelompok yang sangat ekstrim. Akibatnya mengenai orang-orang tak bersalah. Mereka itu terseret dalam arus konflik yang memang sengaja terus diletupkan oleh musuh-musuh kita (orang-orang kafir). Yaitu tatkala mereka (orang-orang kafir) menjejalkan dan mendoktrinkan paham bahwa hukum itu adalah milik rakyat (demokrasi). Maka bangkitlah rakyat (terprovokasi) untuk saling memukul dan saling membunuh. Padalah Allah Jalla Jalaluhu berfirman, Tidak ada hukum kecuali milik Allah.” (Al-An’am: 57) 

Salah satu media orang-orang liberalis – yang sangat dengki terhadap Islam dan kaum muslimin – mengklaim bahwa rakyat Mesir fitrahnya adalah penganut liberalisme!! “Sungguh besar kata-kata yang keluar dari mulut mereka, tidaklah mereka mengatakan kecuali kedustaan.” (Al-Kahfi : 5) 

Demikianlah, makar dan tipu daya terus mereka lancarkan siang dan malam melalui berbagai mass media, yang menjadi corong kebatilan-kebatilan mereka dan menjadi mimbar kemungkaran mereka. Memprovokasi (rakyat) agar bertindak anarkhis dan melepaskan diri dari keterikatan dengan hukum-hukum syari’at. Mereka menampakkan permusuhannya terhadap syari’at Islam untuk membuat gentar dan takut rakyat.

Sebaliknya, pihak yang berlawanan dengan liberalis adalah para hizbiyyun dari kalangan Ikhwanul Muslimin (IM) dan orang-orang yang berjalan di atas cara mereka. Menempuh manhaj IM, yaitu berkecimpung dalam urusan politik, sebaliknya berpaling dari dakwah tauhid dan enggan mentarbiyah umat agar mau melaksanakan konsekuensi-konsekuensi tauhid. Padahal itulah manhaj nabawi dalam melakukan tarbiyah dan perbaikan. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, Inilah jalanku (yaitu) aku menyeru (berdakwah) mengajak kepada (agama) Allah di atas bashirah, aku dan orang-orang yang mengikutiku.” (Yusuf: 108), Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, “Jadikanlah yang awal kamu dakwahkan kepada mereka adalah syadat lailaaha illallah. “ dalam riwayat lain dengan lafazh, “… yang awal kamu dakwahkan adalah agar mereka mentauhidkan Allah.” 

Jadi Tauhid adalah asas dan prioritas utama dakwah ke Jalan Allah, sekaligus merupakan tonggak utama perbaikan.
           
Maka akibat dari liberalisme dan manhaj Ikhwanul Muslimin (IM) ini adalah ditumpahkan darah orang-orang yang terjaga (haram) untuk dibunuh, yang diharamkan oleh Allah Jalla wa ‘Ala (untuk dibunuh) kecuali dengan haq (alasan yang dibenarkan dalam syari’at-Nya), berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Janganlah kalian membunuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali dengan al-haq.” (al-An’am: 151), juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seseorang akan terus berada dalam kelapangan pada agamanya selama dia tidak menumpahkan darah yang haram.” Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Usamah bin Zaid, “Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Lailaaha illallah?!”  dan sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan betapa besar dosa menumpahkan dan mengalir darah jiwa yang dilindungi/dijaga dalam syari’at.

Namun kapankah mereka akan bisa memahami hakekat syar’i ini? dan kapan mereka maun menghentikan perbuatan-perbuatannya dengan adanya dalil-dalil seperti di atas, baik dari al-Qur`an maupun dari sabda-sabda Nabi yang melarang perbuatan tersebut, dan menjelaskan tentang ancaman keras bagi barangsiapa yang berani melakukannya?

Maka sekarang ini, bagi barangsiapa yang tercebur dalam fitnah (Mesir) ini dan ikut terlibat dalam konflik politik yang sedang terjadi, hendaknya mereka takut kepada Allah, ketika mereka berani mempermainkan jiwa-jiwa penduduk Mesir  yang tak berdosa, dengan dijerumuskan kepada resiko yang sangat pahit ini dan dijadikan sebagai alat politik untuk kepentingan slogan-slogan hizbiyyah! [1]

Maka kepada setiap orang yang terlibat dalam menggerakkan/memprovokasi dalam fitnah ini dengan berbagai cara dan sarana, wajib atas mereka untuk menahan penanya, mendiamkan lisannya, dan menghentikan gangungan dan kejelekannya.

Dan kepada kaum muslimin secara umum, yang terlibat dalam permulaan konflik ini – baik mereka yang masuk arus secara langsung maupun dari jarak jauh – maka hendaknya mereka menetapi (tetap tinggal) di rumah masing-masing, menjaga anak-anaknya, dan menengadahkan tangan-tangan mereka berdoa kepada Rabb-nya memohon dengan sangat rendah diri kepada-Nya agar Dia menghentikan musibah ini dan melindungi darah-darah kaum muslimin.

Ditulis oleh
Abu ‘Abdillah Azhar Sunaiqarah
Pengasuh (Musyrif) umum Forum at-Tashfiyah wa at-Tarbiyah as-Salafiyah (www.tasfiatarbia.org )
8 Syawwal 1434 H /15 Agustus 2013 M

[1]  Yakni para tokoh dan elit politik pergerakan Islam – yang disebut-sebut sebagai ‘ulama pergerakan – terus memberikan semangat kepada rakyat untuk menuntut dan berdemo serta turun ke jalan-jalan menuntut kembali “pemerintah Islam” yang dilengserkan oleh pihak militer. Di antaranya apa yang disebarkan melalui twiter/FB dll, dikatakan oleh ‘Abdurrahman ‘AbdulKhaliq (demikian tertulis), “Wahai penduduk mesir, sungguh kalau kalian mempersembahkan sejuta syahid untuk menuntut keinginan kalian dan menegakkan keadilan, maka itu masih bukanlah sesuatu yang banyak. (yaitu masih sedikit).” (8/13/13 12:20 AM) Demikian mereka menganggap berbagai aksi mereka sebagai jihad, dan orang-orang yang terbunuh dalam aksi tersebut sebagai syuhada’, dalam rangka menarik simpati rakyat, karena dianggap ini sebagai perjuangan Islam.

Padahal sama sekali bukan. Ini semata-mata perjuangan hizbiyyah (semangat kekelompokan). Sungguh “para tokoh” atau “para ‘ulama” tersebut tidak menyayangi jiwa-jiwa kaum muslimin. Di antaranya adalah yang dinyatakan oleh Muhammad Hassan, “turunlah kalian ke lapangan, jangan kalian biarkan saudara saudara kalian dibantai”

Namun sangat disesalkan, Muhammad Hasan ini – bersama Husain Ya’qub – justru dielu-elukan dan disebut sebagai dua tokoh ‘ulama salafy!! Maka sungguh ini adalah suatu kedustaan!!

Demikian juga Dr. Ahmad khalil khairull yang menolak seruan pembubaran para demonstran damai pendukung Presiden Mursi dan penolak kudeta, dia disebut sebagai anggota lembaga tinggi Partai Salafi Hizbunnur Mesir.

Subhanallah, bagaimana mereka menampilkan baju salafiyyah padahal dakwah salafiyyah berlepas diri dari mereka!!

sumber : http://dammajhabibah.net/2013/08/17/korban-kedengkian-liberalisme-dan-sikap-ekstrim-ikhwani/ 

 

Hakekat Konflik Yang Terjadi di Mesir

HAKEKAT KONFLIK YANG TERJADI DI MESIR

asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

 

Muqaddimah
Banyak kalangan yang prihatin dengan kondisi di Mesir. Karena mereka melihat bahwa Presiden Muhammad Mursi, yang berasal dari partai yang berlabelkan Islam dan disebut-sebut sebagai tokoh yang memperjuangkan Islam, ternyata dikudeta oleh pihak militer. Tentu saja pembahasan tentang sebab-sebab dan alasan kudeta tersebut merupakan pembahasan rumit dan sangat terkait dengan situasi politik dalam negeri Mesir.

Namun terlepas dari itu, kita perlu tahu siapa sebenarnya Muhammad Mursi ini? Apakah benar dia seorang tokoh yang memang hendak memperjuangkan Islam? Benarkah berbagai aksi demo pembelaan terhadap Mursi ini berarti pembelaan terhadap Islam? Dan apakah benar dengan dilengserkannya Mursi berarti dilengserkannya Islam?

Seorang muslim dituntut untuk bersikap berdasarkan ilmu, yaitu ilmu yang benar berdasarkan al-Kitab dan as-Sunnah dengan manhaj salaful ummah. Sehingga segala sikap dan peniliannya berdasarkan prinsip tersebut. Bukan semata-mata karena emosi, semangat, perasaan, atau “yang penting Islam.”

Maka perlu kita mendengar bagaimana penjelasan para ‘ulama ahlus sunnah dalam masalah ini. Yaitu ‘ulama yang benar-benar berjalan di atas al-Kitab dan as-Sunnah dengan manhaj salaful ummah.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari kita ikuti penjelasan salah seorang ‘ulama ahlus sunnah dari Madinah asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah. Beliau dikenal sebagai ‘ulama yang banyak mengetahui seluk-beluk ‘pergerakan-pergerakan Islam’. Kami terjemahkan penjelasan beliau ini dengan terjemahan bebas dan dengan sedikit diringkas. Juga kami lengkapi dengan catatan kaki pada beberapa kalimat yang membutuhkan penjelasan, untuk membantu pembaca memahaminya. Semoga bisa memberikan pencerahan kepada kita semua.
_____________

Pertanyaan : Ada sebagian pihak yang mengatakan, bahwa keberhasilan Ikhwanul Muslimin (IM) mencapai tampuk kepemimpinan [1] adalah seperti kemenangan kaum muslimin dalam perang Badr, dan tatkala IM lengser adalah seperti kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud. Sebagian pihak lagi mengatakan, bahwa ini adalah perang antara Islam lawan kekufuran. 

Jawab : Kejadian (di Mesir) ini kami dengar sebagaimana anda mendengarnya. Namun berapa dari hukum (syari’at) Islam yang mereka (IM) terapkan? Sungguh demi Allah,

Pertama: Aku sebelum ini justru berangan-angan kalau IM (di Mesir) bisa menjalankan kekuasaannya selama 4 tahun! Dengan itu tidak ada lagi alasan sama sekali setelahnya. Yakni agar semua pihak menyaksikan apa yang mereka terapkan dari hukum-hukum Islam ini. [2]

Kedua: Perintah Allah yang pasti terlaksana dan kehendak-Nya pasti mengalahkan (segala kehendak makluk). Tidak ada yang bisa menolak keputusan dan hukum-Nya. Subhanahu wa Ta’ala. [3]

Ketiga: IM telah menjalankan kekuasaannya selama 1 tahun di mesir. Lihat apa yang mereka perbuat? [4]

Keempat: ____ (suara terputus) nashrani

Kelima: Sebelum memegang kekuasaan, sudah mengatakan bahwa hukum potong tangan dan hukum cambuk bukan bagian dari syari’at Islam! Itu hanyalah perkara ijtihadiyah!! Pernyataan ini ada dan terekam. Ini dinyatakan sebelum menang dalam pemilu. … maka bagaimana bisa kemenangan IM ini diserupakan dengan kemenangan pada perang Badr?

Kesimpulannya, mereka itu adalah para penyeru demokrasi sejak awal.

Bahkan aku sendiri mendengar dia mengatakan, bahwa hukum itu adalah milik rakyat, bersumber dari rakyat juga, bukan (milik /dari) Allah.

Di mana itu ayat
{إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاه} [يوسف: 40]
“Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya.” (Yusuf : 40) Yang mereka selama ini  menghujat kita (ahlus sunnah) [5], dan mereka mengkafirkan kaum muslimin karena tidak menerapkan ayat ini dalam penilaian mereka. [6]

Keenam: Jalan (cara) yang kalian buat (untuk bisa naik ke kursi kekuasaan), maka kalian terjatuh melalui jalan (cara) itu pula. Jalan (cara) yang kalian buat (untuk bisa naik ke kursi) adalah kalian menuntut/menyuarakan pembebasan (negeri Mesir), yang di antaranya sampai Yusuf al-Qaradhawi datang dan menyerukan itu di mimbar Jum’at! Dengan itu kalian (IM) berhasil naik ke kursi.  Maka sekarang pun kalian (IM) jatuh dengan cara yang sama, yaitu adanya tuntutan pembebasan (negeri Mesir) dari rakyat.

Ketujuh: Mereka sendiri menyatakan, bahwa kebebasan rakyat tidak boleh dibatasi. Sementara demo yang terjadi sekarang merupakan tuntutan kebebasan rakyat. Dalam undang-undang dinyatakan rakyat tidak boleh dibatasi kebebasannya. Maka mereka bebas menyatakan kemauannya. Kalian (IM) menuntut keinginan kalian. Namun kini mereka berhasil mengalahkan kalian. Maka, bukankah “hukum adalah milik rakyat”.?!

Kedelapan: Sebagaimana dikatakan dalam sebuah bait syair,
أعلمه الرماية كل يوم … فلما اشتد ساعده رماني
وكم علمتُه نظم القوافي … فلما قال قافية هجاني
“Aku ajari dia memanah setiap hari, namun ketika dia kuat tangannya dan sudah mahir memanah justru dia (balik) memanahku.
Sudah berapa banyak aku mengajarinya (cara) pembuatan syair, namun ketika dia telah bersyair, justru dia  menghujatku (dengan syair itu)” 

(Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi melanjutkan): Sejak awal aku sudah katakan, bahwa IM akan meneguk dari gelas yang darinya Husni Mubaraki meneguk, bahkan lebih jelek lagi. [7]
رَأَيْتَ بَنِي الدُّنْيَا إِذَا مَا سَمَوْا بِهَا … هَوَتْ بِهِمُ الدُّنْيَا عَلَى قَدْرِ مَا سَمَوْا
Engkau lihat ahli dunia ketika dia berhasil tinggi (popular, terkenal, kaya, dll) dengan dunianya,
Maka dunia itu akan membuat dia terpelanting sesuai dengan ketinggian yang ia raih

Mereka menghendaki sesuatu, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala
{يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُور} [غافر: 19]
“mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.”  (Ghafir : 19)

Kesembilan: Pemerintahan-pemerintahan yang ada ini – kata mereka (IM) – semuanya  adalah antek-antek Amerika, Yahudi, dan Israel. Namun anehnya, begitu memegang tampuk kekuasaan, IM langsung memperbaruhi dan menguatkan perjanjian persahabatan dan kerjasama dengan Yahudi!! Amerika-lah yang sejak awal menekan mereka. Maka tidaklah Mursi naik ke kursi kekuasaan kecuali setelah Amerika yakin bahwa pemerintahan Mursi tidak akan mengubah perjanjian damai dengan Israel!! Bagaimana pemerintahan-pemerintahan yang ada dinyatakan kafir, sementara yang memperbaruhi perjanjian tidak kafir?! Kami tidak mengkafirkan, (Ini berdasarkan kaedah mereka sendiri). Bagaimana Husni Mubarak, Anwar Sadat dinyatakan kafir karena mereka berdamai dengan Yahudi. Sementara yang memperbaruhi, mengokohkan dan memprogandakan perjanjian tersebut tidak dinyatakan kafir?

Partai sekuler di Turki tidak membuat perjanjian dengan Yahudi. Namun ketika Najmudin Erbankan (IM) naik, malah membuat perjanjian persekutuan militer dengan Yahudi!! Dan masih terus berlaku! Ketika pemerintahan IM berhasil digulingkan, maka perjanjian persekutuan militer tersebut langsung dihentikan.

Wahai saudaraku…
Aku tahu, sebenarnya sebagian saudara-saudara kita tidak suka dengan pembicaraan seperti ini. Karena ini membuka kejelekan-kejelekan. Padahal IM sebenarnya sudah sangat jelas berbagai penyimpangannya. Namun banyak dari umat ini yang lalai, seakan mereka tidak mengikutinya sebagaimana kami mengikutinya. Maka janganlah menyikapinya berdasarkan perasaan semata. Mungkin mereka menyaksikan itu semua (pernyimpangan-penyimpangan IM), namun mereka lupa. Maka umat ini perlu adanya orang-orang (para da’i) yang mengingatkan penyimpangan-penyimpangan yang muncul dari IM.

Sepuluh: Selalu meneriakkan “hukum, hukum, hukum”. Namun tatkala memegang tampuk, apa yang mereka (IM) perbuat? Apakah mereka melakukan perubahan. Apakah hukum Islam menjadi satu-satunya sumber hukum? Tidak!

Tatkala IM “berhasil” di Tunisia, apa yang terjadi? “Hilangkan Islam sebagai sumber hukum”. Islam tahakkum tidak ada pada mereka. Yang ada pada mereka adalah Islam hukum.

Tahukah kalian apa itu Islam hukum? Apa bedanya dengan Islam tahakkum?

Sebenarnya hukum yang mereka maukan adalah bahwa Ikhwanul Muslimin-lah yang meletakkan hukum (kebijakan).[8]

Sementara tahakkum adalah diterapkannya Islam. Maka Islam apakah yang mereka terapkan? Sama sekali mereka tidak menerapkan Islam!! Sampai-sampai seorang perempuan kafir heran terhadap mereka (IM). Karena memang mereka seolah mengangkat syiar Islam. Padahal mereka sama sekali tidak menerapkan Islam. Namun mereka memperjuangkan Islam hukum. Apa itu? Yaitu mengejar kursi!
Oleh karena itu, ketika terjadi konflik ini, salah seorang di antara mereka mengatakan, “Jatuhnya Mursi ini sebanding dengan Kesyirikan kepada Allah!” ya, dengan lafazh ini.
Wahai saudara-saudaraku,
Sekarang kalian tahu apa itu Islam hukum dan Islam tahakkum. Islam tahakkum adalah penerepan Islam secara hakiki, ini tidak mereka maukan. Karena ini berarti ‘menzhalimi kebebasan manusia’. Oleh karena ini, di Tunisia kedai-kedai minuman keras dan bar semakin menjamur!! Sampai-sampai seorang wanita kafir spanyol terheran-terheran dengan fenomena tersebut!
Adapun Islam hukum, adalah IM sampai ke kursi!! Sehingga merekapun berjuang mewujudkan Islam hukum, bukan Islam tahakkum.
Demi Allah, kalau sampai mereka memerintah kalian di negeri ini niscaya kalian melihat pemandangan yang lebih jelek dari sekarang. Aku memohon kepada Allah agar tidak mendatangkan orang-orang seperti mereka menguasai negeri ini!  Na’udzubillah min dzalik. Janganlah kalian tertipu dengan mereka (IM). Wajib atas kita semua untuk bahu membahu saling bergandengan tangan dengan pemerintah dan para ‘ulama ahlus sunnah yang ada. …
Semoga Allah menjauhkan dari kita berbagai fitnah, yang tampak maupun yang tersembunyi.
* * *
Kaum wanita tidak boleh masuk dalam urusan seperti ini. “Ada seorang wanita yang terbunuh di Iskandariyah, maka kaum wanita terpaksa keluar berdemo”, katanya. Ini tidak boleh. Jika ada orang-orang yang dizhalim terbunuh, maka Allah yang akan membela mereka. Adapun kalian kaum wanita ikut-ikutan berdemo, maka ini sesuatu yang bukan urusan/tugas kalian.

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman kepada para isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  – maka lebih-lebih wanita yang di bawah mereka kemuliaan dan keutamaannya – “Tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dengan cara berhias jahiliyah dulu.”

Seorang wanita itu aurat, apabila dia keluar maka akan diintai oleh syaithan, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka bagaimana wanita keluar untuk sesuatu yang bukan urusannya, dan justru malah meninggalkan urusan (tugas/kewajiban)nya, yaitu urusan rumahnya, anak-anaknya, suaminya.
* * *
Namun Ikhwanul Muslimin tidak mengerti ini semua. Karena mereka tidak tahu kecuali “Islam hukum“, adapun “Islam tahakkum” maka mereka tidak mengakuinya, mereka mengingkarinya.  Mereka hanya tahu “Islam hukum“, yaitu mengejar kursi. Ini yang mereka perjuangkan. Sampai-sampai kalian dengar berbagai omongan dusta, “bahwa Nabi-lah yang mengangkat Mursi.”, dan banyak kedustaan lainnya.

Maka sungguh mengagumkanku pernyataan Muhammad Hamid al-Faqi, “Mereka itu adalah khawwanul muslimin (para pengkhianat kaum muslimin)”
download suara
_____________

Penutup
Dari penjelasan asy-Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah di atas, nyatalah kepada kita semua siapakah hakekat Muhammad Mursi sebenarnya, dan secara lebih umum lagi siapa dan bagaimana sepak terjang Ikhwanul Muslimin, khususnya di Mesir kali ini. Sehingga jelaslah kepada kita, bahwa konflik di Mesir, baik pihak yang dikudeta maupun pihak yang mengkudeta bukanlah pihak yang mewakili Islam dan sama-sama tidak memperjuangkan Islam. Konflik Mesir ini merupakan fitnah dan musibah.

Sehingga kaum muslimin secara umum, dan di Mesir secara khusus, sikap mereka yang benar adalah sebagaimana yang dinasehatkan oleh al-’Allamah asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah adalah menghindar dan menjauh dari fitnah ini. Nasehat beliau ini merupakan nasehat emas yang bersumber dari dalil-dalil al-Kitab dan as-Sunnah serta tauladan dari as-Salafush Shalih.

Adapun ikut berkomentar tanpa ilmu, ikut bereaksi, ikut berdemo, maka itu bukanlah sikap yang benar, dan sama sekali tidak memberikan penyelesaian. Bahkan sebaliknya, sikap tersebut justru memperkeruh suasana. Semakin demo digencarkan, maka semakin kekerasan yang timbul bahkan pertumpahan darah. Akan semakin banyak korban berjatuhan. Kasus terakhir kejadian rabiah adawiyyah dan nahdhah kemarin, yang disebutkan 2200 jiwa melayang!! Allahul Musta’an. Janganlah kita terpedaya dengan pidato berapi-api dari “para tokoh Islam”, yang terus memberikan semangat kepada kaum muslimin untuk “berjihad”. Padahal hakekatnya para tokoh tersebut sangat tidak sayang kepada kaum muslimin, tidak menyadari betapa mahal dan berharganya darah seorang muslimin. Hati-hati dan waspadalah wahai saudaraku, dari paham khawarij yang sangat berbahaya!! Sejarah membuktikan, tidaklah paham tersebut kecuali memang berujung pada pedang dan pertumpahan darah!!

Apabila kita menyaksikan sepak terjang Ikhwanul Muslimin, sejak dulu, baik di Mesir dan di negeri-negeri lainnya, tampak jelas kepada kita bahwa mereka tidak menegakkan dinul Islam dengan sebenarnya. Dan inilah salah satu sebab terbesar kegagalan mereka di berbagai tempat. Karena di antara sebab kekuasaan dan kekokohan adalah menegakkan agama ini dengan sebenarnya.


[1]  Yaitu dengan berhasilnya Muhammad Mursi meraih kursi Presiden di Mesir.

[2]  Hal sebagaimana disaksikan oleh sejarah, baik di Sudan, Turki, Tunisia, dll, tatkala Ikhwanul Muslimin berhasil meraih kemenangan dalam politik, maka pada kenyataannya justru mereka tidak menerapkan syari’at/hukum Islam yang selama ini mereka teriakkan.

[3]  Yakni apa yang disampaikan oleh Syaikh di sini adalah berdasarkan prinsip dan manhaj Ikhwanul Muslimin yang memang banyak penyimpangan padanya, dan berdasarkan fakta sejarah. Bukan hendak mendahului taqdir Allah.

[4] Yaitu di Mesir. Apakah benar mereka menerapkan syari’at Islam ataukah tidak?

[5]  Yakni para ‘ulama ahlus sunnah mereka anggap tidak konsekuen dengan ayat ini.

[6]  Ini merupakan prinsip paham khawarij sejak awal kemunculan mereka. Dengan prinsip ini mereka mengkafirkan pihak-pihak yang mereka nilai tidak berhukum dengan hukum Allah. Termasuk pemerintah-pemerintah muslimin hari ini.

[7]  Yakni perjalanan IM tidak akan jauh berbeda dengan perjalanan Husni Mubarak. Disebabkan karena IM tidak mau berpegang kepada Islam yang benar, yaitu al-Kitab dan as-Sunnah berdasarkan pemahaman Salaful Ummah.

[8]  Yaitu slogan yang selama ini mereka teriakkan adalah “hukum Islam, hukum Islam.”  Seolah mereka menginginkan diterapkannya hukum Islam di muka bumi. Padahal hakekatnya tidak demikian. Karena fakta menunjukkan tatkala mereka berhasil meraih tampuk kepemimpinan, baik di parlemen maupun kepresidenan, ternyata mereka sama sekali tidak menerapkan hukum Islam. Jadi slogan “hukum Islam” yang mereka teriakkan hakekatnya tidak lebih sebagai alat atau kendaraan agar mereka bisa sampai ke kursi kekuasaan
 
sumber : http://www.salafy.or.id/hakekat-konflik-yang-terjadi-di-mesir/