Selasa, 14 Januari 2014

Muhadharah Cikarang, Ahad, 26 Januari 2014 (al-Ustadz Luqman Ba'abduh)

Bismillah...
Dengan Mengharap wajah ALLAH semata

Hadirilah...!
Kajian Ilmiah Islamiyyah Dengan :

Tema : " Siapakah Mereka Yang Selamat?"

Pemateri : Al Ustadz Luqman Ba'abduh (Mudir ma'had As Salafy Jember)

Waktu :Ahad, 24 Rabi'ul Awwal 1435H / 26 Januari 2014M

Jam : 09:00wib s/d selesai

Tempat : Masjid Baitul Musthafa Jl kalimantan Blok DD Kawasan industri MM2100 (Depan PT AHM), Cibitung - Bekasi - Jawa Barat

Peserta : umum (ikhwan/akhwat)

Live streaming insyaALLAH di :

1. Radio Al Muwahhidiin www.almuwahhidiin.com
Link Streaming : http://live.almuwahhidiin.com:8899/

2. Radio Salafy Cileungsi www.salafycileungsi.info

Informasi :
Abu Azkiya 085717652496
Abu Rizky 0813111900790
Abu Ariq 085694794458

Informasi umum : Abu Fadhillah 085810573123 / 085215570199

@ mhn ta'awunnya utk turut menyebarkan info ini
jazakumullahukhoiron




Kamis, 07 November 2013

Dauroh Sehari Cikarang, al-Ustadz Muhammad Afifuddin ( Ahad, 01 Desember 2013 )


Bismillah..
Dengan mengharap wajah Allah , Hadirilah...!

Dauroh sehari bersama Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawi. (Pengasuh Ma'had Al Bayyinah,Sidayu,Gresik,Jawa Timur) dan Redaktur (Majalah Asy Syariah)

Dengan Tema :

" SESATNYA TERORIS dan INDAHNYA DAKWAH SALAFIYAH ahlussunnah wal jamaah "

InsyaALLAH akan di laksanakan pada :

Hari/Tgl : Ahad 27 Muharram 1435H / 01 Desember 2013M

Waktu : Jam 09:00wib s/d Menjelang 'asar

Tempat : Masjid Al Munawwar Desa wangun harja Rt 06 Rw 03, cikarang utara
Peserta :
- IKHWAN, di msj al munawwar
- AKHWAT/UMMAHAT, di SD NEGERI WANGUN HARJA 2 (tdk jauh dr masjid al munawwar)

LIVE STREAMING insyaALLAH di Radio Al Muwahhidiin www.almuwahhidiin.com

=> Link streaming :
http://live.almuwahhidiin.com:8899/ , dan
http://almuwahhidiin.onlivestreaming.net:8181/stream

Informasi :
- Abu Azkiya 085717652496
- Abu Rizky 081311190079
- Abu Hudzaifah 085715521845

Informasi umum kajian cikarang hub Abu Fadhillah 085810573123 / 085215570199

@ mohon bantuanya untuk menyebarkan informasi ini, jazakumullahukhoiron



 





RUTE MENUJU MASJID ALMUNAWAR

DESA WANGUN HARJA RT. 06 RW. 05
CIKARANG – BEKASI – JABAR

DARI ARAH TANGERANG, JAKARTA, BEKASI

LEWAT TOL JAKARTA CIKAMPEK
1/ Keluar pintu tol cibitung, kemudian terus sampai ketemu pertigaan lampu merah cibitung. Belok arah kanan sampai ketemu pertigaan pasar adam malik (pasar warung bongkok). Kemudian belok arah kanan, sampai ketemu jalan kali malang, kemudian belok arah kiri. Terus sampai melewati bendungan, sebelum jalan laying baru ada jembatan, lalu belok ke kanan melewati jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.

2/ Keluar pintu tol cikarang barat , kemudian belok arah kiri, terus sampai melewati pabrik mulia keramik dan juga pertamina, kalau sudah sampai jembatan tegal gede (ada 2 jembatan), ambil arah kekiri menuju jalan kalimalang. Kalau sudah di jalan kali malang terus saja sampai melewati jalan layang baru. Setelah melewati jalan layang baru ada jembatan, lalu belok ke kiri melewati jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.

LEWAT JALAN KALI MALANG
Dari Jakarta/bekasi sampai ketemu pintu tol cibitung, lalu belok kiri sampai ketemu pertigaan lampu merah cibitung. Belok arah kanan sampai ketemu pertigaan pasar adam malik (pasar warung bongkok). Kemudian belok arah kanan, sampai ketemu jalan kali malang, kemudian belok arah kiri. Terus sampai melewati bendungan, sebelum jalan layang baru ada jembatan, lalu belok ke jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.

LEWAT JALAN RAYA BEKASI – KARAWANG ( JALAN DEANDELS / JALAN PANTURA )
Dari Jakarta/bekasi terus sampai ketemu pertigaan lampu merah cibitung. Lurus terus sampai ketemu pertigaan pasar adam malik (pasar warung bongkok). Kemudian belok arah kanan, sampai ketemu jalan kali malang, kemudian belok arah kiri. Terus sampai melewati bendungan, sebelum jalan layang baru ada jembatan, lalu belok ke jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.


DARI ARAH BANDUNG, CIKAMPEK, KARAWANG

LEWAT JALAN TOL CIKAMPEK – JAKARTA
Keluar pintu tol cikarang barat , kemudian terus sampai melewati pabrik mulia keramik dan juga pertamina, kalau sudah sampai jembatan tegal gede (ada 2 jembatan), ambil arah kekiri menuju jalan kalimalang. Kalau sudah di jalan kali malang terus saja sampai melewati jalan layang baru. Setelah melewati jalan layang baru ada jembatan, lalu belok ke kiri melewati jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.

LEWAT JALAN RAYA KARAWANG – BEKASI ( JALAN DEANDELS / JALAN PANTURA )
Dari cikampek/karawang kalau sudah sampai stasiun lemah abang, belok arah kiri menyeberangi jalur kereta api. Lurus terus sampai ketemu pertigaan jalan raya cikarang – lippo, kemudian belok ambil arah kiri, lurus terus sampai melewati pintu gerbang kawasan jababeka. Kalau sudah sampai jembatan tegal gede, putar balik ambil arah jalan kalimalang. Kalau sudah di jalan kali malang terus saja sampai melewati jalan layang baru. Setelah melewati jalan layang baru ada jembatan, lalu belok ke kiri melewati jembatan menyeberangi kali malang, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.


JALUR ANGKUTAN UMUMDARI ARAH JAKARTA/BEKASI
Naik angkutan umum yang jurusan cikarang, turun di pool sinar jaya cibitung (setelah keluar tol cibitung). Di depan pool sinar jaya cibitung, ada angkutan umum mobil carry warna merah no 61 jurusan pool sinar jaya - tegal danas. Turun di pasir limus pas jembatan sebelum jalan layang baru. Kemudian, jalan kaki menyeberangi kalimalang lewat jembatan, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.
Kalau ingin lebih cepat, dari depan pool sinar jaya naik ojek langsung ke lokasi dauroh masjid almunawar dan tentunya ongkosnya lebih mahal bila dibandingkan dengan naik angkutan umum no 61.
  


JALUR ANGKUTAN UMUMDARI ARAH KARAWANG/ BANDUNG

Naik angkutan umum yang jurusan cikarang, turun di jembatan tegal gede (jl. kalimalang), lalu angkutan umum mobil carry warna merah no 61 jurusan pool sinar jaya - tegal danas. Turun di pasir limus pas jembatan setelah jalan layang baru. Kemudian, jalan kaki menyeberangi kalimalang lewat jembatan, lurus sampai ketemu pertigaan lalu belok arah kanan sampai ketemu SDN 2 wangun harja. Masjid almunawar berada di seberang SD.
Kalau ingin lebih cepat, dari jembatan tegal gede (jl. kalimalang) naik ojek langsung ke lokasi dauroh masjid almunawar dan tentunya ongkosnya lebih mahal bila dibandingkan dengan naik angkutan umum no 61.





Jumat, 27 September 2013

Catatan Ngajiku : Kajian Masjid al-Wahhab, Kamis 26 September 2013

Berbagi Faedah, di Pagi Yang Cerah
Berbagi Kisah, di Hari Jum’at Yang Berberkah

Alhamdulillah…
Kemaren sore, tepatnya hari kamis 26 september 2013 atau bertepatan dengan 20 Dzulqa’dah 1434 H, di Masjid al-Wahhab PT. Adhimix Precast Indonesia, Plant Cibitung melalui DKM masjid mengadakan Kajian Rutin bagi karyawan dan karyawati yang diadakan setiap hari kamis 2 pekan sekali. Tema pembahasanya yaitu Fiqih Ringkas Seputar ‘Iedhul Adha yang di isi oleh al-Ustadz Abul Hasan al-Wonogiriy ( Alumni Darul Hadits Dammaj dan Dzammar – Yaman ).

Beliau hadir di masjid sekitar jam 16.50 wib, lalu beliau shalat tahiyatul masjid, selesai shalat ada beberapa karyawan menyalami beliau dan sayapun berbincang-bincang sejenak dengan beliau. Jam 17.00 wib, kajianpun dimulai…

Sedikit Ringkasan kajian yang masih saya ingat secara makna, karena qadarullah kemaren tidak merekam dan juga tidak disiarkan di Radio Internasional Almuwahhidiin.

Setelah membuka kajian dengan Khutbatul Hajah, beliau membawakan ayat tentang tujuan hidup manusia yaitu :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Adz-Dzaariyat Ayat : 56)

Beliaupun sedikit menjelaskan kandungan ayat tersebut dan memberikan semangat untuk selalu menimba ilmu agama di sela-sela kesibukan bekerja menjadi karyawan.

Lalu beliau masuk pada pembahasan yaitu seputar fikih’idul adha, beliau menyampaikan beberapa point, diantaranya :

1/ Sejarah Ringkas tentang ibadah qurban
Beliau menjelaskan secara ringkas kisah disyariatkannya ibadah Qurban kepada nabi Ibrahim yang pada masa itu bermimpi untuk menyembelih anak beliau yaitu Ismail alaihissallam.

2/ Cara Mendapatkan Hewan Qurban, yaitu dengan cara:
a/ Membeli
b/ Hewan hadiah atau diberi oleh orang lain boleh kita gunakan untuk berqurban
c/ Dengan Cara Patungan ( Unta untuk 10 orang, Sapi untuk 7 orang dan kambing untuk 1 orang )

Lalu bagaimana Qurban dengan kerbau, apakah boleh?? Hukumnya boleh, namun apabila masih ada hewan Unta, Sapi, Kambing lebih baik berqurban dengan hewan tersebut.

3/ Urutan Hewan yang paling Afdhol untuk Berqurban, yaitu :
a/ Unta untuk sendiri
b/ Sapi untuk sendiri
c/ Kambing

4/ Hukum yang berkaitan dengan Orang Yang Hendak Berqurban
Ketika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan menyembelih, maka dilarang untuk memotong rambut, memotong kutu, mengambil kulit. Kalaupun ada udzur syar’i dan tanpa ada unsur kesengajaan maka tidak mengapa. 

Lalu bagaimana jika tidak tau tentang larangan tersebut dan kita melakukannya misalnya memotong kuku ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah, maka bertaubat kepada Allah dan tetap melaksanakan qurbannya.

5/ Tentang Daging Hewan Qurban
Didalam hadits disebutkan bahwa hewan qurban 1/3 untuk dimakan, 1/3 untuk disimpan dan 1/3 untuk dibagikan. Adapun semuanya untuk dibagikan juga boleh dan ini memiliki keutamaan.

Karena waktunya yang sangat terbatas, maka beliaupun mencukupkan kajian.

Lalu ada beberapa pertanyaan di akhir kajian.
-          Bapak Hanung Prihantoro ( Manajer Produk Beam )
Pertanyaannya
1/ …………….. (afwan, ana lupa pertanyaannya)
2/ …………….. (afwan, ana lupa pertanyaannya)
3/ Kita berqurban dan bolehkah meminta daging qurban dengan menyebutkan bagian yang kita inginkan, misalnya saya minta kakinya 1? Jawab ustadz, Boleh.

-          Bapak Leonard ( Supervisor Produk Pile )
Pertanyaanya : Bolehkah kita Berqurban sedangkan kita belum di Aqiqahi oleh orang tua?

Jawaban beliau (al-Ustadz Abul Hasan), Ini pertanyaan yang sering muncul dan dalam perkara ini terjadi khilaf diantara para ulama. Sebelum menjawab tentang qurban tadi, Sekarang apa sih yang dimaksud dengan Aqiqah?? Dan kewajiban siapa aqiqah tersebut?? Aqiqah dilakukan ketika bayi berumur 7 hari yaitu memberinya nama, mencukur rambutnya dan menyembelih kambing dan aqiqah ini kewajiban orang tua , apabila sekarang kita belum di aqiqahi oleh orang tua dan ketika kita dewasa punya uang, maka kita boleh untuk mengaqiqahi diri kita sendiri.

Kembali ke pertanyaan tadi, Yang Rojihnya insyaAllah, boleh berqurban walaupun kita belum aqiqah dan kalau bertepatan seperti bulan qurban ini, kita punya uang tapi bingung untuk berqurban atau aqiqah, maka lebih baik untuk berqurban dan aqiqahnya lain waktu ketika kita punya uang. Wallahu a’lam.

Alhamdulillah kajian telah selesai dan berjalan dengan lancar lalu Kamipun shalat Maghrib berjmaah. Setelah shalat maghrib, ustadz shalat sunnah 2 rakaat dan ketika ustadz hendak keluar masjid, ada seorang karyawan yang bertanya ke ustadz tentang permasalahan agama dan saya sudah menunggu di teras masjid untuk mengantar beliau ke tempat parkir.

Ternyata, diteras masjid sudah berkumpul sekitar 8 karyawan yang ingin menanyakan tentang permasalahan agama kepada ustadz seperti Bapak Tata Hidayat ( karena beliau akan berangkat haji ). Lalu ustadz keluar dari masjid dan menghampiri kami di teras masjid. Lalu muncul berbagai pertanyaan agama seputar Haji, Qurban, Aqiqah dan permasalahan yang lainnya. Ustadz juga cerita kalo orang Indonesia itu, di negeri yaman sangat di segani karena terkenal paling punya adab dan sopan santun. Beliaupun berkata (secara makna ) Orang paling Nakalnya di Indonesia, kalo di yaman maka akan terlihat orang yang paling kalemnya. Karena orang yaman sana keras-keras, apalagi orang amerika, itu secara umumnya. Pengalaman kami ketika belajar di yaman, ketika di Tanya dari mana anda? Indonesia, maka kami langsung di istimewakan, langsung disembelihkan kambing, semua makanan langsung dihidangkan… (kamipun sambil tertawa kecil mendengar cerita ustadz, kalo disini paling nakal, ternyata kalo di yaman jadi yang paling kalem…)

Tak terasa sudah 30 menit lebih kami berdiskusi di teras masjid, suasana yang begitu hangat diantara kami..lalu ustadz pamitan dan bersalaman dengan karyawan, lalu saya mengantar beliau ke tempat parkir dan beliaupun pulang….

“Semoga bisa diambil faedahnya, sebenarnya masih banyak yang belum tercatat karena keterbatasan saya pribadi, semoga kedepannya bisa lebih baik “

"Catatan ini secara makna dengan gaya bahasa saya sendiri, jadi bukan translate yang sama persis dengan apa yang ustadz katakan"

Maktabah al-Karawanjy
Menebar Hidayah di Jalan Sunnah




Rabu, 25 September 2013

Muhadharah Cikarang, Ahad 29 September 2013 ( al-Ustadz Khotib Muwahhid )

Bismillah...
Dengan mengharap Ridho Allah subhanahu wa ta'ala

Hadirilah...
Muhadharah di Cikarang

Tema : Indahnya Persaudaraan (Ni'matul Ukhuwah)

Pemateri : al-Ustadz Khotib Muwahhid ( Alumni Darul Hadits Dammaj - Yaman )

Tempat : Masjid al-Munawwar , Pasir Limus - Cikarang

Waktu : Ahad, 29 September 2013

Jam : 09.30 -  selesai

Informasi : 0857 1765 2496 ( Abu Adzkiya ), 0815 1371 7779 ( Abu Rizky ), 0858 1057 3132 ( Abu Fadhillah )

InsyaAllah LIVE STREAMING oleh Radio Internasional Almuwahhidiin (www.almuwahhidiin.com)

Sebarkan...
Baarakallahufiikum





Senin, 16 September 2013

Tiga Perangai Kebaikan

oleh : Al-Ustadz Abul Fadhilah Abdul Qodir Al-Bughisiy –hafizhahullah-
[Pengasuh Ponpes Al-Ihsan Gowa, Sulsel]

Orang-orang pilihan akan senantiasa mendapatkan taufiq dari Allah -Azza wa Jalla-  untuk menapaki jalan-jalan kebaikan. Ia senantiasa mendapatkan bimbingan dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hamba yang akan berusaha sekuat tenaga meraih kebaikan yang telah disiapkan oleh Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.

Jika anda ingin mengetahui suatu kebaikan pada diri seorang hamba, maka lihatlah pada perangai dirinya!! Adakah perangai kebaikan yang menghiasi dirinya?!

Inilah yang pernah dikatakan seorang ulama tabi’in di zamannya, Muhammad bin Ka’ab Al-Qurozhiy -rahimahullah-,
إذا أراد الله تعالى بعبد خيرا جعل فيه ثلاث خلال فقه في الدين وزهادة في الدنيا وبصرا بعيوبه
“Jika Allah -Ta’ala- menginginkan kebaikan kebaikan pada diri seorang hamba, maka Allah jadikan (letakkan) pada dirinya Tiga perangai : paham tentang agama, zuhud terhadap dunia dan melihat (memperhatikan) aib-aibnya”. [HR. Abu Nu'aim dalam Hilyah Al-Awliya' (3/213), Ibnul Mubarok dalam Az-Zuhd (no. 282), Al-Baihaqiy dalam Syu'abul Iman (10535), Ibnusy Syajariy dalam Al-Amali Asy-Syajariyyah *(hal. 43), Ibnul Jawziy dalam Shifah Ash-Shofwah (2/132) dan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (9/258)]
Inilah tiga sifat dan perangai pada diri seorang sebagai tanda kebaikan yang ada pada dirinya. Ia merupakan anugrah ilahi yang tiada taranya. Tiga hal ini adalah penghimpun kebaikan dunia dan akhirat.

Kita lihat perkara pertama yang beliau sebutkan, yaitu perkara pentingnya ilmu dan pemahaman seorang hamba tentang agamanya. Ilmu bagaikan pelita yang akan membimbing seseorang kepada jalan yang benar, lurus, dan singkat, tanpa berkelak-kelok lagi membahayakan!!

Seorang yang jahil tentang agama, laksana orang yang buta, tak punya arah yang jelas. Ia akan bingung dalam arah yang ia akan tuju, ia hanya meraba dan mengira-ngira saja. Terkadang ia memegang ular yang ia sangka tongkat atau kayu bakar. Tapi ternyata ia mengambil sesuatu yang membahayakan dirinya.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ  [الرعد : 19]
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”. (QS. Ar-Ro’d : 19)
Jawabnya, tentu tak sama!!! sebab orang yang berilmu memiliki cahaya dan arah yang jelas.
Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jawziyyah -rahimahullah- berkata saat menjelaskan sisi kedua belas keutamaan ilmu agama dan pemiliknya,
أنه سبحانه جعل اهل الجهل بمنزلة العميان الذين لا يبصرون…فما ثم الا عالم او اعمى وقد وصف سبحانه اهل الجهل بأنهم صم بكم عمي في غير موضع من كتابه
“Allah –Subhanahu- menjadikan orang yang jahil seperti keadaan orang buta yang tidak bisa melihat… Jadi, disana tak ada, selain orang yang berilmu atau orang buta. Sungguh Allah –Subhanahu- telah menyifati orang yang jahil bahwa mereka itu tuli, bisu dan buta dalam beberapa tempat dalam Kitab-Nya”. [Lihat Miftah Dar As-Sa'adah (1/49), cet. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah]

Orang yang tak mau berusaha mempelajari dan mendalami ilmu yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah ibarat orang buta. Sebab, terkadang orang yang seperti ini dengan kejahilannya, ia bagaikan orang buta yang tak dapat melihat sesuatu yang terang dan jelas di depannya. Malasnya ia mempelajari ilmu agama membuat ia luput merasakan manisnya kebenaran Al-Qur’an dan Sunnah!! Padahal semua itu telah ada di sekitarnya!!!

Ibnu Asyur Al-Malikiy -rahimahullah- berkata,
“Nama “buta” dipinjam bagi orang yang tak mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah kebenaran. Karena, ilmunya tentang sesuatu yang tampak lagi jelas adalah tertiadakan, sehingga ia pun menyerupai orang buta”. [Lihat At-Tahrir wa At-Tanwir (13/123)]

Ia malas dan lemas mendatangi majelis-majelis ilmu yang diajarkan padanya kebaikan dunia dan akhiratnya. Orang semodel ini hanya senang gaya hidup santai, bersenang-senang, bahkan bermaksiat. Jika diajak ke majelis ilmu, maka ia malas dan enggan seperti enggannya kambing berjalan. Namun jika diajak berwisata ke Bali atau luar negeri, maka ia adalah orang yang paling girang dan gesit dalam hal itu[1]. Buta, sungguh buta orang jahil ini!!

Menghabiskan uang ke Bali amat mudah dan ringan baginya dibanding berinfak dan bersedekah di jalan Allah. Orang yang tak berilmu akan sering melakukan perbuatan yang ia sangka kebaikan, ternyata keburukan. Sebaliknya, ia kira kebaikan itu adalah keburukan, sehingga ia pun meninggalkan banyak kebaikan!!!

Disinilah akan tampak bagi anda pentingnya ilmu agama, sebab ia adalah pelita yang menerangi dan menjelaskan bagi manusia antara jalan yang baik dan jalan yang buruk.

Para pembaca yang budiman, tanda lain yang dapat kita lihat pada diri seorang hamba berupa kebaikan, yaitu sifat zuhud terhadap dunia, sebuah sifat yang akan mengantarkan manusia pada kemuliaan di hadapan Allah dan para hamba-Nya.

Jika kita menilik arti kata “zuhud”, maka ia bermakna meninggalkan sesuatu. Adapun “zuhud” dalam agama kita adalah seorang hamba meninggalkan sesuatu diantara urusan dunia yang tidak memberikan manfaat di akhirat kelak. [Lihat Majmu' Fatawa (14/458) dan Idah Ash-Shobirin (hal. 265)]

Seorang yang zuhud akan meninggalkan segala bentuk ucapan dan perbuatan maksiat. Semua itu tidaklah mendatangkan manfaat, bahkan kerusakan dan kerugian. Demikian pula seorang yang zuhud akan meninggalkan sesuatu yang melalaikannya dari akhirat. Misalnya, di saat ia mendengarkan seruan adzan, maka ia segera mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat bersama jama’ah kaum musimin. Perdagangan dan pekerjaan serta segala sesuatu yang menyibukkannya, ia tinggalkan demi menjalankan ibadah sholat.

Seorang yang zuhud jika memiliki sesuatu diantara barang-barang dunia yang ia perkirakan akan melalaikannya dari kewajiban dan kebaikan, maka ia segera meninggalkannya dan menginfakkannya di jalan Allah.

Namun jangan dipahami bahwa “zuhud” itu memerintahkan seseorang membuang dunia dengan segala kelezatannya. Sama sekali ini bukanlah zuhud yang diperintahkan dalam Islam!!! Ini adalah “zuhud bid’ah” yang dicetuskan oleh kaum sufi yang mengharamkan kenikmatan dunia yang Allah telah halalkan bagi para hambanya. Itu bukanlah zuhud, bahkan kejahilan dan kesesatan!!

Seorang yang zuhud tetaplah diperintahkan mencari dunia yang mendatangkan manfaat baginya di akhirat. Adapun sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat di akhirat, maka ia tinggalkan dan beralih kepada perkara dunia yang menghasilkan kebaikan dan pahala di akhirat.

Oleh karena itu, manusia-manusia yang paling zuhud di dunia, semisal Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan para sahabatnya, mereka tetap mencari dunia dan bekerja di pasar, kebun dan lainnya. Zuhud tidaklah mengharamkan dunia secara mutlak dan total!!

Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Al-Harroniy Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- berkata,
وَ ” الزُّهْدُ ” النَّافِعُ الْمَشْرُوعُ الَّذِي يُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ هُوَ الزُّهْدُ فِيمَا لَا يَنْفَعُ فِي الْآخِرَةِ فَأَمَّا مَا يَنْفَعُ فِي الْآخِرَةِ وَمَا يُسْتَعَانُ بِهِ عَلَى ذَلِكَ فَالزُّهْدُ فِيهِ زُهْدٌ فِي نَوْعٍ مِنْ عِبَادَةِ اللَّهِ وَطَاعَتِهِ وَالزُّهْدُ إنَّمَا يُرَادُ لِأَنَّهُ زُهْدٌ فِيمَا يَضُرُّ أَوْ زُهْدٌ فِيمَا لَا يَنْفَعُ فَأَمَّا الزُّهْدُ فِي النَّافِعِ فَجَهْلٌ وَضَلَالٌ
Zuhud yang bermanfaat lagi disyariatkan adalah zuhud yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu zuhud dalam perkara yang tak memberi manfaat di akhirat. Adapun yang memberikan manfaat di akhirat dan sesuatu yang dijadikan pembantu atas hal itu, maka zuhud terhadapnya adalah zuhud terhadap satu jenis diantara ibadah dan ketaatan kepada Allah[2]. Zuhud hanyalah diinginkan, karena ia adalah kezuhudan terhadap perkara yang memberi madhorot (bahaya dan kerugian) ataukah kezuhudan terhadap perkara yang tidak mendatangkan manfaat. Adapun kezuhudan terhadap perkara yang bermanfaat, maka ini adalah kejahilan dan kesesatan”. [Lihat Majmu' Fatawa (10/511]

Sesuatu yang bermanfaat dari urusan dunia, akan dijadikan sarana oleh orang zuhud dalam meraih banyak kebaikan dan pahala di akhirat[3]. Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِز
“Bersemangatlah atas sesuatu yang memberikanmu manfaat, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 2644) dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (no. 79)]

Seorang yang meninggalkan dunia tidaklah mendapatkan pujian di sisi Allah dengan sekedar ia meninggalkannya. Demikian pula senang kepada dunia tidaklah dicela begitu saja. Seseorang hanyalah mendapatkan pujian jika ia melakukan semua itu karena menginginkan kebaikan dari Allah dan negeri akhirat!! Sebaliknya, ia akan dicela jika ia mencintai dunia, di saat dunia menjadi penghalang baginya dari mencintai negeri akhirat!!!

Al-Imam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata,
فَثَبَتَ أَنَّ مُجَرَّدَ الزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا لَا حَمْدَ فِيهِ كَمَا لَا حَمْدَ عَلَى الرَّغْبَةِ فِيهَا وَإِنَّمَا الْحَمْدُ عَلَى إرَادَةِ اللَّهِ وَالدَّارِ الْآخِرَةِ وَالذَّمُّ عَلَى إرَادَةِ الدُّنْيَا الْمَانِعَةِ مِنْ إرَادَةِ ذَلِكَ
“Jadi, tetaplah (nyatalah) bahwa sekedar zuhud terhadap dunia, tidaklah ada pujian padanya sebagaimana halnya tak ada pujian atas kecintaan kepada dunia. Hanyalah pujian itu ada (dalam hal itu) karena menginginkan Allah dan negeri akhirat; dan celaan ada (dalam hal itu) karena menginginkan dunia yang menjadi penghalang dari menginginkan hal tersebut (yakni, Allah dan negeri akhirat)”. [Lihat Majmu' Fatawa (20/146)]

Inilah zuhud yang lurus dan benar sesuai dengan petunjuk dan cahaya wahyu. Adapun zuhud kaum sufi, maka ia adalah bid’ah dan penyimpangan yang tak pernah diajarkan oleh para nabi dan rasul, bahkan ia merupakan pelanggaran terhadap syariat Allah!! Sebab, dengan zuhud –menurut mereka-, seorang hamba harus perlahan-lahan meninggalkan dunia dan mengharamkannya atas dirinya. Padahal Allah berfirman,
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (32) قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ  [الأعراف : 32 ، 33]
“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-A’raaf : 32-33) 

Para pembaca yang budiman, perkara terakhir diantara tanda kebaikan pada diri seorang hamba adalah seorang hamba selalu menyadari dan melihat segala aib dan kekurangan dirinya, sehingga ia pun sibuk mengurusi dirinya. Ia tak pernah memperhatikan aib orang lain, sebab ia sadar bahwa hal seperti itu akan menyibukkannya dari segala macam kebaikan, lalu membuatnya lalai dari membenahi diri sendiri[4].


Catatan kaki :
[1] Fenomena banyaknya kaum muslimin yang melancong dan rekreasi ke Bali merupakan perkara yang amat menyedihkan kita. Mereka mendatangi tempat-tempat maksiat, bahkan tempat-tempat praktik kemusyrikan dengan dalih “wisata”. Padahal agama melarang kita dari mendatangi tempat-tempat kemusyrikan dan kekafiran.

[2] Maksud beliau bahwa jika zuhud terhadap sesuatu yang bermanfaat di akhirat, maka artinya zuhud terhadap ibadah dan ketaatan dan jelas ini adalah zuhud yang tercela. Disini beliau mau menjelaskan zuhud yang tercela dengan ucapan itu.

[3] Ia gunakan berinfak dan bersedekah atau ia gunakan dalam melaksanakan suatu ibadah, seperti sholat, haji, zakat, berjihad, membantu kaum miskin, menafkahi anak-istri dan masih banyak lagi jalan-jalan kebaikan.

[4] Ini bukan berarti bahwa seseorang tak boleh mengetahui penyimpangan dan kesesatan suatu kaum yang menjadi aib bagi mereka. Boleh saja demi amar ma’ruf dan nahi munkar!! Bahkan boleh jadi wajib hukumnya!!!

Tulisan ini selesai pada Hari Jumat, 6 Dzul Qo’dah 1434 H di rumah kami, Gowa. Semoga Allah memberkahinya dan penghuninya.

sumber : http://pesantren-alihsan.com/