Tampilkan postingan dengan label Download Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Download Kajian. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Maret 2012

Download Kajian Ushulus Sittah (Al-Ustadz Abdurrahman Lombok)

Berikut adalah kajian bersama Al Ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahullahu ta'ala membahas kitab Ushulus Sittah ( Enam Landasan Pokok )

Khutbah Jum'at
Tauziah Ustadz Khatib, Ustadz Abdurrahman Lombok, Ustadz Abdullah Kunto

Download 1
Download 2
Download 3
Download 4
Download 5
Download 6
Download 7
Download 8
Download 9
Download 10
Download 11

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Rabu, 29 Februari 2012

Download Kajian Pola Pikir Khawarij Sururi ( Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizhahullahu ta'ala )

Silahkan untuk Mendownload Kajian Ahlussunnah
Tema Pola Pikir Khawarij Sururi
Pemateri Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizhahullahu ta'ala

Download 1
Download 2
Download 3

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Jumat, 24 Februari 2012

Download Kajian Menafkahi Keluarga (Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullahu ta'ala)

Salah satu tugas dan kewajiban seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anaknya. Hal itu sudah ditegaskan oleh Al-Quran Al-Karim dan juga sunnah nabawiyah

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa : 34) ...

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. (?QS. Al-Baqarah : 233).

Begitu juga kita dapati dalam nash hadits kewajiban bagi suami untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Dari Hakim bin Muawiyah al-Qusyairi dari ayahnya berkata,"Ya Rasulullah, apakah hak istri dari suaminya ?". Beliau bersabda,"Memberi makan bila kamu makan, memberi pakaian bila kamu berpakaian. Tidak boleh memukul wajah, menjelekkan atau mengasingkannya kecuali di dalam rumah". (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai).

Dari dalil-dalil di atas kita bisa simpulkan bahwa kewajiban memberi nafkah kepada istri adalah merupakan kewajiban agama. Hal itu sudah dikuatkan oleh dalil Al-Quran Al-Karim dan Sunnah Nabawiyah. Sehingga tidak ada alasan bagi suami untuk mangkir dari kewajibannya. Bahkan meski istrinya itu kaya raya dan punya penghasilan sendiri. Secara dasar hukum, kewajiban suami tidak pernah gugur. Kecuali hanya bila ada kerelaan dari istri untuk tidak diberi nafkah bahkan bila dia rela untuk menafkahi suaminya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Tema Menafkahi Keluarga
Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullahu ta'ala




Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Tuntunan Pernikahan Sesuai Sunnah (Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullahu ta'ala)

Proses Syar'i Sebuah Pernikahan
1/ Mengenal Calon Pasangan Hidup

Proses mencari jodoh dalam Islam bukanlah “membeli kucing dalam karung” sebagaimana sering dituduhkan. Namun justru diliputi oleh perkara yang penuh adab. Bukan “coba dulu baru beli” kemudian “habis manis sepah dibuang”, sebagaimana jamaknya pacaran kawula muda di masa sekarang.


Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tatacara ataupun proses sebuah pernikahan yang berlandaskan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih. Berikut ini kami bawakan perinciannya:


Sebelum seorang lelaki memutuskan untuk menikahi seorang wanita, tentunya ia harus mengenal terlebih dahulu siapa wanita yang hendak dinikahinya, begitu pula sebaliknya si wanita tahu siapa lelaki yang berhasrat menikahinya. Tentunya proses kenal-mengenal ini tidak seperti yang dijalani orang-orang yang tidak paham agama, sehingga mereka menghalalkan pacaran atau pertunangan dalam rangka penjajakan calon pasangan hidup, kata mereka. Pacaran dan pertunangan haram hukumnya tanpa kita sangsikan.


Adapun mengenali calon pasangan hidup di sini maksudnya adalah mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya, agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa ditempuh dengan mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang mengenali si lelaki/si wanita.

2/ Nazhar (Melihat Calon Pasangan Hidup)
Seorang wanita pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghibahkan dirinya. Si wanita berkata:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ، جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِي. فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَصَعَّدَ النَّظَرَ فِيْهَا وَصَوَّبَهُ، ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رًأْسَهُ


“Wahai Rasulullah! Aku datang untuk menghibahkan diriku kepadamu.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun melihat ke arah wanita tersebut. Beliau mengangkat dan menurunkan pandangannya kepada si wanita. Kemudian beliau menundukkan kepalanya. (HR. Al-Bukhari no. 5087 dan Muslim no. 3472)


Hadits ini menunjukkan bila seorang lelaki ingin menikahi seorang wanita maka dituntunkan baginya untuk terlebih dahulu melihat calonnya tersebut dan mengamatinya. (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/215-216)


Oleh karena itu, ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menasihatinya:
انْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ الْأَنْصَارِ شَيْئًا، يَعْنِي الصِّغَرَ


“Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang Anshar ada sesuatu.” Yang beliau maksudkan adalah mata mereka kecil. (HR. Muslim no. 3470 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

3/ Khithbah (Peminangan)
Seorang lelaki yang telah berketetapan hati untuk menikahi seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada walinya.


Apabila seorang lelaki mengetahui wanita yang hendak dipinangnya telah terlebih dahulu dipinang oleh lelaki lain dan pinangan itu diterima, maka haram baginya meminang wanita tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
لاَ يَخْطُبُ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ حَتَّى يَنْكِحَ أَوْ يَتْرُكَ


“Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya).” (HR. Al-Bukhari no. 5144)

4/ Akad Nikah
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.


Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “Saya nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Riyadhus Shalihin.”


Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “Saya terima nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Riyadhus Shalihin.”

5/ Walimatul ‘Urs
Melangsungkan walimah ‘urs hukumnya sunnah menurut sebagian besar ahlul ilmi, menyelisihi pendapat sebagian mereka yang mengatakan wajib, karena adanya perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf radhiyallahu 'anhu ketika mengabarkan kepada beliau bahwa dirinya telah menikah:
أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ


“Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya menyembelih seekor kambing.” (HR. Al-Bukhari no. 5167 dan Muslim no. 3475)

Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Tema Tuntunan Pernikahan Sesuai Sunnah
Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullahu ta'ala



Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum


Senin, 20 Februari 2012

Download Kajian Tata Cara Shalat Sesuai Sunnah (Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed)

Benar, apa yang tersisa jika sholat ditinggalkan, sebuah kewajiban yang Alloh wajibkan bagi kita. Bahkan merupakan kewajiban yang menjadi pondasi agama kita. Sebagaimana firman Alloh :

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya mereka menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat “(Qs. Al Baiyyinah : 5)

dalam sebuah hadist dari ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam mengutus Muadz bin Jabal Radiyallahu ‘anhu ke negeri yaman, beliau bersabda kepadanya : “Dakwahkanlah kepada mereka (syahadat) persaksian bahwasanya tidak ada ilah yang hak kecuali Alloh, dan saya utusan Alloh, jika mereka mentaati yang demikian itu maka ajarkanlah kepada mereka bahwasannya Alloh mewajibkan atas mereka sholat lima waktu sehari dalam semalam… “ (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwasanya Beliau bersabda ” Islam dibangun atas lima perkara : Syahadat (persaksian) tidak ada Ilah yang haq selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, menunaikan zakat, haji dan shoum ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah wahai saudaraku Alloh telah telah mewajibkan kita sholat lima waktu sehari semalam, bahkan merupakan kewajiban yang dibangun agama islam ini. lalu apa yang tersisa dari agama kita, kalau kita meninggalkan sholat. Tidak ada yang tersisa wahai saudaraku …. Berkata Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahulloh : “Orang yang meninggalkan sholat secara sengaja kafir dengan kekafiran yang besar menurut pendapat yang benar dari kalangan ulama jika dia ,menyakini kewajibannya, maka jika dia mengingkari kewajibannya maka dia kafir menurut seluruh ahlu ilmi ” (fatawa Syaikh Ibnu Baaz, fi Kitab Sholat Ibnu Baaz)

adapun dalil yang menunjukan kufurnya orang yang meninggalkan sholat adalah firman Alloh :

وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ المُشْرِكِينَ

“Serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang_orang yang mempersekutukan Alloh ” (QS. Ar-Rum : 31)

Berkata Al-Mawarzi rahimahulloh : ” Maka jelaslah bahwa alamat dari orang musyrik adalah meninggalkan sholat “ (Ta’dziimul Qadri as – Sholat, al Mawarzi, jilid 2 hal : 1005-1006)

Alloh Ta’ala berfirman dalam ayat lain:

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ

” Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama “ (QS At-Taubah : 11)

Berkata Ibnul Qayyim : ” Dikaitkan persaudaraan mereka sesama orang beriman dengan perbuatan sholat. Jika kalian tidak mendirikan sholat maka bukanlah kalian bersaudara sesama orang beriman. Bukan persaudaraan sesama orang beriman. berdasarkan firman Allah” :

إِنَّمَا المُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah ber saudara” (QS. Al-Hujuurat : 11) . ( Kitab Sholat wa Hukmu Tarkiha Ibnul Qoyyim : 18)

Adapun dalil dari As-Sunnah sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdulloh Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda ” Sesungguhnya antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat” (HR. Muslim)

Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Berilmu Sebelum Beramal

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum



Kamis, 16 Februari 2012

Download Kajian Kitab Kasyfus Syubhat (Al-Ustadz Luqman Ba'abduh)

Barangkali di antara kita ada yang pernah melontarkan ucapan: “Kenapa sih kita membicarakan permasalahan tauhid terus? Apa tidak ada tema lain yang lebih menarik?” Bagi orang yang belum paham, bisa dimaklumi bila ia mengeluarkan kalimat seperti itu. Namun sangat tidak pantas bila kalimat tersebut muncul dari orang yang telah memahami pentingnya tauhid bagi seorang muslim, yang menunjukkan bahwa ia meremehkan permasalahan yang sangat dijunjung tinggi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan para nabi ini.

Telah dimaklumi bahwa poros dakwah para nabi dan rasul, serta sebab mereka diutus adalah untuk tauhidullah (mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala). Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam banyak firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ

“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelummu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang benar melainkan-Ku, maka beribadahlah kalian kepada-Ku.” (Al-Anbiya`: 25)

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dan dia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah dan tidak ada sesembahan bagi kalian selain-Nya’.” (Al-A’raf: 59)

وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُوْدًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

“Dan kepada kaum ‘Ad Kami mengutus saudara mereka Hud dan dia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah dan kalian tidak memiliki sesembahan selain-Nya’.” (Al-A’raf: 65)

وَإِلَى ثَمُوْدَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

“Dan kepada Tsamud kami mengutus saudara mereka Shalih dan dia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, dan kalian tidak memiliki sesembahan selain-Nya’.” (Al-A’raf: 73)

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

“Dan kepada Madyan Kami utus saudara mereka Syu’aib dan dia berkata: ‘Hai kaumku sembahlah Allah, dan kalian tidak memiliki sesembahan selain-Nya’.” (Al-A’raf: 85)
Karena permasalahan tauhid pula Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan kitab-kitab, dan karenanya pula manusia diciptakan.

وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah yang Esa dan tidak ada sesembahan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” (At-Taubah: 31)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
Dari sini kita mengetahui bahwa:
1. Tauhid merupakan kewajiban yang pertama dan paling utama untuk diilmui dan didakwahkan. Ia juga merupakan tugas yang paling besar, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

“Maka berilmulah kamu tentang Laailahaillallah.” (Muhammad: 19)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ

“Dan sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul agar mereka (memerintahkan): ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thagut’.” (An-Nahl: 36)

Silahkan Untuk Mendownload Kajian Ahlussunnah
Tema Kasyfus Syubhat
Pemateri Al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullahu ta'ala

Kasyfus Syubhat 1
Kasyfus Syubhat 2
Kasyfus Syubhat 3
Kasyfus Syubhat 4
Kasyfus Syubhat 5
Kasyfus Syubhat 6
Kasyfus Syubhat 7
Kasyfus Syubhat 8
Kasyfus Syubhat 9
Kasyfus Syubhat 10
Kasyfus Syubhat 11
Kasyfus Syubhat 12
Kasyfus Syubhat 13
Kasyfus Syubhat 14
Kasyfus Syubhat 15
Kasyfus Syubhat 16
Kasyfus Syubhat 17
Kasyfus Syubhat 18
Kasyfus Syubhat 19
Kasyfus Syubhat 20
Kasyfus Syubhat 21


Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Inilah Dakwah Ahlussunnah (Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain)

Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang mengajak untuk berpegang kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana yang diimani, dipahami, dan diterapkan oleh para Salafush Shalih. Para juru dakwah/da’i Dakwah Salafiyyah mengambil ilmu dari para ‘ulama Dakwah Salafiyyah pada setiap zaman. Mereka berguru kepada para ‘ulama rabbani Setiap dakwah yang tidak tegak di atas prinsip ini maka itu adalah dakwah yang menyimpang dari jalan yang benar dan lurus.

Apa itu as-Salafiyyah?

Sebagian pihak memaknakan salafiyyah adalah nisbah kepada salaf yang maknanya adalah terdahulu. Yang berarti nisbah kepada zaman yang terdahulu, atau tempo dulu, atau tradisional. Sehingga sering dijumpai pesantren salafiyyah artinya pesantren yang masih menerapkan cara pengajaran tradisional. Lawannya adalah pesantren modern. Ini adalah pengertian salafiyyah yang salah kaprah.

Apa makna yang benar?

Berikut kita tinjau bagaimana penjelasan para ‘ulama dalam hal ini. Dalam kamus “Lisanul ‘Arab” dijelaskan sebagai berikut :
“Salaf adalah orang-orang yang mendahuluimu, baik ayah dan kakek-kakekmu ataupun karib kerabat yang mereka itu di atasmu dalam umur dan keutamaan.” (lihat Lisanul ‘Arab karya Ibnu Manzhur IX/158)
Dalam salah satu hadits, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda kepada Fathimah Az-Zahra putri beliau:

“Sesungguhnya sebaik-baik salaf (pendahulu) adalah aku untukmu.” (HR. Muslim).
Itulah makna kata Salaf secara pengertian bahasa (etimologi). Adapun secara terminology (istilah), makna Salaf adalah sebagaimana diterangkan oleh para ‘ulama berikut :
Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah, karya Asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al ‘Aqil, I/55).

Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Tema Inilah Dakwah Ahlussunnah
Pemateri Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain hafizhahullahu ta'ala

Makna Ahlussunnah Wal Jamaah

Perbedaan Ahlussunnah Dengan Kelompok Lainnya

Mengapa Harus Ahlussunnah

Semua Perkara Bersumber Dari Al-Qur'an dan Hadits

Mengikuti Generasi terbaik Umat Islam

Ahlussunnah Berhujjah Dengan Kitabullah dan Sunnah

Ahlussunnah Menyeru Persatuan dan Melarang Perpecahan

Ahlussunnah Menyeru Untuk Mencontoh Rasulullah

Ahlussunnah Berterus Terang Dalam Menyampaikan Kebenaran

Ahlussunnah Tegak Dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Asas (Pondasi) Dakwah Ahlussunnah

Ulama Adalah Pewaris Nabi

Memulai Dari Hal Yang Paling Penting

Dakwah Ahlussunnah Adalah Dakwah Pertengahan

Karakteristik Dakwah Ahlussunnah

Sesi Tanya Jawab

Jalan Menuju Kemuliaan

Tanya Jawab Masalah Kontemporer

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Selasa, 14 Februari 2012

Download Kajian Membongkar Ajaran Syiah ( Asatidzah Ahlussunnah )

Al Imam Ahmad bin Yunus tberkata :“Sesungguhnya kami tidak mau memakan sembelihan seorang Syi’ah Rafidhah, karena kami menganggap mereka telah murtad (kafir)” [Lihat As Sunnah karya Al Khallal, 1/499].

Al-Ustadz Luqman Ba’abduh hafizhahullahu ta’ala
Satu Lagi Tentang Kesesatan agama Syiah
Download 1
Download 2

Al-Ustadz Usamah Mahri hafizhahullahu ta’ala
Pandangan Agama Islam tentang Syiah
Download 1
Download 2

Bahaya Syiah Rafidhah
Download 1
Download 2

Darah Hitam Syiah Imamiah
Al-Ustadz Jafar Shalih hafizhahullahu ta’ala  Download

Al-Ustadz Abdullah Syahroni hafizhahullahu ta’ala  Download


Al-Ustadz Ayyub hafizhahullahu ta’ala
Siapakah Ahlul Bait
Download 1
Download 2

Al-Ustadz Abul Mundzir Dzul akmal hafizhahullahu ta’ala
Persamaan Syiah, Yahudi, Nashoro
Download 1
Download 2


Al-Ustadz ‘Amr bin Suroip hafizhahullahu ta’ala
Ahlul Bait dan Syiah
Download


Al-Ustadz Muhammad Yahya hafizhahullahu ta’ala
Mungkinkah Syiah dan Sunni Bersatu
Download 1
Download 2


Al-Ustadz Khidir hafizhahullahu ta’ala
Pokok-pokok Firqoh Sesat
Download 1
Download 2


Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullahu ta’ala
Apakah Syiah Mahdzab Ke 5??
Download

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Sabtu, 11 Februari 2012

Download Kajian Dakwah Ahlussunnah, Dakwah Penuh Hikmah (Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed)

Syaikh Fadhl Ilahi

Termasuk salah satu perkara yang memperjelas pentingnya seorang muslim berhias dengan kelemahlembutan dalam dakwah dan pengajaran adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menghardik seseorang yang memukul orang yang makan dari kebunnya tanpa ijinnya dan mengambil bajunya, sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada orang itu untuk memberi makan orang yang lapar dan mengajari orang yang tidak tahu, serta memerintahkan dia (si pemilik kebun-pen.) untuk mengembalikan baju itu kepadanya (orang yang mengambil-pen).


Al Imam Ibnu Majah telah meriwayatkan dari ‘Abbad bin Syarohil (seseorang dari bani Ghubar) Radhiallahu‘anhu, dia bercerita :


“Kami ditimpa masa paceklik [1], kemudian aku mendatangi Al-Madinah. Lalu aku mendatangi satu kebun dari kebun-kebun Madinah. Akupun kemudian mengambil setangkai (buah), kemudian aku mengeluarkan biji-bijian yang ada di dalamnya. Lalu aku memakannya dan menyimpannya di dalam bajuku. Kemudian datang pemilik kebun itu, lalu dia memukulku dan mengambil bajuku. Maka aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau berkata kepada si pemilik kebun itu, “Apakah engkau sudah memberinya makan ketika dia lapar? Dan apakah engkau sudah mengajarinya ketika dia tidak tahu ?”


Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar pemilik kebun itu mengembalikan pakaian kepadanya dan memberinya satu atau setengah wasaq [2] makanan. [Sunan Ibnu Majah, Kitab At-Tijarot, Bab Man Marro ‘ala Masyiyah Qoum Au Haith, Hal Yushibu minhu ? Nomor hadits 2319, 2/35 (dicetak dengan tahqiq Doktor Al-A’zhomi). Dan Asy-Syaikh Al-Albani berkata tentangnya : “Shahih.”Shahih Sunan Ibnu Majah, No. Hadits 1861, 2/31.]


Maka lihatlah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia tidak hanya berwasiat kepada orang yang memukul itu untuk memberi makan orang yang lapar, mengajari orang yang tidak tahu, dan mengembalikan pakaiannya, bahkan beliau memerintahkan juga untuk memberi 60 sho’ atau 30 sho’ makanan kepada orang yang dipukul. Sesungguhnya beliau benar-benar diutus sebagai rahmat bagi semesta alam. Beliau sangat kasih dan sayang kepada kaum mukminin.


[Dinukil dari buku Lemah Lembut dalam Dakwah, karya Dr. Fadhl Ilahi. Penerbit Pustaka Al Haura Hal: 42-43]


__________
Footnote
[1] Yaitu Kelaparan dan Paceklik
[2] Al Wasaq dengan fathah = 60 sho’. Lihat An-Nihayah Fi Ghorib Al-Hadits wa Al- Atsar, materi wasaq 5/185.



Silahkan untuk mendownload Kajian Ahlussunnah
Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullahu ta’ala
Dakwah Ahlussunnah,Dakwah Hikmah

Download 1
Download 2
Download 3
Download 4


Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Senin, 06 Februari 2012

Download Kajian Wajibnya Kembali Kepada Manhaj Salaf (Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed)

Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang mengajak untuk berpegang kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana yang diimani, dipahami, dan diterapkan oleh para Salafush Shalih. Para juru dakwah/da’i Dakwah Salafiyyah mengambil ilmu dari para ‘ulama Dakwah Salafiyyah pada setiap zaman. Mereka berguru kepada para ‘ulama rabbani Setiap dakwah yang tidak tegak di atas prinsip ini maka itu adalah dakwah yang menyimpang dari jalan yang benar dan lurus.

Apa itu as-Salafiyyah?

Sebagian pihak memaknakan salafiyyah adalah nisbah kepada salaf yang maknanya adalah terdahulu. Yang berarti nisbah kepada zaman yang terdahulu, atau tempo dulu, atau tradisional. Sehingga sering dijumpai pesantren salafiyyah artinya pesantren yang masih menerapkan cara pengajaran tradisional. Lawannya adalah pesantren modern. Ini adalah pengertian salafiyyah yang salah kaprah.

Apa makna yang benar?

Berikut kita tinjau bagaimana penjelasan para ‘ulama dalam hal ini. Dalam kamus “Lisanul ‘Arab” dijelaskan sebagai berikut :
“Salaf adalah orang-orang yang mendahuluimu, baik ayah dan kakek-kakekmu ataupun karib kerabat yang mereka itu di atasmu dalam umur dan keutamaan.” (lihat Lisanul ‘Arab karya Ibnu Manzhur IX/158)
Dalam salah satu hadits, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda kepada Fathimah Az-Zahra putri beliau:

“Sesungguhnya sebaik-baik salaf (pendahulu) adalah aku untukmu.” (HR. Muslim).
Itulah makna kata Salaf secara pengertian bahasa (etimologi). Adapun secara terminology (istilah), makna Salaf adalah sebagaimana diterangkan oleh para ‘ulama berikut :
Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhaj Al-Imam Asy-Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah, karya Asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al ‘Aqil, I/55).

Al-Qalsyani berkata:

“as-Salafush Shalih adalah generasi pertama (umat ini) yang mendalam keilmuannya, berpegang kepada hidayah (bimbingan) Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, menjaga sunnah beliau, yang Allah pilih mereka untuk menjadi shahabat nabi-Nya, Allah pilih mereka untuk menjadi para penegak agama-Nya, Allah ridha mereka sebagai para imam bagi umat ini. Mereka telah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad, mencurahkan segala upaya untuk memperbaiki dan memberikan kebaikan untuk umat, bahkan mereka siap mempertaruhkan jiwa mereka demi meraih ridho-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْه}

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah (At Taubah:100)

Al-Bajuri berkata :

“Salaf adalah generasi yang hidup pada masa tiga abad yang utama, yaitu para shahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in.” Merekalah yang disebut sebagai as-Salafush Shalih
Adapun As-Salafy adalah nisbah kepada para ‘ulama dari kalangan as-Salafush Shalih tersebut.
As-Sam’ani (w. 562) dalam kitabnya Al-Ansab (III/273) mengatakan:

“As-Salafy adalah nisbah kepada generasi Salaf, dan berkeyakinan dengan metodologi mereka.”

Adz-Dzahabi juga mengatakan:

“As-Salafy adalah seorang yang berjalan di atas metodologi Salaf.”


Silahkan Untuk Mendownload Kajian Ahlussunnah
Tema Wajibnya Kembali Kepda Manhaj Salaf
Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafizhahullahu ta'ala

Sesi 1
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
Sesi 7

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Hadits Pilihan Panduan Bagi Wanita Shalihah (Al-Ustadz Luqman Jamal)

Dari Abdullah bin Amr radhiallahu'anhu mengatakan, “Bahwa Rasulullah ` bersabda, Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.’”. [H.R. Muslim].

Allah telah memberikan tabiat kepada manusia untuk mencintai dan menyukai semua perkara dunia yang menyenangkan dirinya. Setiap manusia merasa senang tatkala mendapatkan perhiasan-perhiasan dunia. Tentu saja kesenangan ini dihalalkan selama tidak menyebabkan pelanggaran syariat. Tentang kecintaan manusia terhadap perhiasan dunia ini, telah Allah sebutkan dalam ayat-Nya yang mulia,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Q.S. Ali Imran:14].

Semua yang disebutkan ini adalah perkara yang disukai oleh manusia. Tentu masih banyak macam ragam perkara yang disukai, tetapi pada hakekatnya semua kesenangan dunia kembali kepada perkara yang disebutkan ini.

Oleh sebab itu dalam hadits yang tersebut di atas, Rasulullah ` menyebutkan bahwa dunia adalah perhiasan bagi manusia. Dunia ibarat sesuatu yang manis lagi hijau yang menyejukkan mata siapapun yang memandangnya dan menyenangkan jiwa siapapun yang mendapatkannya.

Walau semua yang ada di dunia adalah perhiasan bagi penduduknya, tetapi yang terbaik dari semua itu adalah wanita shalihah. Emas yang begitu banyak berkilauan di tangan, binatang ternak yang gemuk lagi pilihan, ataupun sawah ladang luas menghijau yang menyegarkan pandangan, semua itu tidak bisa mengalahkan kebaikan seorang wanita yang shalihah. Bagaimana tidak, dalam setiap bagian kehidupan, seorang wanita shalihah akan memberikan yang terbaik.

Tatkala seorang wanita shalihah berperan menjadi seorang ibu, maka ia adalah ibu yang terbaik bagi putra-putrinya. Ibu yang mengasuh mereka dengan segala perhatian dan menuntun anak-anaknya untuk menjadi orang yang shalih.

Tatkala ia berperan menjadi seorang istri, maka ia adalah istri yang terbaik. Tentu kebaikan ini bukan hanya dilihat dari sisi fisik yang cantik saja, karena fisik adalah anugerah Allah, bukan merupakan satu-satunya standar kebaikan seseorang. Tetapi ia adalah istri yang mengerti hak-hak suami dan berusaha untuk menunaikan semua hak tersebut. Mengenai keadaan istri shalihah ini, Allah berfirman, “Maka wanita-wanita yang shalihah ialah mereka yang taat (kepada Allah), dan menjaga diri ketika (suami) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.”. [Q.S. An Nisa:34].

Tatkala ia menjadi seorang anak, saudari, keponakan, atau yang lainnya, ia tidak akan pernah melalaikan kewajibannya. Maka wanita shalihah adalah perhiasan terbaik untuk manusia. Perhiasan dunia yang lainnya tidak ada yang bisa menandingi.

Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa yang menjadikan wanita sebagai perhiasan yang terbaik adalah keshalihannya. Lalu, apa sebenarnya makna shalih atau shalihah itu? Secara umum shalih bermakna orang yang menegakkan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya, sehingga wanita yang shalihah adalah wanita yang menegakkan hak Allah serta menegakkan hak-hak hamba-Nya.

Bagaimana apabila seorang wanita tidak memiliki keshalihan pada dirinya? Tentu yang akan didapatkan adalah kerusakan yang nyata. Ia bukan menjadi perhiasan yang terbaik di dunia, tetapi sebaliknya ia bisa menjadi perhiasan terburuk di dunia. Sebab, mudharat dan kerusakan yang ditimbulkan dari wanita tidak shalihan akan lebih besar kerusakan yang ditimbulkan perhiasan dunia lainnya.

Oleh sebab itulah Rasulullah telah mewanti-wanti kepada umatnya untuk berhati-hati dari wanita. Disebutkan dari sahabat Usamah bin Zaid z, bahwa Rasulullah ` bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku cobaan yang lebih berbahaya bagi para lelaki dari pada cobaan wanita.” [H.R. Muslim, At Tirmidzi, dan An Nasa’i]. Allahu a’lam.


Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Tema Hadits Pilihan Panduan Bagi Wanita Shalihah
Oleh Al-Ustadz Luqman Jamal hafizhahullahu ta'ala

Wanita Shalihah
Wanita Shalihah (Tanya Jawab)

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Tipe-tipe Suami (Al-Ustadz Dzulqarnain)

Tarbiyah Dalam Rumah Tangga

Dalam rumah tangga, suami merupakan tonggak keluarganya, pemimpin yang menegakkan urusan anak dan istrinya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :

“Kaum laki-laki itu adalah pemipin bagi kaum wanita …” (An Nisaa : 34)

salah satu tugas suami sebagai qawwam adalah meluruskan keluarganya dari penyimpangan terhadap al-haq dan mengenalkan al-haq itu sendiri. Seharusnyalah seorang suami menyediakan waktunya yang terdiri dari 24 jam untuk mentarbiyah keluarganya yang dimulai dengan istri untuk dipersiapkan sebagai madrasah bagi keturunannya. Tumbuhkan kecintaan terhadap ilmu di hati istri (syukur kalau memang sejak sebelum nikah si istri sudah mencintai ilmu) agar kelak ia dapat mendidik anak-anaknya untuk mencintai ilmu dan beramal dengannya.

Walaupun Islam telah menetapkan bahwa memberikan pengajaran, mendidik dan mengarahkan istri merupakan salah satu kewajiban suami namun sangat disayangkan masih banyak kita jumpai suami yang melalaikan dan menggampangkan hal ini. Atau si suami merasa cukup dengan pengetahuan dien yang minim dari sang istri sehingga menganggap tidak perlu menyediakan waktu untuk mendidik dan memberikan nasehat. Mungkin kasus ini seperti ini tidak hanya kita jumpai di kalangan orang yang awam bahkan di kalangan du’at (para da’i). Kita lihat mereka sibuk mengurusi da’wah di luar rumah, sementara istrinya di rumah tidak sempat didakwahi. Akibatnya si istri tidak ngerti thaharah yang benar, shalat yang sesuai sunnah, mana tauhid mana syirik dan lain-lain (mungkin kalau si istri sebelum menikah sudah mempunyai ilmu, hal tersebut tidak menjadi masalah, tapi bagaimana kalau istrinya masih jahil ?) Sungguh hal ini perlu menjadi perhatian bagi para suami.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ….” (QS. At-Tahrim : 6)

Berkata Imam Ali Radiyallahu ‘anhu juga Mujahid dan Qatadah dalam menafsirkan ayat diatas: “Jaga diri kalian dengan amal-amal kalian dan jaga keluarga kalian dengan nasehat kalian”

Dan sesungguhnya penjagaan itu tidak akan sempurna kecuali dengan iman dan amal yang baik setelah berupaya menjauhi syirik dan perbuatan maksiat. Semuanya ini menuntut adanya ilmu dan persiapan diri untuk mengamalkan apa yang telah diketahui (Lihat Aysaru At-Tafasir li Kalami Al-’Aliyul Kabir juz 5, hal. 387, ta’lif Abu Bakar Jabir Al Jazairi)

Berkata Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya: “Karena itu wajib bagi kaum laki-laki (suami) untuk memperbaiki dirinya dengan ketaatan dan memperbaiki isterinya dengan perbaikan seorang pemimpin atas apa yang dipimpinnya. Dalam hadits yang shahih Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanyai tentang apa yang dipimpinnya. Imam merupakan pemimpin manusia dan ia akan ditanyai tentangnya dan laki-laki (suami) adalah pemimpin keluarganya dan akan ditanyai tentangnya.”

Al Qusyairi menyebutkan dari Umar Radiyallahu ‘anhu yang berkata tatkala turun ayat dalam surat At Tahrim di atas: “Wahai Rasulullah, kami menjaga diri kami, maka bagaimanakah cara kami untuk menjaga keluarga kami ?” Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Kalian larang mereka dari apa-apa yang Allah larang pada kalian untuk melakukannya dan perintahkan mereka dengan apa yang Allah perintahkan.”

Berkata Muqatil: “Yang demikian itu wajib atasnya untuk dirinya sendiri, anaknya, istrinya, budak laki-laki dan perempuannya.”

Berkata Al-Kiyaa: “Maka wajib atas kita untuk mengajari anak dan istri kita akan ilmu agama, kebaikan serta adab.” (Lihat Tafsir Al Qurthubi juz 8, hal. 6674-6675).

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan yang termulia menyempatkan waktu untuk mengajari istrinya sehingga kita bisa mendengar atau membaca bagaimana kefaqihan ummul mu’minin ‘Aisyah Radiyallahu ‘anha.

Para shahabat beliau Radiyallahu ‘anhum, tatkala tatkala turun ayat ke 31 surat An Nur :

… Dan hendaklah mereka (wanita yang beriman) menutupkan kain kudung ke dadanya … (An Nur : 31)

Mereka pulang menemui istri-istrinya dan membacakan firman Allah di atas, maka bersegeralah istri-istri mereka melaksanakan apa yang Allah perintahkan (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, juz 3 hal. 284)

Ini merupakan contoh bagaimana suami menyampaikan kembali kepada istrinya dari ilmu yang telah didapatkannya di majlis ilmu, sudah seharusnya menjadi panutan bagi kita.

Sebagai penutup, kami himbau kepada mereka yang ingin menikah atau sudah menikah agar tidak mengabaikan ilmu, dan berupaya memilih pasangan yang cinta akan ilmu agar kelak anak turunan juga dididik dalam suasana kecintaan akan ilmu.

Wallahu a’lam

Silahkan Download Kajian Ahlussunnah
Tema Tipe-tipe Suami
Oleh Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Al-Makassary hafizhahullahu ta'ala

Tipe-tipe Suami ( Sesi 1)
Tipe-tipe Suami ( Sesi 2 )

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu fiykum

Sabtu, 04 Februari 2012

Download Kajian Membongkar Kedok Jamaah Tabligh ( Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim)

Jamaah Tabligh tentu bukan nama yang asing lagi bagi masyarakat kita, terlebih bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. Dengan menghindari ilmu-ilmu fiqh dan aqidah yang sering dituding sebagai 'biang pemecah belah umat', membuat dakwah mereka sangat populer dan mudah diterima masyarakat berbagai lapisan.
Bahkan saking populernya, bila ada seseorang yang berpenampilan mirip mereka atau kebetulan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan mereka, biasanya akan ditanya; ”Mas, Jamaah Tabligh, ya?” atau “Mas, karkun, ya?” Yang lebih tragis jika ada yang berpenampilan serupa meski bukan dari kalangan mereka, kemudian langsung dihukumi sebagai Jamaah Tabligh.
Pro dan kontra tentang mereka pun meruak. Lalu bagaimanakah hakikat jamaah yang berkiblat ke India ini? Kajian kali ini adalah jawabannya.

Pendiri Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh didirikan oleh seorang sufi dari tarekat Jisytiyyah yang berakidah Maturidiyyah dan bermadzhab fiqih Hanafi. Ia bernama Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan nisbat dari Kandahlah, sebuah desa yang terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi dinisbatkan kepada Dihli (New Delhi), ibukota India. Di tempat dan negara inilah, markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun Ad-Diyubandi adalah nisbat dari Diyuband, yaitu madrasah terbesar bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan kepada tarekat Al-Jisytiyah, yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti.
Muhammad Ilyas sendiri dilahirkan pada tahun 1303 H dengan nama asli Akhtar Ilyas. Ia meninggal pada tanggal 11 Rajab 1363 H. (Bis Bri Musliman, hal.583, Sawanih Muhammad Yusuf, hal. 144-146, dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 2).

Latar Belakang Berdirinya Jamaah Tabligh

Asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad Ad-Dihlawi mengatakan, ”Ketika Muhammad Ilyas melihat mayoritas orang Meiwat (suku-suku yang tinggal di dekat Delhi, India) jauh dari ajaran Islam, berbaur dengan orang-orang Majusi para penyembah berhala Hindu, bahkan bernama dengan nama-nama mereka, serta tidak ada lagi keislaman yang tersisa kecuali hanya nama dan keturunan, kemudian kebodohan yang kian merata, tergeraklah hati Muhammad Ilyas. Pergilah ia ke Syaikhnya dan Syaikh tarekatnya, seperti Rasyid Ahmad Al-Kanhuhi dan Asyraf Ali At-Tahanawi untuk membicarakan permasalahan ini. Dan ia pun akhirnya mendirikan gerakan tabligh di India, atas perintah dan arahan dari para syaikhnya tersebut.” (Nazhrah 'Abirah I’tibariyyah Haulal Jama'ah At-Tablighiyyah, hal. 7-8, dinukil dari kitab Jama'atut Tabligh Aqa’iduha Wa Ta’rifuha, karya Sayyid Thaliburrahman, hal. 19)
Merupakan suatu hal yang ma’ruf di kalangan tablighiyyin (para pengikut jamah tabligh, red) bahwasanya Muhammad Ilyas mendapatkan tugas dakwah tabligh ini setelah kepergiannya ke makam Rasulullah  (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 3).

Markas Jamaah Tabligh

Markas besar mereka berada di Delhi, tepatnya di daerah Nizhamuddin. Markas kedua berada di Raywind, sebuah desa di kota Lahore (Pakistan). Markas ketiga berada di kota Dakka (Bangladesh). Yang menarik, pada markas-markas mereka yang berada di daratan India itu, terdapat hizb (rajah) yang berisikan Surat Al-Falaq dan An-Naas, nama Allah yang agung, dan nomor 2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat, yang dikelilingi beberapa kode yang tidak dimengerti. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 14)
Yang lebih mengenaskan, mereka mempunyai sebuah masjid di kota Delhi yang dijadikan markas oleh mereka, di mana di belakangnya terdapat empat buah kuburan. Dan ini menyerupai orang-orang Yahudi dan Nashrani, di mana mereka menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih dari kalangan mereka sebagai masjid. Padahal Rasulullah  melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid, bahkan mengkhabarkan bahwasanya mereka adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah . (Lihat Al-Qaulul Baligh Fit Tahdziri Min Jama’atit Tabligh, karya Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri, hal. 12)


Kesesatan Jamaah Tabligh
Al-Ustadz Jafar Shalih hafizhahullahu ta'la
Kesesaatan Firqah Tabligh

Fatwa Ulama Tentang Jamaah Tabligh
Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak hafizhahullahu ta'la
Fatwa Ulama Tentang Jamaah Tabligh

Membongkar Kedok Jamaah Tabligh
Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim Al-Atsary hafizhahullahu ta'la
Download 1
Download 2
Download 3
Download 4
Download 5
Download 6

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Penyimpangan Ajaran Sufi ( Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed )

Puncak kekufuran yang terdapat pada sekte sesat ini adalah adanya keyakinan atau akidah bahwa siapa saja yang menelusuri ilmu laduni (ilmu batin) maka pada terminal akhir ia akan sampai pada tingkatan fana (melebur/menyatu dengan Dzat Allah). Sehingga ia memiliki sifat-sifat laahuut (ilahiyyah) dan naasuut (insaniyyah). Secara lahir ia bersifat insaniyyah namun secara batin ia memiliki sifat ilahiyyah. Maha suci Allah dari apa yang mereka yakini!!. Akidah ini populer di tengah masyarakat kita dengan istilah manunggaling kawula gusti.

Adapun munculnya akidah rusak ini bukanlah sesuatu yang baru lagi di jaman sekarang ini dan bukan pula isapan jempol dan tuduhan semata.

Bukti Bukti Nyata Tentang Akidah Manunggaling Kawula Gusti Di Tubuh Kaum Sufi

Hal ini dapat dilihat dari ucapan para tokoh legendaris dan pendahulu sufi seperti Al Hallaj, Ibnul Faridh, Ibnu Sabi’in dan masih banyak lagi yang lainnya di dalam karya-karya mereka. Cukuplah dengan ini sebagai saksi atas kebenaran bukti-bukti tadi.

1. Al Hallaj berkata:

“Maha suci Dia yang telah menampakkan sifat naasuut (insaniyah)-Nya lalu muncullah kami sebagai laahuut (ilahiyah)-Nya

Kemudian Dia menampakkan diri kepada makhluk-Nya dalam wujud orang yang makan dan minum

Sehingga makhluk-Nya dapat melihat-Nya dengan jelas seperti pandangan mata dengan pandangan mata” (Ath Thawaasin hal. 129)

“Aku adalah Engkau (Allah) tanpa adanya keraguan lagi

Maha suci Engkau Maha suci aku Mengesakan Engkau berarti mengesakan aku

Kemaksiatan kepada-MU adalah kemaksiatan kepadaku

Marah-Mu adalah marahku Pengampunan-Mu adalah pengampunanku “

(Diwanul Hallaj hal. 82)


“Kami adalah dua ruh yang menitis jadi satu

Jika engkau melihatku berarti engkau melihat-Nya

Dan jika engkau melihat-Nya berarti yang engkau lihat adalah kami” (Ath Thawaasin hal. 34)

2. Ibnu Faridh berkata dalam syairnya:

Tidak ada shalat kecuali hanya untukku

Dan shalatku dalam setiap raka’at bukanlah untuk selainku. (Tanbih Al Ghabi fi Takfir Ibnu Arabi hal. 64)

3. Abu Yazid Al Busthami berkata:

”Paling sempurnanya sifat seseorang yang telah mencapai derajat ma’rifat adalah adanya sifat-sifat Allah pada dirinya. (Demikian pula) sifat ketuhanan ada pada dirinya.” (An Nuur Min Kalimati Abi Thaifut hal. 106 karya Abul Fadhl Al Falaki)

Maka diapun mengungkapkan keheranannya dengan berujar: “Aku heran kepada orang-orang yang mengaku mengenal Allah, bagaimana mereka bisa beribadah kepada-Nya?!

Lebih daripada itu, dia menuturkan pula akidah ini kepada orang lain tatkala seseorang datang dan mengetuk rumahnya. Dia bertanya: “Siapa yang engkau cari? Orang itu menjawab: “Abu Yazid.” Diapun berkata: “Pergi! Tidaklah yang ada di rumah ini kecuali Allah.” (An Nuur hal. 84)

Pada hal. 110 dia pernah ditanya tentang perihal tasawuf maka dia menjawab: “Sifat Allah telah dimiliki oleh seorang hamba”.

Akidah Manunggaling Kawula Gusti membawa kaum sufi kepada keyakinan yang lebih rusak yaitu wihdatul wujud. Berarti tidak ada wujud kecuali Allah itu sendiri, tidak ada dzat lain yang tampak dan kelihatan ini selain dzat yang satu, yaitu dzat Allah.

Ibnu Arabi berkata:

Tuhan itu memang benar ada dan hamba itu juga benar ada

Wahai kalau demikian siapa yang di bebani syariat?

Bila engkau katakan yang ada ini adalah hamba, maka hamba itu mati

Atau (bila) engkau katakan yang ada ini adalah Tuhan lalu mana mungkin Dia dibebani syariat? (Fushulul Hikam hal. 90)

Penyair sufi bernama Muhammad Baharuddin Al Baithar berkata: “Anjing dan babi tidak lain adalah Tuhan kami Allah itu hanyalah pendeta yang ada di gereja” (Suufiyat hal. 27)


Bentuk Ekstrimisme Kaum Sufi
Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullahu ta'ala

Download 1
Download 2
Download 3

Membedah Ajaran Kaum Sufi
Al-Ustadz Usamah Mahri Faishol hafizhahullahu ta'ala
Download 4
Download 5
Download 6
Download 7
Download 8
Download 9

Menyingkap Tabir Di Balik Karamah
Al-Ustadz Jafar Shalih hafizhahullahu ta'ala
Download 10
Download 11
Download 12
Download 13

Siapakah Wali Allah??

Al-Ustadz Jafar Shalih hafizhahullahu ta'ala
Download 14
Download 15
Download 16

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian Kitab Ushulush Sunnah Karya Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah (Al-Ustadz Dzulqarnain)

Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Ahmad bin Hanbal adalah seorang tauladan dalam 8 hal: tauladan dalam bidang hadits, fiqih, bahasa arab, Al-Qur’an, kefakiran, zuhud, wara’ dan dalam berpegang teguh dengan sunnah Nabi shalallahu’alaihi wa sallam.

Kunyah dan Nama Lengkap beliau rahimahullah

Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin ‘Auf bin Qosith bin Mazin bin Syaiban Adz Dzuhli Asy-Syaibani Al-Marwazi Al-Baghdadi.

Lahir pada bulan Rabi’ul Awal tahun 164 Hijriyah di kota Marwa. Beliau lebih dikenal dengan Ahmad bin Hanbal, disandarkan kepada kakeknya. Karena sosok kakeknya lebih dikenal daripada ayahnya. Ayahnya meninggal ketika beliau masih berusia 3 tahun. Kemudian sang ibu yang bernama Shafiyah binti Maimunah membawanya ke kota Baghdad. Ibunya benar-benar mengasuhnya dengan pendidikan yang sangat baik hingga beliau tumbuh menjadi seorang yang berakhlak mulia.


Silahkan Untuk Mendownolad Kajiaan Ahlussunnah Wal Jamaah
Tema Kajian Kitab Ushulush Sunnah Karya Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
Pemateri Al-Ustadz Dzulqarnain hafizhahullahu ta'ala

1./ Pengertian Ahlussunnah  Download

2./ Kaidah rinci Tentang Tahdzir, Hajr dan Tabdi'  Download

3./ Makna Beriman Kepada Taqdir  Download

4./ Mengapa Jahmiyah Dikafirkan oleh 500 Ulama  Download

5./ Timbangan Di Akherat dan Adakah Ruh Gentayangan  Download

6./ Dimana Dajjal Sekarang dan Hukum Meninggalkan Shalat   Download

7./ Sikap Muslim Yang Benar Terhadap Pemerintah  Download

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Download Kajian The Kufr Of Magic Harry Potter (Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary)

Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ولقد علموا لمن اشتراه ما له في الآخرة من خلاق[

“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akherat” (QS. Al Baqarah, 102).

]يؤمنون بالجبت والطاغوت[

“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut” (QS. An nisa’, 51).

Menurut penafsiran Umar bin Khothob Radhiallahu’anhu : Jibt adalah sihir, sedangkan Thoghut adalah syetan.

Sedangkan Jabir Radhiallahu’anhu berkata : Thoghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan, yang ada pada setiap kabilah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"اجتنبوا السبع الموبقات، قالوا : يا رسول الله وما هن، قال : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات".

“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran !, para sahabat bertanya : “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah ?”, beliau menjawab :” yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, membelot dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa dan tidak memikirkan untuk melakukan dosa, dan beriman kepada Allah” (HR. Bukhori dan Muslim).

Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda dalam hadits marfu’ :

"حد الساحر ضربة بالسيف " رواه الترمذي، وقال : الصحيح أنه موقوف.

“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang” (HR. Imam Turmudzi, dan ia berkata : pendapat yang benar ini perkataan sahabat).

Dalam shoheh Bukhori, dari Bajalah bin Abdah, ia berkata : “Umar bin Khothob telah mewajibkan untuk membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan, maka kami telah membunuh tiga tukang sihir.”

Dan dalam shoheh Bukhori juga, Hafsah, ra. telah memerintahkan untuk membunuh budak perempuannya yang telah menyihirnya, maka dibunuhlah ia, dan begitu juga riwayat yang shoheh dari Jundub.

Imam Ahmad berkata : “Diriwayatkan dalam hadits shoheh, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir ini telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi (Umar, Hafsah dan Jundub).



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من اقتبس شعبة من النجوم فقد اقتبس شعبة من السحر، زاد ما زاد" رواه أبو داود وإسناده صحيح.

“Barang siapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum (perbintangan) sesungguhnya dia telah mempelajari sebagian ilmu sihir. semakin bertambah (ia mempelajari ilmu nujum) semakin bertambah pula (dosanya)” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).

An-Nasai meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من عقـد عقـدة ثم نفث فيها فقـد سحر، ومن سحر فقـد أشرك، ومن تعـلق شيئا وكل إليـه"

“Barang siapa yang membuat suatu buhulan, kemudian meniupnya (sebagaimana yang dilakukan oleh tukang sihir) maka ia telah melakukan sihir, dan barang siapa yang melakukan sihir maka ia telah melakukan kemusyrikan, dan barang siapa yang menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka ia dijadikan Allah bersandar kepada benda itu”.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"ألا هل أنبئكم ما العضه ؟ هي النميمة القالة بين الناس " رواه مسلم.

“Maukah kamu aku beritahu apakah Adh-h itu ?, ia adalah perbuatan mengadu domba, yaitu banyak membicarakan keburukan dan menghasut diantara manusia” (HR. Muslim).

Dan ibnu Umar Radhiallahu’anhu menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"إن من البيان لسحرا"

“Sesungguhnya di antara susunan kata yang indah itu terdapat kekuatan sihir.”(HR. Bukhori dan Muslim)

Silahkan Untuk Mendownload Kajian Ahlussunnah
Tema Kufurnya Novel Harry Potter
Pemateri Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary

Download Sesi 1
Download Sesi 2
Download Sesi 3
Download Sesi Tanya Jawab


Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum

Jumat, 03 Februari 2012

Download Kajian Kitabut Tauhid Lengkap 67 Bab ( Al-Ustadz Sufyan Chalid Ruray )

Bismillah,
Silahkan Untuk Mendownload Kajian Ahlussunnah
Kitabut Tauhid Lengkap 67 bab dan Tanya Jawab Sekitar 1000 pertanyaan lebih
Pemateri Al-Ustadz Sufyan Chalid Ruray hafidzahullahu ta'ala

Mukadimmah (Tafsir Basmallah, Makna dan Pembagian Tauhid)
الحمد لله الذي جعل التوحيد قاعدة الإسلام وأصله ورأسه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، وصلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهديه. أما بعد :

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

Allah Ta’ala berfirman :

]مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون[ (النحل:97)

“Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS. An Nahl, 97 )

Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim mempelajarinya.Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. ( Lihat Al Qur’an 38 : 82, 31 : 25, 23 : 84-89 ). Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah Ta'ala.

Dari sini timbullah pertanyaan : “Apakah hakekat tauhid itu ?”

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu : menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya.

Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid

Mukadimah Kitabut Tauhid
Download



Bab 1

Tujuan Penciptaan Manusia dan Pengutusan Nabi Download

Larangan Syirik dan Perintah Berbakti Kepada Orang Tua Download

10 Wasiat Allah ta'ala
Bagian 1 Download
Bagian 2 Download

Hak Allah dan Hambanya Download

Bab 2
Meraih Keamanan dan Hidayah Dengan Tauhid   Download

Makna, Rukun dan Konsekuensi Syahadatain      Download

Jalan Selamat Dari Azab Allah                             Download

Bab 3
Profil Pejuang Tauhid                         Download
Syarat Masuk Surga Tanpa Hisab      Download

Bab 4
Bahaya Syirik, Dosa Tidak Terampuni    Download
Riya, Penghapus Amal Shalih                 Download

Bab 5
Dakwah Tauhid                                      Download
Keutamaan Dakwah Tauhid                    Download
Kewajiban Mentauhidkan Allah ta'ala     Download

Bab 6

Tafsir Tauhid dan Syahadat Laa Ilaaha Illallah      Download
Berlepas Diri dari Syirik dan Pelakunya               Download
Syirik Dalam Cinta dan Ketaatan                        Download

Bab 7
Menggunakan Jimat Termasuk Syirik          Download

Bab 8
Ruqyah Syirik dan Ruqyah Yang Dibolehkan                       Download
Syarat Ruqyah dan Hukum Jimat dari Ayat Al-Qur'an         Download

Bab 9
Ngalap Berkah Dengan Batu, Pohon dan Kuburan Termasuk Syirik  Download

Bab 10
Rincian Hukum Menyembelih Untuk Selain Allah ta'ala   Download
Empat Golongan yang Di Laknat Allah ta'ala                  Download

Bab 11
Hukum Menyembelih Di Tempat Ibadah Kaum Musyrikin  Download

Bab 12
Hukum Nadzar   Download

Bab 13
Berlindung Kepada Selain Allah termasuk Syirik
Bagian 1           Download
Bagian 2           Download
Tanya Jawab     Download
Bab 14
Istighotsah dan Berdoa Kepada Selain Allah Termasuk Syirik   Download
Bab 15
Batilnya Kesyirikan   Download 1   Download 2

Bab 16
Argumentasi Ilmiah Akan Batilnya Kesyirikan  Download 1   Download 2   Download 3

Bab 17
Syafa'at   Download 1     Download 2

Bab 18
Engkau Tidak Bisa Memberikan Hidayah Kepada Orang Yang Engkau Cintai   Download

Bab 19
Sebab Kekafiran Anak Adam Adalah Ghuluw Kepada Orang Shalih  Download 1   Download 2
Tanya Jawab   Download

Bab 20
Larangan Keras Beribadah Di Kuburan   Download 1   Download 2

Bab 21
Ghuluw Terhadap Kuburan Orang Shalih  Download

Bab 22
Menutup Semua Pintu Syirik  Download

Bab 23
Adanya Sebagian Umat Islam Yang Menyembah Berhala  Download

Bab 24
Hukum Sihir dan Perdukunan  Download

Bab 25
Macam-macam Sihir  Download
Bab 26
Hukum Meminta Bantuan Kepada Dukun   Download

Bab 27
Cara Mengobati Sihir   Download

Bab 28
Tathayyur  Download


Bab 29
Hukum Ilmu Perbintangan  Download

Bab 30
Meminta Hujan dan Meramal Dengan Bintang Adalah Syirik  Download

Bab 31
Tentang Cinta  Download 1    Download 2

Bab 32
Takut Kepada Allah ta'ala   Download
Bab 33
Tawakkal Kepada Allah ta'ala   Download

Bab 34
Antara Takut dan Harap Kepada Allah ta'ala   Download

Bab 35
Sabar Menghadapi Musibah   Download

Bab 36
Riya dan Sum'ah Termasuk Syirik    Download

Bab 37
Beramal Karena Syirik Termasuk Syirik   Download

Bab 38
Syirik Dalam Ketaatan dan Tidak Berhukum Dengan Syariat Islam  Download

Bab 39
Kewajiban  Berhukum Dengan Syariat Islam dan Menjauhi Thagut  Download

Bab 40
Mengingkari Nama dan Sifat Allah adalah Kekufuran   Download

Bab 41
Mengingkari Nikmat Allah ta'ala Termasuk Kesyirikan  Download

Bab 42
Larangan Syirik Besar Mencakup Syirik Kecil   Download

Bab 43
Kewajiban Menerima Sumpah Dengan Nama Allah ta'ala   Download

Bab 44
Menyamakan Allah ta'ala Dengan Makhlik-Nya Dalam Masalah Ucapan   Download

Bab 45
Hukum Mencala Masa (Waktu)   Download

Bab 46
Hukum Gelar Raja Di Atas Raja   Download

Bab 47
Memuliakan Nama-nama Allah ta'ala   Download

Bab 48
Hukum Memperolok-olok Agama  Download

Bab 49
Hukum Merasa Berhak Dengan Suatu Nikmat   Download

Bab 50
Hukum-hukum Terkait Dengan Pemberian Nama Kepada Anak   Download

Bab 51
Asma'ul Husna   Download

Bab 52
Larangan Mendoakan Keselamatan Bagi Allah ta'ala  Download

Bab 53
Larangan Berdoa Dengan Ucapan Ya Allah Kabulkanlah Do'aku Jika Engkau Mau  Download

Bab 54
Larangan Mengucapkan Hambaku Kepada Pelayan, Pembantu atau Budak   Download
 
Bab 55
Larangan Menolak Permintaan Atas Nama Allah ta'ala  Download

Bab 56
Larangan meminta Dengan Wajah Allah Kecuali Surga Download

Bab 57
Tentang Ucapan Andaikan atau Seandainya  Download 1   Download 2

Bab 58
Larangan Mencela Angin   Download

Bab 59
Larangan Berprasangka Buruk Kepada Allah ta'ala   Download

Bab 60
Bantahan Terhadap Para Pengingkar Takdir  Download 1   Download 2

Bab 61
Ancaman Kepada Tukang Gambar atau Patung Bernyawa   Download 1  Download 2

Bab 62
Larangan Banyak Bersumpah   Download 1  Download 2

Bab 63
Kewajiban Mengagungkan Allah ta'ala   Download 1  Download 2

Bab 64
Bersumpah Atas Nama Allah ta'ala    Download

Bab 65
Larangan Menjadikan Allah Sebagai Perantara Atas Makhluk-Nya  Download

Bab 66
Kewjiban Menjaga Tauhid  Download

Bab 67
Keagungan dan Kekuasaan Allah ta'ala   Download 1   Download 2

Semoga Bermanfaat, Baarakallahu Fiykum