بسم الله الرحمن الرحيم
Ayat ke 116-117 dari Surat Hud ini akan
memberikan nasehat kepada kita semua, bagaimana kita dan masyarakat kita
bisa menghindarkan diri kebinasaan. Ulasan penjelasan kedua ayat ini
disampaikan oleh guru kami Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله dalam
pelajaran tafsir yang berlangsung setelah shalat zhuhur. Allah تعالى
berfirman:
{ فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ * وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ }
“Maka mengapa tidak ada dari
umat-umat yang sebelum kalian orang-orang yang mempunyai keutamaan yang
melarang dari pada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali
sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di
antara mereka, dan orang-orang yang zhalim hanya mengikuti
(mementingkan) kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka
adalah orang-orang yang berdosa.Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya adalah
orang-orang yang berbuat perbaikan.” (Hud: 116-117)
Firman Allah تعالى: “orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari pada (mengerjakan) kerusakan di mukabumi”
Terkandung di dalamnya anjuran untuk
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan melarang
dari kemunkaran). Sekaligus hal ini menunjukkan keberadaan orang yang
melakukan amar ma’ruf nahi munkar di tengah masyarakat merupakan sebab
selamatnya masyarakat tersebut dari kebinasaan dan merupakan sebab
baiknya keadaan masyarakat tersebut. Jika mereka mau menerima
nasehatnya. Dan tidak benar jika dikatakan keberadaan amar ma’ruf nahi
munkar ini akan memecah belah masyarakat!! Justru kalau kemunkaran itu
dibiarkan maka itulah sebab datangnya adzab Allah تعالى dari atas langit
ataupun dari dalam bumi, entah berupa hujan berkepanjangan, berupa
gempa, berupa banjir, berupa angin kencang dan lain sebagainya.
Dan kerusakan yang dimaksud dalam ayat ini semua bentuk kesyirikan dan kekufuran, serta semua bentuk kemaksiatan dan kemunkaran.
Firman Allah تعالى: “kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka”
Orang-orang yang melakukan amar ma’ruf
nahi munkar ini jumlahnya tidaklah banyak, mereka sedikit dan lebih
sedikit dari pada yang melakukan kemunkaran, artinya pelaku kemunkaran
itu lebih banyak. Oleh karenanya mereka yang berusaha menjadi orang
shalih, mengikuti jejak dan ajaran Rasulullahصلى الله عليه وسلم dan
berusaha melakukan amar ma’ruf terkesan asing di tengah-tengah umat atau
masyarakat yang kondisinya terlumuri banyak kemunkaran.
Namun orang yang sedikit yang terkesan
asing inilah yang akan dijamin keselamatannya oleh Allah تعالى di
akhirat khususnya. Meskipun di dunia terkadang ikut masuk terkena
musibah yang secara umum membinasakan masyarakat, namun hal itu menjadi
sebab baginya akan diangkat derajatnya di hadapan Allah تعالى.
Firman Allah تعالى: “dan
orang-orang yang zhalim hanya mengikuti (mementingkan) kenikmatan yang
mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa”
Setiap orang yang tidak mengikuti al-haq
(kebenaran) maka dia akan mengikuti selain al-haq. Entah mengikuti kaum
kufar, atau mengikuti syaithan dari bangsa jin, atau syaithan dari
bangsa manusia, atau mengikuti hawa nafsunya, maka terlepaslah dia dari
jalan kebenaran.
Tidak sedikit orang yang melengos dari al-haq ketika disampaikan padanya kebenaran dia akan berkata: “Apakan
kami akan meninggalkan hawa nafsu dan keinginan kami? Akankah kami
meninggalkan kelezatan dan kenyamanan ini? (kelezatan dan kenyamanan
versi mereka) Lalu kami megikuti seruan para nabi dan orang-orang shalih
ini? Jadilah kami kehilangan hawa nafsu, kelezatan dan kenyamanan ini.”
Orang-orang yang lurus akalnya berkata: “Kenikmatan
yang haikiki tidak akan diraih dengan leha-leha (atau kelezatan semu),
akan tetapi Kenikmatan haikiki ini akan diraih dengan perjuangan dan
kesungguhan”.
Maka barangsiapa menginginkan kenikmatan
dan kebahagiaan yang hakiki, dia harus melakukan perjuangan, harus
mengalami kepayahan, sampai dia teruji dan pantas mendapatkan
kebahagiaan yang haikiki tersebut.
Firman Allah تعالى: “Dan
Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim,
sedang penduduknya adalah orang-orang yang berbuat perbaikan.”
Allah تعالى tidaklah akan membinasakan
suatu masyarakat secara zhalim dari diri-Nya, entah kezhaliman yang
nampak ataupun tersembunyi. Maka Allah tidaklah berbuat zhalim terhadap
hamba-Nya. Akan tetapi perlu dipahami jika Allah تعالى membinasakan
suatu masyarakat maka itu disebabkan berbagai kezhaliman dan kemunkaran
yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Apapun kezhaliman itu, maka semuanya
bisa menyebabkan datangnya murka Allah تعالى dan datangnya kebinasaan
untuk masyarakat tersebut. Entah kezhaliman itu besar ataupun kecil,
entah nampak ataupun tersembunyi. Entah berupa kesyirikan ataupun berupa
kemaksiatan selain kesyirikan. Entah berupa kezhaliman dalam hubungan
kepentingan seperti perdagangan dan kesepakatan, dan lain sebagainya.
Adanya upaya melakukan perbaikan
masyarakat kemudian diikuti prakteknya oleh lapisan masyarakat tersebut
maka hal itu menjadi sebab Allah تعالى tidak akan membinasakan
masyarakat tersebut.
Sebagian ulama berkata: “Allah تعالى akan membinasakan negara muslim yang rusak (jahat) dan zhalim, dan akan membiarkan negara kafir yang adil.” Apa artinya??
Artinya: Negara kafir ini, kafir
terhadap Allah تعالى, namun dalam hubungannya dengan masyarakat dan
rakyatnya negara ini berusaha keras melakukan perbaikan dan keadilan,
maka negara ini akan berlangsung kehidupannya dan kekuasaannya. Adapun
jika ada negara muslim namun rusak penuh kebobrokan dan juga kezhaliman
terhadap rakyatnya maka Allah تعالى akan membinasakannya meskipun dia
muslim. Karena dia telah merampas hak para hamba, dan ini membuat Allah
تعالى cemburu dan murka.
Ayat ini mengajak hamba (semua lapisan
masyarakat dengan berbagai posisi dan kedudukannnya) untuk melakukan
perbaikan. Sekaligus ayat ini menunjukkan bahwa keberadaan orang shalih
di masyarakat itu merupakan bentuk rahmat Allah تعالى terhadap
masyarakat tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar