Rabu, 11 April 2012

Diantara Sebab Timbulnya Polemik Di Tengah-Tengah Salafiyyin Yang Harus Di Jauhi

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir al-Jakarty

Wahai saudaraku yang semoga Allah memberikan keistiqamahan kepada kita semua. Ketahuilah bahwasannya Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk menjauhi orang-orang yang jika kita bergaul dengannya akan berdampak jelek bagi agama dan dunia kita. Maka diantara teman yang jelek adalah orang-orang yang menyimpang dari kalangan sururiyyin, hasaniyyin (pengikut Abul Hasan al-Misri) dan turatsiyyin yang para ulama memperingatkan kita untuk tidak bargaul dengan mereka. Tentang hal ini (larangan berteman duduk dengan orang-orang sesat lagi menyimpang) Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللهَ جَامِعُ المُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (Qs. an-Nisaa ‘ : 140)

وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaithan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dzalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Qs. al-An’am : 68)

Berkata al-Imam Syaukani Rahimahullah :
وفي هذه الآية موعظة عظيمة لمن يتسمح بمجالسة المبتدعة ، الذين يحرّفون كلام الله ، ويتلاعبون بكتابه وسنة رسوله ،ويردّون ذلك إلى أهوائهم المضلة وبدعهم الفاسدة ، فإن إذا لم ينكر عليهم ويغير ما هم فيه فأقلّ الأحوال أن يترك مجالستهم ،وذلك يسير عليه غير عسير . وقد يجعلون حضوره معهم مع تنزّهه عما يتلبسون به شبهة يشبهون بها على العامة ، فيكونفي حضوره مفسدة زائدة على مجرد سماع المنكر
“Di dalam ayat ini terdapat nasehat yang agung bagi orang bermurah hati (ramah -ed) dengan duduk-duduk kepada ahlu bid’ah yang mereka menyelewengkan kalamullah (Al-Qur’an, ayat-ayatnya -ed), bermain-main dengan kitab-Nya, sunnah Rasul-Nya yang mereka inginkan dengan itu yaitu mengajak kepada hawa nafsu mereka yang sesat, dan kebid’ahan mereka yang rusak, maka apabila tidak bisa mengingkari mereka dan merubah apa yang ada pada mereka, maka keadaan yang paling ringan adalah dengan meninggalkan duduk-duduk bersama mereka, yang demikian itu mudah atasnya tidaklah sulit. Dan sungguh dengan hadirnya seseorang bersama mereka (ahlu bid’ah) bersamaan dengan bersihnya orang tersebut dari apa yang mereka samarkan (rancukan dari kebenaran) dengan syubhat, yang menjadi syubhat atas kebanyakan orang, maka menjadikan hadirnya (bersama ahlu bid’ah) sebuah kerusakan yang lebih dari sekedar mendengarkan kemungkaran.” (Fathul Qadir, pada ayat ini)

Begitu juga Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًاطَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
 “ Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan orang yang shalih dan orang yang jahat, seperti orang yang bergaul dengan seorang yang membawa wangi dan pembuat pandai besi, orang yang membawa minyak wangi (tukang minyak wangi) mungkin memberi minyak wangi kepadamu atau engkau membeli darinya, paling tidak engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pembuat pandai  besi  kemungkinan apinya akan membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak darinya. “ (HR. Bukhari : 5534 dan Muslim : 2628 dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu)

Berkata Al Haafidz Ibnu Hajar Rahimahullah :
وفي الحديث النهى عن مجالسة من يتأذى بمجالسته في الدين والدنيا والترغيب في مجالسة من ينتفع بمجالسته فيهما
“Pada hadits ini terdapat larangan dari bergaul kepada orang yang berdampak (jelek –ed) bagi agama dan dunia dan anjuran untuk bergaul kepada orang yang bermanfaat bagi agama dan dunia.” (Fathul Bari : 4/324, Darul Hadits Al Qaahiraah)

Berkata Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah :
فِيهِ تَمْثِيله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَلِيس الصَّالِح بِحَامِلِ الْمِسْك ، وَالْجَلِيس السُّوء بِنَافِخِ الْكِير ، وَفِيهِ فَضِيلَة مُجَالَسَة الصَّالِحِينَ وَأَهْل الْخَيْر وَالْمُرُوءَة وَمَكَارِم الْأَخْلَاق وَالْوَرَع وَالْعِلْم وَالْأَدَب ، وَالنَّهْي عَنْ مُجَالَسَة أَهْل الشَّرّ وَأَهْل الْبِدَع ، وَمَنْ يَغْتَاب النَّاس ، أَوْ يَكْثُر فُجْرُهُ وَبَطَالَته . وَنَحْو ذَلِكَ مِنْ الْأَنْوَاع الْمَذْمُومَ
“Di dalam hadits (ini) terdapat perumpamaan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa teman duduk yang shalih seperti penjual minyak wangi dan perumpamaan teman duduk yang jelek seperti pandai besi, dan di dalamnya (di dalam hadits) terdapat keutamaan bergaul dengan orang shalih, orang yang baik, orang yang menjaga muru’ah (kehormatan), orang yang mempunyai akhlaq yang mulia, orang yang wara’ dan memiliki adab dan (di dalam hadits ini –ed) terdapat larangan dari bergaul dengan orang yang jelek, ahlu bid’ah, orang yang mengumpat manusia, atau bergaul dengan orang yang banyak berbuat dosa dan pengangguran dan semisalnya dari macam-macam orang yang tercela.” (Syarh Shahih Muslim : 8/427, Darul Hadits Al- Qaahirah)

Maka meninggalkan perintah agama, meninggalkan jalannya salaf untuk tidak bermuamalah, bergaul, menjadikan teman duduk atau bersikap mumayyi dengan orang-orang menyimpang diantaranya dengan orang-orang hizbiyyin, sururiyyin dan hasaniyyin. akan menimbulkan polemik, perselisihan dan perpecahan ditengah-tengah salafiyyin. Bahkan hal ini diantara sebab yang besar yang menimbulkan polemik, perselisihan dan perpecahan ditengah – tengah salafiyyin.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
فَمَتَى تَرَكَ النَّاسُ بَعْضَ مَا أَمَرَهُمْ اللَّهُ بِهِ وَقَعَتْ بَيْنَهُمْ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ وَإِذَا تَفَرَّقَ الْقَوْمُ فَسَدُوا وَهَلَكُوا وَإِذَا اجْتَمَعُوا صَلَحُوا وَمَلَكُوا ؛ فَإِنَّ الْجَمَاعَةَ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةَ عَذَابٌ
“ Ketika manusia meninggalkan sebagian apa yang Allah perintahkan dengannya akan terjadi diantara mereka permusuhan dan kebencian dan apabila sebuah kaum berpecah belah maka mereka akan rusak dan binasa dan apabila mereka bersatu mereka akan menjadi baik dan berkuasa; sensungguhnya persatuan rahmat dan perpecahan adzab.” (Majmu Fatawa : 3/421)

itu diantara sebab yang akan membuat perselisihan, polemik dan perpecahan ditengah-tengah salafiyyin yang harus dijauhi. Semoga Allah menjaga kita semua dan mengistiqamahkan kita diatas manhaj yang haq ini dan menyatukan kita diatasnya. amin

http://tauhiddansyirik.wordpress.com/2012/04/06/sekedar-mengingatkan-tentang-penyebab-timbulnya-polemik-di-tengah-tengah-salafiyyin/

0 komentar:

Posting Komentar