بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pertanyaan: Mohon penjelasan tentang penyakit ‘ain, apakah dengan memajang foto di FB atau BB bisa menimbulkan penyakit ‘ain?
Jawaban: Penyakit ‘ain, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع يحصل للمنظور منه ضرر
“Dan ‘ain itu adalah pandangan suka
disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat
menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.” [Fathul Bari, 10/200]
Penyakit ‘ain adalah sesuatu yang benar-benar ada secara hakiki. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
الْعَيْنُ حَق وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
“’Ain itu benar adanya, andaikan ada
sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan
apabila kalian diminta untuk mandi maka mandilah.” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma]
Beberapa Faidah:
1) Apabila seseorang melihat sesuatu yang
mengagumkan pada diri saudaranya, hendaklah ia mendoakan keberkahan
untuknya (seperti mengucapkan, BaarokaLlaahu fiyk: Semoga Allah
memberkahimu), inilah cara untuk mencegah penyakit ‘ain. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيه ، أَوْ مِنْ نَفْسِهِ ، أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Apabila seorang dari kalian melihat
sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat
hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk
saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]
2) Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma
di atas menjelaskan kepada kita salah satu cara untuk mengobati
penyakit ‘ain adalah dengan meminta kepada orang yang memandang untuk
mandi, kemudian bekas air mandinya disiramkan kepada orang yang
dipandangnya. Adapun bagaimana tata caranya, dijelaskan dalam hadits
berikut,
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ
سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، قَالَ : مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ
بْنِ حُنَيْفٍ ، وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ : لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ ،
وَلاَ جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ ، فَأُتِيَ بِهِ
النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ : أَدْرِكْ سَهْلاً
صَرِيعًا ، قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ ،
قَالَ : عَلاَمَ يَقْتُلُ أَحَدُكُم أَخَاهُ ، إِذَا رَأَى
أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ
ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ ، فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ
وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ، وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ
إِزَارِهِ ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ.
قَالَ سُفْيَانُ : قَالَ مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ : وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ.
“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir
berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip
(keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama
kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah
seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang
dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan,
hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir
mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan
bagian dalam sarungnya. Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.” Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.” [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Shahih Ibni Majah, no. 2828]
3) Cara penyembuhan lainnya adalah dengan diruqyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة
“Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat)
kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan
binatang berbisa.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu]
4) Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam memperlindungkan anak-anak kepada Allah ta’ala dari penyakit
‘ain, sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم
يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ
يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ الله التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain (kepada Allah ta’ala):
أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“U’idzukuma bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaithonin wa haamatin wa min kulli ‘ainin laamatin.”
“Aku memperlindungkan kalian berdua
dengan kalimat-kalimat Allah yang maha sempurna dari setan, binatang
berbisa dan mata yang dengki (makna yang lain: segala macam bahaya).”
Dan beliau bersabda (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam) memperlindungkan Ismail dan Ishaq dengan doa ini.” [HR. Al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma]
5) Hadits Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif
di atas menunjukkan bahwa orang yang terkena penyakit ‘ain karena
dipandang secara langsung. Adapun apakah mungkin terkena penyakit ‘ain
jika dipandang melalui fotonya atau gambarnya maka kami belum mengetahui
penjelasan ulama akan hal tersebut, silakan ditanyakan kepada para
Ustadz lainnya. Akan tetapi membuat gambar-gambar bernyawa apakah yang
dibuat oleh tangan maupun mesin adalah terlarang berdasarkan keumuman
dalil diharamkannya gambar bernyawa tanpa memberikan pengecualiaan untuk
gambar yang dibuat oleh mesin. Berdasarkan banyak hadits, diantaranya,
عَنْ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ،
زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا
اشْتَرَتْ نُمْرُقَةً فِيهَا تَصَاوِيرُ فَلَمَّا رَآهَا رَسُولُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم قَامَ عَلَى الْبَابِ فَلَمْ يَدْخُلْ فَعَرَفَتْ فِي
وَجْهِهِ الْكَرَاهِيَةَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ أَتُوبُ إِلَى اللهِ
وَإِلَى رَسُولِهِ مَاذَا أَذْنَبْتُ قَالَ مَا بَالُ هَذِهِ النُّمْرُقَةِ
فَقَالَتِ اشْتَرَيْتُهَا لِتَقْعُدَ عَلَيْهَا وَتَوَسَّدَهَا ، فَقَالَ
رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ
يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا
خَلَقْتُمْ – وَقَالَ – إِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي فِيهِ الصُّوَرُ لاَ
تَدْخُلُهُ الْمَلاَئِكَةُ
“Dari Aisyah radhiyallahu’anha,
seorang istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, bahwasannya beliau
mengabarkan kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, bahwa beliau telah
membeli bantal yang padanya terdapat gambar-gambar bernyawa, ketika
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melihatnya, maka beliau hanya
berdiri di pintu, tidak mau memasuki rumah. Aisyah pun mengetahui
ketidaksukaan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang tergambar
pada wajah beliau, Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, aku kembali kepada
Allah dan Rasul-Nya, apakah dosaku?” Beliau bersabda, “Untuk apa bantal
ini?” Aisyah menjawab, “Aku belikan untuk engkau duduk di atasnya dan
bersandar padanya.” Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya para pemilik
gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada
mereka: Hidupkan yang telah kalian ciptakan.”
Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya rumah yang terdapat padanya gambar-gambar bernyawa tidak akan dimasuki oleh malaikat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Terlebih lagi jika gambar seorang wanita disebarkan di internet, maka sisi keharamannya bertambah, diantaranya:
Pertama: Menimbulkan fitnah (godaan) bagi laki-laki dan bisa berdampak pada maraknya perzinahan.
Kedua: Dosa menampakkan aurat dan mungkin disalahgunakan oleh pihak-pihak yang menginginkan kejelekan.
Ketiga: Menjadikan suami dan mahramnya sebagai orang-orang yang kehilangan sifat cemburu (dayuts), satu sifat yang pernah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebagai penghalang masuk surga.
Maka janganlah membuat gambar bernyawa,
baik dengan tangan maupun mesin, jangan pula memajangnya di internet
dalam rangka taat kepada Allah ta’ala dan kehati-hatian dalam
mentaati-Nya.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
sumber : http://nasihatonline.wordpress.com/2013/03/05/penyakit-ain-sebab-pencegahan-dan-terapi/
0 komentar:
Posting Komentar