بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu telah berkata : Nabi sholallohu 'alaihi was salam bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِلَمْ
أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كأذْنَابِ البَقَر,بَضْرِبُوْنَبِهَا
النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ
رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَيَدْخُلْنَ
الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا. وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ
مَسِيْرَةِ كَذا وَكَذَا
"dua orang dari penduduk neraka
belum pernah aku melihat keduanya yaitu suatu kaum yang bersama mereka
cemeti seperti ekornya sapi mereka orang-orang yang memukuli manusia
dengan cemeti tersebut dan wanita yang berpakaian tetapi telanjang
berjalan berlenggok-lenggok, kepala mereka laksana punuk onta yang
miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati baunya.
Dan sesungguhnya baunya bisa didapati dari jarak sekian dan
sekian."(muslim 2128)
1. Ahlu tafsir mengatakan : kaasiyaatun 'aariyaatun adalah berpakaian secara dhohir akan tetapi maknanya kosong dari ketaqwaan, karena Alloh Ta'ala berkata :
وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ
" dan pakaian taqwa demikian itulah yang lebih baik"(QS. Al-A'rof : 26)
Maka berdasarkan ayat ini dan
hadist sebelumnya adalah mencakup setiap wanita yang fajiroh meskipun
dia mengenakan pakaian yang lebar (fadhfadhotun) yang menutupi seluruh
tubuhnya namun hatinya kosong (al 'aariyu) dari ketaqwaan kepada
Alloh Subhanahu.
2. Ahlu tafsir mengatakan : kaasiyaatun
'aariyaatun yaitu para wanita yang mengenakan pakaian dhohir akan
tetapi tidak menutupi tubuhnya bisa jadi karena sempit/kekecilan atau
bisa jadi karena tipis atau karena pendek.
dari dua penafsiran ini disimpulkan mencakup semua wanita apabila keadaan mereka demikian.
Adapun (mumiilaatun maa'ilaatun) :
1. mumiilaatun, sebagian ahlul
ilmi menafsirkan yaitu dalam menyisir rambut diarahkan hanya pada satu
sisi tertentu, ini disebut dengan mumiilatul masythoti lebih-lebih
lagi cara menyisir rambut seperti ini meniru wanita-wanita kafir wal
'iyaadzubillah dan musibah ini telah menimpa sebagian wanita muslimah.
2. Maa'ilaatun, wanita-wanita
yang membuat fitnah kepada wanita yang lain dimana mereka keluar dari
rumah-rumah mereka dengan berdandan/bersolek, memakai minyak wangi dan
hal-hal yang serupa dengan keduanya, maka mereka ini adalah mumiilatun
terhadap wanita-wanita lain dan lafadz ini mencakup dua makna.
karena adanya kaidah " annan nasho
idzaa kaana yahtamilu ma'nayaini wa laa marji'a li ahadihimaa"
sesungguhnya nash apabila mengandung 2 makna maka tidak boleh
dikembalikan (makna) hanya pada salah satu (maknanya mencakup/dibawa
kepada keduanya).
Dan disini tidak ada tempat kembali
dan tidak pula saling meniadakan karena berkumpulnya 2 makna maka
keberadaan makna tersebut mencakup untuk ini dan itu.
Dan adapun (maa'ilaatun) maknanya
adalah wanita-wanita yang menyeleweng dari al haq dan dari
perkara-perkara yang diwajibkan oleh Alloh Ta'ala dan RosulNya atas
mereka berupa sifat malu dan malu dalam menampakkan aurot (hasymatun).
Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh
berkata : "Didapati para wanita yang berjalan seperti laki-laki bahkan
seperti berjalannya tentara dan juga mereka tertawa terbahak-bahak
(terangkat suaranya) sehingga menimbulkan fitnah, dia berdiri
berlama-lama bersama laki-laki pemilik toko ketika jual beli lalu
tertawa-tawa bersama pemilik toko tersebut dan terkadang saling
berpegangan tangan karena sipemilik toko memasangkan arloji ditangan
wanita tersebut dan hal-hal yang serupa dari yang demikian itu berupa
kerusakan-kerusakan dan musibah dan merekalah para wanita yang
maa'ilaatun tidak diragukan lagi bahwasannya mereka maa'ilaatun dari al
haq- nas'alulloha al 'afiiyata"(kitaabul libaasi waz ziyanati 128).
makna "kepala mereka laksana punuk onta yang miring" adalah albukhtu :
jenis dari seekor onta yang memiliki punuk yang panjang yang
bergoyang kekanan atau kekiri. Wanita-wanita yang menyisir
(mengangkat) rambut kepalanya kemudian dimiringkan kesisi kanan atau
kiri kepalanya menyerupai punuk onta. Ringkasnya perbuatan ini
tujuannnya untuk mempercantik rambutnya sehingga menimbulkan fitnah.
Makna "mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati baunya" adalah para wanita itu tidak akan masuk surga dan tidak pula bisa mendekatinya.
Makna "Dan sesungguhnya baunya bisa didapati dari jarak sekian dan sekian" adalah
perjalanan sekitar 70 tahun atau lebih padahal wanita ini tidak bisa
mendekati surga wal 'iyaadzubillah, dikarenakan dia telah keluar dari
jalannya Alloh, maka wanita ini adalah kaasiyatun 'aariyatun
mumiilatun maa'ilatun yang mengajak pada fitnah dan perbuatan zina. Dan
perbuatan ini masuk dalam kategori dosa-dosa besar. Wallohu a'lam
bish showab.
Adalah aku meminta kepada Alloh Ta'ala
taufiq dan istiqomah dalam berkata dan beramal. Sesungguhnya Dia Maha
mendengar dan Maha mengabulkan.
Bangkalan, Romadhon 1431
Abu Abdirrohman Al Atsary
http://almandari11.blogspot.com/2010/09/berpakaian-tetapi-telanjangwal.html
0 komentar:
Posting Komentar