Oleh: Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin
Terdapat dalam shahih muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda (yang artinya): “Ada
dua golongan dari ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya:
pertama, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor-ekor sapi yang
dipakai untuk memukul manusia; kedua, wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang lenggak lenggok di kepalanya ada sanggul seperti
punduk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan
baunya dan sesungguhnya bau surga itu akan didapatkan dari jarak ini
dan itu.”
Maka ucapan Rasulullah, telanjang adalah
bahwa mereka memakai pakaian tetapi tidak menutupi yang semestinya
tertutup, baik itu karena pendeknya atau tipisnya atau karena ketatnya,
diantaranya adalah yang terbuka bagian dadanya, karena yang demikian
itu menyelisihi perintah Allah, dimana Allah berfirman : “Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” ( QS An Nur: 31 )
Berkata Al Qurthubi dalam tafsirnya :
“Prakteknya adalah hendaknya wanita memakai kain kerudung uantuk
menutup dadanya.” Di antaranya lagi adalah yang terbelah bagian
bawahnya, jika tidak terdapat penutup lagi di dalamnya, jika ada
penutupnya tidak mengapa hanya saja jangan sampai menyerupai yang
dipakaikan oleh kaum pria.”
Kepada para walinya kaum wanita
hendaknya melarang mereka dari memakai pakaian yang haram dan keluar
rumah dengan bertabarrruj (bersolek/berdandan) dan memakai
wangi-wangian karena para walinya adalah orang yang bertanggung jawab
atasnya pada hari kiamat, pada hari di mana seseorang tidak dapat
membela orang lain walau sedikit pun, dan begitu pula tidak diterima
syafaat dan tebusan dari padanya dan tidaklah mereka akan ditolong.
Semoga Allah memberi taufiq bagi semuanya kepada yang dicintai dan
diridhainya.
“Konsep pembela yang universal antara
haq dan bathil, hidayah dan kesesatan, petunjuk dan penjerumus, jalan
kebahagiaan dan kehancuran adalah menjadikan apa-apa yang Allah telah
utus dengannya para rasul dan diturunkan dengannya Al Kitab sebagai
kebenaran yang wajib untuk diikuti, karena dengannya akan mendapatkan
Furqon dan hidayah Ilmu dan Iman.
Adapun yang lainnya dari perkataan
manusia diukur diatasnya, apabila sesuai dengannya adalah benar, jika
menyelisihinya adalah bathil. Apabila belum diketahui apakah sesuai
atau tidak dikarenakan perkataan-perkatan yang global tidak dimengerti
maksud pembicaraan atau dimengerti maksudnya tapi tidak tahu apakah
Rasul membenarkannya atau tidak maka diam, tidak berkomentar melainkan
dengan Ilmu. Sedangkan Ilmu adalah apa-apa yang berdiri diatasnya dalil
dan yang bermanfaat adalah apa yang dibawa oleh Rasulullah” (Ucapan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
http://almandari11.blogspot.com/2010/09/pakaian-ketat-bagi-wanita.html
0 komentar:
Posting Komentar