Pernahkan kita
mendengar tentang kata An-Naml? Ya, An-Naml adalah salah satu namasurat
dalam Al Quran yang berarti semut. Ternyata, semut memiliki segudang
keistimewaan yang membuat mata kita terbelalak karena takjub dengannya.
Coba kita perhatikan baik-baik tentang
hewan lemah yang satu ini, dengan kelemahannya dibanding hewan yang
lain, ia memiliki kecerdasan dan kecakapan yang tinggi dalam mencari
makanan untuk kehidupan sehari-hari. Satu komunitas semut jika ingin
mengumpulkan makanan, mereka keluar dari sarangnya secara serempak.
Ketika ada yang mendapatkan makanan, yang pertama kali dilakukan adalah
membuat jalan yang menghubungkan antara makanan tersebut dengan
sarangnya. Lalu dengan segera mereka berusaha untuk memindahkan makanan
tersebut ke sarang. Dalam usaha memindah makanan tersebut semut membagi
tugas menjadi dua bagian. Satu berusaha untuk memindahkan makanan ke
sarang, yang lainnya menyambut untuk kemudian dibawa masuk dan disimpan
ke gudang penyimpanan makanan. Uniknya masing-masing semut tidak saling
bercampur tugasnya, mereka melakukannya secara teratur.
Apabila makanan yang ditemukan sangat
besar, maka para semut bergotong royong untuk membawanya. Hal ini tak
ubahnya seperti manusia yang bergotong royong untuk mengangkat sesuatu
yang besar lagi berat. Jadi, semut memiliki insting tolong menolong dan
bergotong royong untuk mendapatkan kebaikan bagi mereka.
Adasuatu kisah menarik dari Ibnul Qayyim
v tentang semut ini. Dahulu, ada seseorang yang berkisah bahwa suatu
saat ia melihat seekor semut sedang mencari makanan. Orang ini pun
meletakkan makanan untuk semut tersebut, makanan yang sangat besar.
Ketika mendapatkannya, semut ini pun berusaha mengangkatnya namun tidak
mampu. Sejenak ia pergi untuk memanggil teman-temannya. Lalu, datanglah
semut tersebut dengan sekelompok pasukan semut. Orang ini pun mengangkat
makanan tersebut. Mulailah sekelompok semut itu berkeliling untuk
mencari makanan tadi, namun mereka tidak mendapatkannya. Pulanglah
mereka ke sarangnya tanpa membawa apa-apa. Selang beberapa saat semut
itu pun datang kembali ke tempat tersebut untuk mencari makanan. Lalu
orang ini meletakkan makanan itu ke tempatnya kembali. Kembali semut itu
pun menemukannya dan berusaha mengangkatnya namun tak mampu. Ia pun
pulang untuk memanggil teman-temannya. Datanglah kembali rombongan tadi
dengan bersemangat untuk mendapatkan makanan yang sangat besar. Namun,
lagi-lagi orang ini pun mengangkat makanan tersebut sehingga mereka
pulang tanpa membawa apapun. Kejadian ini berulang ketiga kalinya, maka
setelah hal ini berulang tiga kali, dan mereka tidak mendapatkan hasil
sedikit pun, akhirnya sekelompok semut ini membuat lingkaran dan
bersama-sama mengelilingi si semut. Kemudian mereka bersama-sama
mengangkat semut tadi dan memotong- motong tubuhnya menjadi beberapa
bagian.
Kecerdikan semut yang lain adalah
apabila mereka ingin menyimpan biji-bijian sebagai makanan, mereka
membelah biji tersebut supaya tidak tumbuh menjadi tanaman. Kalau biji
tersebut termasuk biji yang berkeping dua maka mereka potong menjadi
empat bagian. Setelah dalam gudang penyimpanan makanan pun biji-bijian
tersebut dirawat supaya tetap awet. Tatkala biji tersebut basah atau
lembab, mereka mengeluarkan biji-bijian tersebut untuk dijemur dibawah
terik matahari agar tidak membusuk, lalu memasukkannya kembali setelah
kering. Oleh sebab itulah kita terkadang melihat ada biji-bijian yang
terpotong-potong berserakan di sekitar lubang semut lalu dalam waktu
sekejap biji-biji itu menghilang kembali.
Demikianlah sekilas mengenai keajaiban
semut, tentulah masih banyak keajaiban yang lain yang mengagumkan untuk
dibahas. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. [Hammam].
Referensi :Miftah Daris Sa’adah, karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullahhttp://tashfiyah.net/2012/01/semut-yang-ajaib/
0 komentar:
Posting Komentar