Wanita adalah hiasan kehidupan dunia. Allah pun telah berfirman di dalam Al-Quran:
“Dihiasi bagi manusia kecintaan terhadap syahwat dari wanita, anak-anak lelaki, harta benda yang berlimpah berupa emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan pertanian, itulah perhiasan kehidupan dunia. Dan di sisi Allah tempat kembali yang baik.” [Q.S. Ali Imran:14].
Apalagi jika wanita itu adalah wanita yang shalihah. Rasulullah `
telah menyebut wanita shalihah sebagai perhiasan dunia yang paling baik
dalam sabda beliau yang artinya, “Dunia itu adalah perhiasan dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita shalihah.” [H.R. Muslim dari sahabat Abdullah bin Amr c].
Demikianlah, wanita shalihah akan memberikan warna yang baik di
kehidupan dunia. Karena seorang wanita shalihah akan melahirkan generasi
yang shalih, memberikan sokongan kepada suaminya untuk beramal shalih,
dan dia sendiri pun menjaga dirinya agar senantiasa berada di dalam
keshalihan.
Namun, perhiasan dunia ini justru akan menjadi azab jika sudah
ditumpangi nafsu syaithaniah. Tak sedikit wanita yang justru
menggelimpangkan korbannya ke dalam jurang kenistaan. Pun, tak jarang
wanita menjadi sumber rendahnya moral dalam suatu bangsa. Tak heran, ada
sebuah ungkapan yang menyatakan, “Jika jelek kondisi moral wanita suatu
bangsa, niscaya jelek pula lah bangsa tersebut. Namun jika baik kondisi
moral wanita suatu bangsa, hal itu akan menyumbang baiknya bangsa
tersebut.”
Makanya, Rasulullah ` pun pernah mewanti-wanti:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah
menjadikan kalian berganti generasi di atasnya lalu melihat apa yang
kalian perbuat. Maka jagalah diri kalian dari dunia dan wanita karena sesungguhnya awal musibah yang menimpa Bani Israil ada pada wanita.” [H.R. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri z].
Rasulullah ` juga menegaskan bahwa wanita adalah ujian yang paling berbahaya bagi laki-laki dalam sebuah hadits yang artinya, “Tidaklah aku tinggalkan sebuah ujian setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Usamah bin Zaid c].
Mungkin hadits yang kami sebutkan ada yang menilainya terlalu
memojokkan dan menyalahkan wanita tanpa menyinggung kesalahan laki-laki.
Janganlah kita terburu-buru menilai demikian. Kita tidak pungkiri bahwa
laki-laki memiliki andil sebagai pelakunya. Tapi, jika kita telisik dan
perhatikan lebih jauh, akan kita dapati titik terang bahwa perbuatan
laki-laki ini lebih sering disebabkan oleh umpan yang dilemparkan si
wanita. Nah, inilah pesan yang hendak disampaikan oleh Nabi ` sebagai
bentuk empati kepada umatnya, agar mereka lebih berhati-hati supaya
tidak terjerumus ke dalam kubangan kerendahan yang diakibatkan olehnya.
Gerbang Menuju Kerendahan
Syaithan sangat getol dalam menjerumuskan manusia ke dalam jurang
kesesatan dan kemaksiatan. Segala cara akan dia tempuh demi
merealisasikan janjinya yang pernah dia sampaikan kepada Allah yang
artinya, “Demi kemuliaan-Mu, aku benar-benar akan menyesatkan mereka semua.” [Q.S. Shad:82].
Di antara jalan yang dia tempuh untuk menjerumuskan manusia adalah
melalui wanita karena dia tahu bahwa manusia diciptakan secara tabiat
mencintai wanita. Dia memperalat wanita untuk membuka celah-celah
kerusakan dengan beberapa cara:
(1) Zina alias berhubungan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah
Zina adalah dosa besar yang telah Allah firmankan:
“Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perkara yang keji dan jalan yang jelek.” [Q.S. Al-Isra` (Bani Isra`il):32].
Sayangnya, zina pada zaman ini dianggap sesuatu yang biasa jika
dilakukan suka sama suka. Ditambah lagi, media massa semakin memberikan
kesan telah biasanya perbuatan zina. Inilah awal dari kehancuran suatu
bangsa. Na’udzu billahi min dzalik.
(2) Mengumbar aurat wanita
Sebagai seorang mukmin, tentu kita mengetahui bahwa seluruh tubuh
wanita adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Namun
sekarang syaithan telah berhasil membujuk mereka untuk menanggalkan
pakaian kehormatan mereka satu demi satu. Nabi ` bersabda yang artinya, “Dua
golongan dari penduduk neraka yang belum aku lihat: sekelompok orang
yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dia gunakan untuk mencambuk
manusia; dan wanita-wanita yang berbaju tapi telanjang (berbaju
tipis dan transparan atau berbaju tebal tapi ketat, red.),
melenggak-lenggokkan pundaknya dan berjalan miring, kepalanya seperti
punuk unta (karena digelung dan diikat sehingga nampak ikatannya dari
luar jilbabnya, red.). Wanita ini tidak akan mendapatkan wangi surga, padahal wanginya bisa dicium dari jarak perjalanan demikian dan demikian.”
[H.R. Muslim dari sahabat Abu Hurairah z]. Demikianlah mukjizat Nabi
Muhammad `. Sejak dahulu beliau telah mensinyalir perbuatan semacam ini
pada umatnya meskipun belum terjadi. Sekarang, pemandangan semacam ini
tidak susah didapati. Malahan, sulit bagi kita untuk menghindarinya. Wallahul musta’an.
(3) Ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dan wanita) serta khalwat (laki-laki dan perempuan berduaan)
Ikhtilath dan khalwat adalah salah satu jalan
menuju zina. Dalam Islam, segala hal yang bisa menjerumuskan ke dalam
keharaman adalah haram. Apalagi, Allah U telah melarang secara tegas
untuk mendekati perzinaan dalam ayat yang tadi kita sebutkan (Q.S.
Al-Isra`:32). Rasul ` pun telah menegaskan haramnya ber-khalwat di dalam sabda beliau (yang artinya), “Janganlah laki-laki berduaan dengan wanita kecuali bersama dengannya mahram[1].” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
Rasulullah ` juga bersabda:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan wanita kecuali yang ketiganya adalah syaithan.” [H.R. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v].
(4) Tabarruj jahiliyah (berdandan atau bersolek selain untuk suami)
Patut kita ketahui bahwa seorang wanita tidaklah diperbolehkan untuk
berdandan dan bersolek di luar rumahnya. Allah U telah melarang
istri-istri Nabi ` untuk ber-tabarruj dengan firman-Nya:
“Dan tetaplah berada di rumah kalian dan janganlah ber-tabarruj dengan tabarruj jahiliyah yang terdahulu.” [Q.S. Al-Ahzab:33].
Jika Allah melarang istri-istri Nabi ` yang notabene adalah
wanita-wanita pilihan, maka wanita umat Islam ini lebih utama untuk
mendapatkan perintah ini.
(5) Melemahkan semangat untuk beramal shalih
“Wahai orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang merupakan musuh bagi kalian.” [Q.S. At-Taghabun:14].
Mereka dianggap musuh karena seringkali istri dan anak menggembosi
semangat beramal shalih. Seringkali kita dapati, seseorang lelaki
sebelum menikah sangat rajin sekali dalam beribadah, namun ketika
mengarungi bahtera rumah tangga seketika itu juga dirinya tak lagi
terlihat di dalam majelis taklim. Bahkan, shalat berjama’ah pun kadang
absen.
Untukmu Wanita
Wahai wanita, berhati-hatilah dirimu. Jangan sampai syaithan
memperalatmu menjadi penyebar kerusakan. Jangan biarkan dirimu menjadi
umpan untuk menjerumuskan laki-laki ke dalam neraka. Ingatlah,
bahwasanya Rasulullah ` pernah melihat neraka, ternyata mayoritas
penduduknya adalah wanita.
Wahai wanita, generasi depan adalah tanggung jawabmu. Jangan engkau
rusak dengan merusak dirimu. Kenakan kembali jilbabmu, kembalilah ke
dalam koridor Rabbmu. Ketahuilah, Rabbmu adalah Rabb yang Maha
Mengetahui maslahat dirimu. Dia adalah Maha Adil yang tidak ingin
menzalimimu.
Wahai wanita, ketahuilah kodratmu. Allah memberimu hak sesuai dengan
kewajibanmu dan mewajibkanmu sesuai dengan kemampuanmu. Ketahuilah,
Allah memberimu jalan lebih mudah untuk masuk ke dalam surga karena itu
pantas dengan pengorbananmu. Rasul ` pun telah memberimu kabar gembira
dalam sebuah hadits shahih yang memiliki banyak jalan, yang artinya, “Jika
seorang wanita shalat lima waktu, puasa wajib sebulannya, menjaga
kemaluannya, dan menaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya,
‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu manapun yang engkau mau.’” [H.R. Ahmad, Ath-Thabarani, dan Al-Bazzar, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v].
Untukmu Lelaki
Wahai lelaki, sesungguhnya Allah sedang mengujimu. Jangan biarkan
dirimu terpancing ke dalam jerat syaithan melalui umpan wanita. Engkau
diciptakan oleh Allah memiliki pikiran yang lebih matang dan pribadi
yang lebih mapan. Maka, berpikirlah beberapa kali sebelum terjatuh dalam
jeratnya.
Janganlah engkau merasa dirimu lebih kuat daripada wanita lantas
lalai terhadap bahayanya. Tidakkah engkau ingat bahwasanya banyak tokoh
dunia ‘tersihir’ oleh wanita sehingga akhirnya terkapar dalam kekalahan.
Rasul ` pun telah mengisyaratkan hal ini dengan bersabda yang artinya, “Tidaklah aku melihat makhluk kurang akal dan agamanya yang lebih menguasai pikiran seorang lelaki kuat daripada wanita.” [H.R. Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri z].
Pun, janganlah karena merasa dirimu lebih kuat daripada wanita lantas
membuatmu sewenang-wenang terhadap wanita. Ingatlah, Allah menjadikanmu
sebagai pelindung wanita, penjaganya, pemberi haknya, dan pemberi
ketenteraman baginya. Allah telah mewasiatkan kepadamu:
“Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita…” [Q.S. An-Nisa`:34].
Allahu a’lam bish shawab.
[1]
Mahram -yang sering disebut masyarakat Indonesia dengan istilah muhrim-
adalah wanita atau laki-laki yang diharamkan untuk dinikahi baik karena
kekerabatan atau karena persusuan. Istilah yang benar adalah mahram,
bukan muhrim, karena muhrim adalah orang yang sedang ihram (haji).
sumber : http://tashfiyah.net/2011/05/jerat-jerat-wanita/
sumber : http://tashfiyah.net/2011/05/jerat-jerat-wanita/
0 komentar:
Posting Komentar