PERTANYAAN PERTAMA
Syaikh, kami memliki beberapa pertanyaan. Kami
minta izin kepada Anda untuk menyebarkannya. Pertama, ada pertanyaan
yang berbunyi:
“Kami mendengar di sebagian media adanya celaan kepada negeri kita ini
(Saudi) dan pemerintahnya, khususnya di akhir-akhir ini. Hal ini terjadi
setelah (kejadian) Israil menyerang Libanon. Beberapa komentar sangat
kelewatan hingga mereka menjadikan negara Saudi, Israel dan Amerika
adalah satu kelompok. Semuanya kafir dan saling berwala’ (berloyalitas).
Apa komentar anda, sebab kami mengetahui bagaimana pemerintah kami
mencintai Islam dan kaum Muslimin? (Pemerintah kami) juga mendakwahkan
Islam yang benar lagi murni, bahkan di antara mereka (pemerintah) dan
para ulama saling memberi nasihat dan musyawarah dalam agama.”
Beliau menjawab:
“Alangkah ngerinya apa yang keluar dari mulut mereka. Yang mereka
ucapkan tidak lain adalah dusta. Tidak diragukan lagi bahwa kerajaan
Saudi Arabia adalah yang menjadi target untuk disakiti oleh Amerika…
Bukankah mereka telah menyerang lembaga-lembaga amal dan bersemangat
untuk menghentikan dan membekukan bantuan (kaum muslimin untuk
muslimin). (Amerika) berlagak berbuat baik kepada kerajaan ini di
harian-harian mereka yang terkenal. Semoga Allah merendahkan mereka dan
menghancurkan berita-berita mereka.
Mereka (Amerika) ingin melecehkan ulama-ulama besar… Mereka menyatakan
bahwa para ulama itu mendanai para teroris. Di antaranya sedekah yang
diberikan kepada kaum muslimin yang lemah, yang diberikan oleh yayasan
sosial.
(Maka) yang mengatakan bahwa Saudi bersama Yahudi dan Amerika, tidak
lain hal itu diucapkan oleh orang yang di hatinya ada kedengkian
terhadap aqidah ini dan para pemikulnya serta pembelanya.
Kedengkian-kedengkian itu hanya akan menjerumuskan para pemiliknya
kepada berbagai kehinaan dan kejelekan.
Tidak diragukan lagi, di dunia Islam tidak ada negara yang bisa
memberikan bantuan melalui badan-badan dan lembaga-lembaga amal seperti
yang dilakukan oleh negara ini. Baik secara pemerintahan atau pribadi.
Saya tidak suka kalau disebut “Israil (yang membantai -pent)”, sebab
Israil adalah nama lain dari Nabi Allah, Ya’qub ‘alaihissalam.
Adapun mereka (yang membantai), adalah famili para babi dan monyet… (Yahudi).
Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah Yahudi, tapi mereka bukan Israil. Tapi mereka menggunakan nama itu.
Kemudian nama ini juga tercela bagi umat ini, yakni untuk menyebut
dirinya dengan negara Islam atau dakwah Islam atau menjadikan tandanya
adalah Islam.
Negara Yahudi menamakan dirinya dengan Israil, yakni menurut dasar keyahudian.
Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang yang berakal di dunia ini, baik
Nashrani di Barat maupun orang kafir di Timur, pasti tahu bahwa Amerika
sangat gigih untuk melecehkan dunia Islam. Akan tetapi –tentu saja–
Saudi-lah target utama mereka.
Alhamdulillah, karena kita berpegang teguh kepada agama kita yang benar
dan kita menggigitnya –dengan gigi geraham kita– secara jujur serta
mengikhlaskan amal kita untuk Allah, maka Allah menolong hamba-hamba-Nya
yang beriman. Dan tidak ada penyebab terlambat datangnya pertolongan
Allah melainkan karena para hamba menyia-nyiakan agama mereka.
Kita mohon kepada Allah agar menampakkan (hukuman) –dengan segera tanpa
ditunda– terhadap Amerika yang akan membahagiakan kaum mukminin…
Silahkan.”
Penanya: “Jazakallahu khairan, Syaikh.”
PERTANYAAN KEDUA
Ada yang bertanya:
“Yang kami hormati Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan, semoga
Allah menjagamu dan menuntunmu. Tidak diragukan lagi bahwa Anda juga
mengetahui kenyataan pahit yang dialami kaum muslimin di dunia Islam
yang mana terjadi berbagai fitnah dan peperangan. Khususnya peperangan
yang terjadi antara Yahudi dan kelompok Hizbullah yang merupakan
kelompok Syi’ah di Libanon. Apa sikap seorang muslim terhadap peperangan
ini? Sebab kita mendengar adanya ajakan untuk berjihad bersama mereka
dan mendoakan kemenangan untuk mereka ketika qunut. Kaum muslimin
menjadi bingung dalam hal ini. Apa pengarahan dari Anda?”
Beliau menjawab:
“Tidak diragukan lagi bahwa kelompok yang menamakan dirinya dengan
Hizbullah (kelompok Allah -pent) adalah Hizbur Rafidhah (kelompok
Rafidhah/Syi’ah). Dan Rafidhah telah diketahui (kesesatannya -pent) dan
telah diketahui (sesatnya) manhaj (metode) mereka. Mereka hakekatnya
menganggap mayoritas Ahlus Sunnah… (bahwa) semua Ahlus Sunnah adalah
orang kafir. Ini adalah hal yang tidak samar bagi orang yang menelaah
buku-buku mereka.
Kita berlindung kepada Allah agar jangan sampai kita menolong, membela,
dan membantu mereka yang itu akan membuat mereka semakin kuat. Mereka
bagian dari Iran. Tidak ragu lagi (benarnya -pent) ucapan pemimpin
Mesir: “Sesungguhnya Syi’ah yang ada di negara ini dengan yang di Iran
sama saja. Sebab, kecenderungan dan loyalitas mereka kepada Iran.”
Namun, bila masyarakat tertimpa musibah hendaknya segera memperbaikinya
menurut cara yang sesuai (syariat) dan bisa memperbaiki musibah itu.
Adapun apa yang menimpa Libanon secara umum, kalau tidak bisa dikatakan
semua, dalangnya adalah kelompok ini. Mereka yang menamakan dirinya
dengan kelompok Allah (Hizbullah), sebenarnya mereka adalah Hizbusy
Syaithan (kelompok/partai Setan)! Sekian.”
(Fatwa ini adalah kutipan fatwa suara Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan
ketika menjawab dua pertanyaan saat Daurah Al-Imam Abdul Aziz bin
Abdillah bin Baz rahimahullahu. Lantas situs Ar-Radd mentranskripnya dan
menyebarkannya di situsnya serta dikutip di Sahab.net. URL sumber
http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=337317. Fatwa ini
diterjemahkan oleh Abu Mu’awiyah M. Ali bin Ismail Al-Medani.
Asy-Syariah mengambilnya dari website salafy.or.id)
Judul : Menyikapi Krisis Lebanon: Tidak Boleh Menyebut Yahudi dengan ‘Israil’
Penulis: Fatwa Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan, Ketua Majelis Qadha` Al-A’la
Sumber : http://asysyariah.com/print.php?id_online=379
Senin, 10 Desember 2012
Posted by Maktabah Al-Karawanjy on 12/10/2012 11:18:00 AM with No comments
Posted in Akhlaq, Aqidah, Manhaj, Tanya Jawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar