Sesungguhnya keyakinan yang menyatakan bahwa Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Islam dan bahwasanya Islam yang
murni adalah Sunnahnya, merupakan keyakinan yang shahih, yang selamat
dan lurus. Sebagaimana perkataannya Al-Imam Al-Barbahariy dan disepakati
oleh ‘ulama Ahlus Sunnah: “Ketahuilah, bahwasanya Islam adalah Sunnah
dan Sunnah adalah Islam, dan tidak akan berdiri salah satu dari keduanya
kecuali dengan yang lainnya.” (Syarhus Sunnah hal.65).
Setiap apa saja yang menyelisihi keyakinan tersebut, maka itu
merupakan keyakinan yang rusak, yang salah, jahiliyyah dan kebinasaan.
Dan kewajiban kita, kaum muslimin adalah mengagungkan Sunnah
tersebut, menghidupkannya, mendakwahkannya dan membelanya dari
orang-orang yang membenci dan memusuhinya.
Allah Ta’ala memperingatkan kita agar jangan sampai menyelisihi
perintah Rasulullah, dengan firman-Nya: “Maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa ‘adzab
yang pedih.” (An-Nuur:63)
Rasulullah juga memperingatkan: “Barangsiapa yang membenci Sunnahku
maka dia bukan dari golonganku.” (Muttafaqun ‘alaih dari Anas bin Malik)
Berikut ini, akan dipaparkan riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang
disegerakannya balasan dan hukuman bagi orang-orang yang
memperolok-olok, meremehkan dan tidak mengagungkan Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jangan Mendatangi Istri di Malam Hari!
Dari Ibnu ‘Abbas dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian mengetuk pintu para wanita (istri-istri) pada waktu
malam hari.”
Berkata (Ibnu ‘Abbas): “Dan pada suatu saat Rasulullah (pernah)
pulang dalam keadaan berkafilah, kemudian berjalanlah dua orang
bersembunyi-sembunyi pulang kepada istrinya masing-masing, maka kedua
orang tersebut mendapatkan seorang pria sedang bersama dengan istrinya.”
(Sunan Ad-Darimiy no.444; lihat juga hadits yang mirip dengan ini dalam
Shahiih Al-Bukhaariy no.1800 & 1801, Shahiih Muslim no.1928;
Al-Mu’jamul Kabiir, Ath-Thabraniy no.11626; Al-Mustadrak, Al-Hakim
no.7798 dari ‘Abdullah bin Rawahah; Sunan Ad-Darimiy no.445 dari Sa’id
bin Al-Musayyab, pent.)
Berkata Al-Imam An-Nawawiy: “Adapun bila safarnya dekat, istrinya pun
mengharapkan kedatangannya pada malam hari, maka pulang malam pun
boleh. Begitu pula apabila telah ada informasi awal (melalui telpon,
surat atau lainnya, pent.) yang memberitahu akan kedatangannya kepada
istri dan keluarganya, hal ini pun tidak mengapa.” (Syarh Shahiih Muslim
13/71-72, lihat Dhiyaa`us Saalikiin fii Ahkaam wa Aadaabil Musaafiriin,
Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuriy)
Makanlah dengan Tangan Kanan!
Dari Salamah bin Al-Akwa’, bahwasanya seseorang pernah makan di sisi
Rasulullah dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata: “Makanlah dengan
tangan kananmu!” Orang itu berkata: “Saya tidak bisa.” (Maka) beliau
berkata: “Kamu tidak akan bisa.” Tidak ada yang menghalangi orang
tersebut (untuk makan dengan tangan kanannya) melainkan hanya
kesombongan.
Berkata (Salamah bin Al-Akwa’): “Maka orang itu pun (akhirnya) tidak
bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya.” (HR. Muslim no.2021)
Jangan Memperolok-olokkan Hadits!
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tatkala seseorang berjalan dengan sombong di waktu pagi dan petang,
maka Allah menenggelamkannya ke dalam bumi, dia dalam keadaan
terbolak-balik di dalamnya sampai hari kiamat.” (Lihat juga hadits yang
mirip dengan ini dalam Shahih Muslim no.2088; Musnad Abu ‘Awwaanah I
no.8565; Musnad Ahmad no.7074 dari ‘Abdullah bin ‘Amr, pent.)
Maka berkatalah seorang pemuda kepada Abu Hurairah: -telah disebutkan
namanya- sedangkan pemuda tersebut dalam keadaan bergurau: “Wahai Abu
Hurairah apakah seperti ini jalannya orang yang ditenggelamkan ke bumi
itu (sambil menirukan gaya jalannya orang yang diceritakan dalam hadits
tersebut, pent.)?”
Maka Abu Hurairah memukul orang tersebut dengan tangannya sehingga membekas yang hampir-hampir mematahkan tulangnya.
Kemudian Abu Hurairah berkata: Untuk hidung dan mulut (kata cercaan)
(lalu membaca ayat): “Sesungguhnya Kami mencukupkan engkau balasan bagi
orang yang suka mengolok-olok.” (Al-Hijr:95). (Sunan Ad-Darimiy no.437)
Jangan Keluar dari Masjid setelah Adzan!
Dari ‘Abdurrahman bin Harmalah dia berkata: “Telah datang seseorang
kepada Sa’id bin Al-Musayyab untuk pamitan berhaji atau ‘umrah. Maka
(Sa’id bin Al-Musayyab) berkata kepada orang tersebut: “Janganlah engkau
pergi sehingga engkau shalat terlebih dahulu, karena sesungguhnya
Rasulullah telah bersabda: “Tidaklah keluar dari masjid setelah
panggilan (adzan) melainkan dia seorang munafiq, kecuali seseorang yang
keperluannya menjadikan dia harus keluar, sedangkan dia berkeinginan
untuk kembali lagi ke masjid tersebut!” Maka orang itu pun berkata:
“Sesungguhnya teman-temanku telah berada (menungguku, pent.) di
Al-Hurrah ?”
Berkata (‘Abdurrahman): “Orang itu pun akhirnya keluar. Maka belum
selesai Sa’id menyayangkan atas kepergian orang tersebut dengan
menyebut-nyebutnya, tiba-tiba dikhabarkan bahwa orang tersebut telah
terjatuh dari kendaraannya sehingga pahanya patah.” (Sunan Ad-Darimiy
no.446)
Akibat Buruk bagi Pengolok-olok Sunnah
Dari Abu Yahya As-Saajii dia berkata: “Kami berjalan di gang-gang
Bashrah menuju ke rumah salah seorang Ahlul Hadits, maka aku mempercepat
jalanku dan ada seseorang di antara kami yang jelek dalam agamanya,
kemudian berkata: “Angkatlah kaki-kaki kalian dari sayap-sayapnya para
Malaikat, jangan kalian mematahkannya”, (seperti orang yang
istihza`/memperolok-olok), maka (akhirnya) orang tersebut tidak bisa
melangkah dari tempatnya sehingga kering kedua kakinya dan kemudian
jatuh.” (Bustaanul ‘Aarifiin, Al-Imam An-Nawawiy hal.92)
Mencuci Kedua Tangan Setelah Bangun Tidur
Berkata Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il At-Taimiy: “Aku pernah
membaca di dalam sebagian kisah-kisah, bahwasanya pernah ada seorang
ahlul bid’ah tatkala mendengar sabda Nabi: “Apabila salah seorang di
antara kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah dia mencelupkan
tangannya ke dalam bejana sehingga dia mencucinya terlebih dahulu,
karena dia tidak mengetahui di mana tangannya (semalam) bermalam!”
(Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah dan ini lafazh Muslim)
Maka ahlul bid’ah tersebut berkata -dengan cara mengejek-, “Aku mengetahui di mana tanganku bermalam di atas tempat tidur!!”
Maka ketika dia bangun (di pagi hari), tangannya sungguh telah masuk ke dalam duburnya sampai ke pergelangan tangannya.”
Takutlah dari Memperolok-olok Sunnah!
Berkata At-Taimiy: “Hendaklah seseorang itu merasa takut untuk
menganggap ringan terhadap Sunnah-sunnah serta tempat-tempat yang
seharusnya dia itu tawaqquf (diam dan berhenti serta tidak
mempermasalahkannya dengan akalnya, pent.). Maka lihatlah terhadap apa
yang telah sampai kepada orang tersebut akibat dari jeleknya
perbuatannya!” (Bustaanul ‘Aarifiin, Al-Imam An-Nawawiy hal.94)
Meskipun jumhur ‘Ulama menyatakan bahwa hukum mencuci kedua tangan
setelah bangun tidur (yaitu mencuci atau mengguyurkan kedua tangan
dengan air sebelum mencelupkannya ke bejana) adalah mustahab, akan
tetapi barangsiapa yang mengentengkan atau memperolok-olok Sunnah
tersebut, maka bersiap-siaplah untuk menerima akibat yang jelek dari
perbuatannya tersebut. Wallaahul Musta’aan.
Bertaubatlah sebelum Terlambat!
Berkata Al-Qadhiy Abu Thayyib: “Kami pernah berada di majelis
“An-Nazhar” di Masjid Jami’ Al-Manshur, maka tiba-tiba datanglah seorang
pemuda Khurasan, kemudian bertanya tentang “Al-Mushrah”, dia meminta
dengan dalil-dalilnya, sampai akhirnya diberikan dalil dengan hadits Abu
Hurairah yang meriwayatkan dan menjelaskan permasalahan tersebut,
kemudian orang tersebut mengatakan: -sedangkan dia adalah orang yang
hanif (cenderung kepada kebenaran)- “Abu Hurairah tidak bisa diterima
haditsnya ….” Maka belum selesai orang itu dari perkataannya, tiba-tiba
jatuh atas orang tersebut seekor ular yang besar dari atas atap masjid
tersebut, sehingga manusia berlompatan dikarenakan ular tersebut dan
pemuda itu pun lari darinya, sedangkan ular tersebut terus mengejarnya.
Maka orang-orang mengatakan kepadanya: “Bertaubatlah, bertaubatlah!!”
Dan pemuda itu pun berkata: “Aku bertaubat!” Maka akhirnya ular itu pun
lenyap dan tidak terlihat bekas-bekasnya.” (Siyar A’laamin Nubalaa`
2/618)
Berkata Al-Imam Adz-Dzahabiy: “Sanadnya adalah para imam.”
Itulah beberapa riwayat yang tegas dan jelas tentang disegerakannya
balasan bagi orang-orang yang meremehkan atau memperolok-olok Sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, mudah-mudahan Allah
menyelamatkan kita dari hal itu.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita orang-orang yang
mencintai Sunnah Nabi-Nya, mengamalkannya, mengagungkannya,
mendakwahkannya dan membelanya, aamiin.
Wallaahu a’lam.
Dinukil dari kitab Ta’zhiimus Sunnah karya ‘Abdul Qayyum dengan beberapa tambahan.
(Dikutip dari Bulletin Al Wala’ wal Bara’ Edisi ke-28 Tahun ke-2 / 04
Juni 2004 M / 16 Rabi’uts Tsani 1425 H. Dari situs
http://salafy.iwebland.com/fdawj/awwb/read.php?edisi=28&th=2)
Selasa, 29 Januari 2013
Posted by Maktabah Al-Karawanjy on 1/29/2013 11:02:00 AM with No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar