Posted by Maktabah Al-Karawanjy on 8/04/2013 11:00:00 AM with No comments
Apakah kalian pernah mengalami?
ketika masih sibuk membuka mushaf al quran di masjid tiba-tiba meluncur
sebuah benda ke arah kalian. benda ini bukan sebuah peluru 7,62 mm dari
senjata AK 47, bukan juga sebuah granat yang telah lepas kait
pengamannya,akan tetapi sebuah sandal. sandal milik seorang anak Yaman
yang sedang bermain lempar-lemparan di masjid ketika mereka sedang ada
dars. kesal? marah? ingin membalas melempar mereka? sepertinya kalian
harus mengurungkan niat itu,istighfar,sambil ngelus dada atau mereka
akan menjadi jadi.
Apakah kalian pernah mengalami?
Ketika masih dikamar mandi umum, tiba-tiba mendarat sebuah gayung kaleng
berisi air berasal dari kamar mandi sebelah,apesnya, air dalam gayung
tumpah semua kebaju yang kalian pakai,tak lama setelah itu terdengar
suara ketawa cekikikan anak-anak yaman. kesal? marah? mau membalas
melempar mereka? yang ada hanyalah ngedumel sendiri di kamar mandi atau
mereka akan menjadi jadi.
Itu hanya sedikit kisah nyata yang
pernah di alami ikhwah indonesia di Ma'bar Yaman, dan masih banyak kisah
kenakalan dan "kebrutalan" anak-anak Yaman, mulai dari berkelahi ketika
dars Syaikh sedang berlangsung hingga memanjat atap sakan yang terbuat
dari seng sambil berlari-larian layaknya selebrasi mencetak
gol,terbayang sudah,betapa gaduhnya suasana yang tinggal didalam sakan.
Hukuman untuk mereka sepertinya juga tidak ringan, sebuah 'asho yaitu
tongkat kayu sebesar jempol orang dewasa yang selalu dipegang oleh
mursyid. 'asho bisa mendarat di tangan, badan dan kaki mereka, tapi
tidak pernah di bagian kepala. itu kalau mereka tertangkap, kalau tidak,
ya paling kejar2an sama mursyid. jangan salah,anak anak itu lebih gesit
dan lincah. otomatis mereka lolos dengan mudahnya.
Pernah
sekali aku merasakan 'asho, pas itu mursyid tidak sengaja memukul,
terkena telapak kakiku, rasanya...hmmm lumayan. cukuplah bikin pincang
berjalan beberapa detik. entah terbuat dari kayu apa itu.
Tapi
semua itu hanyalah kenakalan anak-anak, tak lebih dari perbuatan seorang
manusia yang belum baligh. Yang tak ubahnya anak-anak pada
umumnya,walaupun sudah berkelahi,jotos-jotosan,tendang-tendangan, kalo
udah selesai ya selesai, tak terselip dendam dalam hatinya.besoknya lagi
kita lihat sudah saling bercanda kembali.
Memang, mendidik
anak-anak yaman perlu perlakuan "spesial" dengan sedikit ayunan 'asho.
tapi jangan heran, anak-anak yaman juga di beri kelebihan spesial, ini
merupakan fadhilah dari Allah Azza wa Jalla berupa kekuatan hafalan dan
kecerdasan yang luar biasa,membuat kita berdecak kagum sambil berucap
"Masyaa Allaah".
Akan banyak kalian temui anak-anak hafal al
qur'an dalam waktu hitungan bulan saja. Asy Syaikh Al Imam sendiri
menyelesaikan hafalan Al Quran dalam waktu 4 bulan saja,ada yang
menyebutkan 6 bulan. Hanya dengan sekali berdiri, mereka bisa menyetor
puluhan hadits kepada syaikh ketika dars,lengkap dengan sanadnya.Ingin
mencoba mengetes hafalan ribuan syair Alfiyyah Ibnu Malik? mereka bisa
membolak balik dari belakang ke depan. mumtaz !
Disebabkan
keutamaan yang Allah berikan kepada Ahlul Yaman,Allah lembutkan qolbu
mereka menerima kebenaran,di negeri dimana prinsip-prinsip ahlussunnah
ditegakkan.
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله : أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ أفئدة و ألين قلوبا, الإيمان يمان و الحكمة يمانية (متفق عليه)
Dari Abu huroiroh beliau berkata : Rosulullah shalallahu alaihi wa
sallam bersabda : penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian,
mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, Iman itu ada pada
yaman, dan hikmah ada pada yaman. [ HR. Bukhari-Muslim]
Sedikit
mengulang kembali kisah shahabat Rasulullah, Abu Hurairah Abdurrahman
Ibnu Shakhar,beliau berasal dari kabilah Ad Daus di Yaman yang hanya
bertemu dengan Rasulullah selama 4 tahun akan tetapi beliau yang paling
banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.
Dan satu hal yang
tidak terlepas dari mereka sebagai seorang anak adalah fitrah. fitrah
mereka yang terjaga dan masih bersih menjadi faktor pendukung yang kuat.
Mata mereka terjaga dari penglihatan yang mengundang syahwat.bagaimana
tidak,jika disini seorang wanita keluar rumah tanpa cadar saja sudah
dianggap aib, aib bagi agama dan kabilahnya.
Telinga mereka
terjaga dari musik dan lagu-lagu ,yang sejatinya hanya
melalaikan,walaupun bersyairkan islami. mereka lebih memilih hape cina
dengan soundnya yang keras agar bisa mereka tenteng kemana-kemana sambil
mendengarkan murottal Maher, Ghomidy, atau Sudais.
Itulah fitrah…masih bersih.
Fitrah mereka tak teracuni dengan dongeng fiktif penuh kebohongan.
Dongeng khayalan yang hanya membuat anak-anak berandai-andai bisa
menghilang,bisa terbang,dan bisa melakukan hal-hal ajaib lainnya. juga
cerita-cerita yang tidak jelas kebenarannya. Mereka lebih tahu kisah
tentang kepemimpinan Rasulullah, kisah tentang kesetiaan Shahabat
Tholhah bin Ubaidillah yang rela menerima 90 tusukan dan sasaran panah
demi melindungi Rosulullah pada waktu perang Uhud. Coba tanya ke mereka
siapa panglima perang termuda?mereka akan menjawab Usamah bin Zaid,yang
usianya belum melebihi dua puluh tahun pada waktu itu.juga mereka lebih
suka kisah tentang kesabaran dan semangat ulama Baqi bin Makhlad yang
rela menempuh perjalanan ke negeri Hijaz selama 20 tahun dengan berjalan
kaki demi mencari ilmu syar'i.
Fitrah mereka tak terkotori
dengan cerita horor dan menyeramkan yang sejatinya hanya membuat
ketakutan yang dibuat-buat sendiri,yang hanya membuat paranoid kemudian
menjelma menjadi bermacam-macam pikiran absurd. kejadian seseorang yang
kesurupan jin disini menjadi semacam tontonan asyik buat mereka,sampai
sampai Mursyid harus turun tangan untuk membubarkan mereka.setiap ada
jenazah yang selesai dimandikan dan dikafani,mereka sudah menunggu
diluar dan tak sabar untuk melihatnya.mereka melewati jalan ke arah
markiz ratusan meter di malam gelap gulita tanpa penerangan sama sekali
tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Begitulah,hingga akhirnya
mereka tumbuh dewasa dengan fitrah yang masih bersih dengan bimbingan
agama yang kuat. kenakalan yang dulu ada menjadi sebuah kematangan jiwa
dan keberanian. kebrutalan yang dulu ada menjadi kesetiaan dan
kesabaran.
Seperti tidak berlebihan ketika ada seorang ikhwah
indonesia yang saking jengkelnya dengan tingkah laku anak-anak berkata
dengan guyon " biarin aja,kecil-kecil nakal,besarnya jadi 'Ulama
itu...hehee "
Itulah FITRAH....
- Nas alullaha assalamah wal tsabaat 'ala rosyad.
25 Ramadhan 1434H,Ba'da Shubuh di ghurfah atas masjid, Ma'bar Yaman.
0 komentar:
Posting Komentar