Sabtu, 17 Desember 2011

Menyandingkan lafzh “ALLAH” dengan “MUHAMMAD”

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Soal:
Sering kita melihat pada dinding tulisan lafazh jalalah “Allah” dan di sampingnya lafazh “Muhammad” atau terdapat pada buku dan sebagian mushaf. Apakah tempat untuk lafazh ini benar?

Jawaban:
Tempatnya tidak benar. Karena, hal ini berarti menjadikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai tandingan Allah yang sama dengan-Nya. Jika ada orang yang melihat tulisan ini dan ia tidak tahu nama kedua hal itu, ia akan meyakini bahwa kedua hal itu adalah sama dan serupa. Maka, wajib menghilangkan nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Namun kemudian, perhatian tertuju pada tulisan lafazh “Allah” saja. Ini adalah satu kata yang biasa diucapkan oleh orang-orang sufi sebagai ganti dari dzikir. Mereka biasa mengucapkan “Allah…Allah…Allah” dan tidak “Muhammad”. Maka dari itu, berarti harus dihilangkan juga.

Tidak menulis “Allah” dan tidak juga menulis “Muhammad” pada dinding dan pada media selainnya.

(Dinukil untuk http://ulamasunnah.wordpress.com dari buku “Al-Manahi Al-Lafzhiyyah, Beragam Ungkapan dalam Timbangan Syariat” karya Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin soal ke-16, Penerjemah: Abu Zaid Resa Gunarsa, Muroja’ah: Al Ustadz Ali Basuki, Penerbit: Penerbit Al Ilmu Jogjakarta)

0 komentar:

Posting Komentar