Oleh: Abu Ibrahim ‘Abdullah Al-Jakarty
Sungguh sangat disayangkan sebagain suami
ketika ingin menikah lagi (poligami) kurang adanya persiapan atau
tergesa-gesa dan bahkan menempuh jalan yang tidak syar’i. Sehingga
harapan indah yang terbayang ketika nanti menikah lagi (poligami) tidak
sesuai dengan realita yang ia alami. Tujuan dia berpoligami tidak sesuai
dengan harapan, rumah tangganya jadi banyak masalah dan bahkan hancur
berantakkan. Tak sedikit ummahat (para istri) yang merasa dikhianati
oleh suaminya lantaran suaminya seperti pacaran ketika mencari istri
kedua.
Wahai para suami bershabarlah sejenak
untuk menempuh jalan yang syar’i untuk kebahagian dunia dan akhirat
kalian. Tempulah cara syar’i ketika dirimu menginginkan untuk menikah
lagi dan jangan bermain dengan fitnah.
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita…” (Qs. Ali-Imran : 14)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَاتَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةًأَضَرَّعَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan terhadap
ummatku suatu fitnah (godaan) yang lebih berbahaya bagi seorang
laki-laki daripada fitnah (godaan) wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
وَاتَّقُواالنِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah (bencana) pertama yang ditimpakan Bani Isra’il di sebabkan wanita.” (HR. Muslim)
Lihatlah akibat perbuatanmu yang
menyelisihi syar’i menjadi sebab dirimu terfitnah disamping itu menjadi
sebab dirimu tidak objektif dalam memilih calon istri keduamu, yang
seharusnya dengan cara yang syar’i bisa terlihat bahwa wanita itu tidak
baik agama dan akhlaqnya, namun karena dirimu telah terfitnah, karena
sering smsan sendiri, telpon-telponan atau melihat fotonya di facebook
atau perbuatan lainnya, yang hal itu (memilih istri kedua yang tidak
shalehah) menjadi sebab kegagalan seseorang dalam poligami. Rumah
tangganya jadi banyak masalah dan tak sedikit yang rumah tangganya
hancur berantakkan.
Wahai para suami ku ingatkan dengan sebuah hadits dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تنكح المرأةلأربع لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها, فاظفر بذات الدّين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat
perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya
dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)
Salah seorang ummahat pernah berkata :
“Ustadz, saya siap di poligami, saya siap si fulanah menjadi istri
kedua suami saya, namun saya sangat sakit hati, saya merasa dikhianati
dengan apa yang di perbuat oleh suami saya, dia jalan bareng dengan
akhwat tersebut, dan dia juga….. maka untuk apa saya mempertahankannya
kalau awalnya saja sudah tidak syar’i…”
Wahai para suami ingatlah bahwasannya
Kalian diperintah untuk menjaga diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka. Dan kalian kelak akan di mintai pertanggung jawaban
terhadap apa yang kalian lakukan dan terhadap kepemimpinan kalian
sebagai seorang suami.
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Qs. At-tahriim : 6)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي بيته وَهْوَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang suami
adalah pemimpin di rumahnya dan dia akan dimintai pertanggungan
jawabannya. Dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang suami yang lurus, yang
menginginkan keutuhan dan kebahagian rumah tangganya tentu tidak akan
menempuh jalan yang akan menghancurkan rumah tangganya. Diantaranya
dengan mencari istri kedua dengan jalan yang tidak syar’i dengan sering
smsan dan telpon-telponan dengan akhwat, bertemu dengannya, dan yang
lainnya. Disamping hal itu sebuah penyelisihan syar’i dan juga akan
menyakitkan dan menghancurkan perasaan istrimu.
Sedangkan Allah Ta’aala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالمَعْرُوفِ
“ Dan bergaullah dengan mereka secara ma’ruf (patut).” (Qs. An-Nisa’ : 19)
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ
“…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Qs. Al Baqarah : 228)
dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
خيركم خيركم لأهله وأناخيركم لأهلي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dengan istrinya, dan aku adalah yang paling baik kepada istriku” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih)
Wahai para suami, adanya istri disisimu
adalah sebuah kenikamatan yang wajib di syukuri. Jangan sampai
kenikamatan itu hilang karena engkau tidak mensyukurinya dengan
melakukan hal-hal yang dapat merobohkan bangunan rumah tangga.
http://bilahatirindupoligami.wordpress.com/2012/07/21/aku-siap-untuk-di-poligami-tapi-jangan-kau-khianati-cintaku/
0 komentar:
Posting Komentar