Rabu, 26 September 2012

Hidup Tanpa Tuduhan

 ditulis oleh Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai

            Pahit rasanya hidup ini saat dituduh melakukan ini dan itu. Dituduh telah mengucapkan kata yang bukan-bukan. Sesuatu yang tidak pernah diperbuat karena buruk dan cela,malah ditimpakan kepada kita. Prasangka-prasangka buruk seolah tiada pernah berakhir. Pernah dituduh? Pernah disangka ternyata keliru? Bersabarlah dan sikapi dengan positif,niscaya Anda tetap bahagia. 

            Dahulu,pada masa Bani Israil,kaum laki-laki mandi bersama sambil telanjang. Tanpa ada rasa malu dan jijik,sama sekali tidak ada pelapis yang membalut tubuh. Satu sama lain bisa melihat dan menyaksikan aurat orang lain. Padahal ajaran para nabi,termasuk juga Islam,membimbing untuk menjaga aurat walau di hadapan sesama jenis.

            Berbeda dengan nabi Musa,beliau mandi seorang diri dengan bersembunyi dan menutup diri. Tidak ada seorang pun yang bisa menyaksikan nabi Musa yang sedang mandi.Seperti itulah seorang mukmin! Ia berani melawan arus kebatilan, ia tegar dalam kebenaran. Saat kebanyakan orang tenggelam dalam kemunkaran,ia serasa “terasing” di atas hidayah. Berbahagialah Anda,wahai orang yang terasing!

            Nabi Musa pun tak lepas dari tuduhan. Saat beliau bertekad menjaga kehormatan diri,orang-orang tersebut malah menuduh,”Tidak ada alasan lain yang dipunya Musa untuk tidak mandi bersama-sama kita kecuali karena Musa termasuk orang aadar![1]”. Allah pun membela Musa. Allah membela dengan menggunakan cara yang dipilih Nya. Di luar nalar dan bayangan kita. Masya Allah! Hamba yang beriman dan bertakwa pasti akan dibela oleh Dzat Yang Maha Kuasa.

            Suatu hari,nabi Musa mandi seorang diri.Beliau meletakkan seperangkat pakaian miliknya di atas sebuah batu. Lalu apa yang terjadi? Batu itu berlari dan sungguh-sungguh berlari.Ajaib dan benar-benar ajaib! Batu itu terus berlari,melarikan pakaian milik Musa.

            Dari arah belakangnya,Musa akhirnya pun berlari mengejar. Sambil bersuara memanggil,Musa terus mengejar,”Wahai batu,berikan pakaianku! Wahai batu,berikan pakaianku!”. Terjadilah peristiwa kejar-kejaran antara sebuah batu dengan seorang nabi mulia.Peristiwa luar biasa!
            Aksi kejar-kejaran itu pun akhirnya disaksikan oleh orang-orang Bani Israil dan terjadi di hadapan mata orang-orang yang menuduh nabi Musa sebagai seorang aadar.Mereka pun melihat aurat nabi Musa.Akhirnya mereka pun sadar dan berujar,”Demi Allah,ternyata Musa tidak memiliki cacat! Ternyata,Musa sempurna fisiknya!”
            Batu itu pun berhenti dan diam.Nabi Musa segera meraih dan menggunakan pakaiannya. Lalu Musa memukul batu tersebut hingga terpecah menjadi enam atau tujuh bagian.[2]

            Saudaraku,hidup tidak mungkin bebas dari tuduhan.Itulah kehidupan dunia! Tiada yang sempurna.Bagi seorang mukmin,kala datang tuduhan-tuduhan,ia akan berpikir positif. Mudah-mudahan menjadi kaffarah (pembersih) atas dosa yang ada. Semoga menjadi sebab untuk meraih derajat mulia.Dan semoga lulus sebagai hamba yang teruji.

            Sisi yang lain.Selama seorang hamba beriman dan bertakwa,Allah yang akan membelanya. Allah tidak rela dan tidak akan membiarkan hamba Nya disakiti. Allah pasti akan menghiburnya. Itu pasti!  Salah satu buktinya adalah kisah nabi Musa di atas. Apakah sebab gerangan,Allah membela Musa? Jawabnya ada di dalam firman Nya,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ ءَاذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللهِ وَجِيهًا
            Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat disisi Allah. (QS. 33:69)
            Kunci sukses untuk menghadapi semua tuduhan adalah menjadi hamba yang terhormat di sisi Allah.Dengan memiliki kunci sukses semacam ini,Allah yang akan membela dan membersihkan nama baik seorang hamba. Dengan cara yang dipilih Nya!
            Keajaiban yang terjadi pada Musa juga terjadi pada Maryam bintu ‘Imran. Pada saat Maryam menyerahkan diri dan menghabiskan hidup untuk Allah dalam kekhsuyu’an ibadah,malaikat Jibril datang dalam sosok seorang manusia. Jibril memberitakan tentang keputusan Allah,”Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.

           Maryam pun mengandung. Setelah mengalami masa-masa sulit,lahirlah Isa bin Maryam.Kemudian,Maryam menggendong Isa untuk menemui kaumnya. Di sanalah muncul tuduhan keji terhadap Maryam ‘alaihas salaam.Dan siapakah orangnya yang bebas dari tuduhan? Hidup tak akan mungkin bebas dari tuduhan.Hanya bagaimanakah kita bersikap?
                Orang-orang itu mengatakan,”
يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang penjahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang penzina”. (QS. 19:27-28)
            Kembali Allah menampakkan kekuasaan Nya. Allah pun membela Maryam.Allah membela dengan menggunakan cara yang dipilih Nya. Di luar nalar dan bayangan kita.Masya Allah! Hamba yang beriman dan bertakwa pasti akan dibela oleh Dzat Yang Maha Kuasa. Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata:”Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan??”
            Berkata Isa:
إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia manjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup,dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. 19:30-32)

            Subhanaallah! Bayi bisa berbicara.Bayi yang masih berada dalam buaian ibunya mampu menjelaskan kenyataan dan kejadian yang sesungguhnya. Subhaanallah! Bayi itu berbicara untuk membebaskan ibunya dari tuduhan-tuduhan keji. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk nabi Isa bin Maryam. Apakah sebab gerangan,Allah membela Maryam? Jawabnya ada di dalam firman Nya,
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. 66:12)

            Kunci sukses untuk menghadapi semua tuduhan adalah menjadi hamba yang taat. Dengan memiliki kunci sukses semacam ini,Allah yang akan membela dan membersihkan nama baik seorang hamba. Dengan cara yang dipilih Nya!

            Said bin Zaid adalah sahabat Rasulullah.Pernah ada seorang wanita menuduh beliau telah merampas tanah miliknya.Apa yang dilakukan oleh Said?

            Said menanggapi,”Bagaimana mungkin aku melakukannya? Sementara aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,
مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ طُوِّقَهُ فِي سَبْعِ أَرَضِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
            “Barangsiapa mengambil sejengkal tanah tanpa alasan yang benar,akan dikalungkan kepadanya pada hari kiamat setujuh lapis bumi”[3]

            Said juga mengatakan,”Biarkan saja dia menuduh! Ya Allah,jika wanita ini berdusta,butakanlah matanya! Jadikanlah tanah itu sebagai kuburnya!”

            Selanjutnya,wanita itu pun menjadi buta,berjalan sambil merayapkan tangan di dinding-dinding.Suatu hari,ia terjatuh ke dalam sumur rumahnya.Dan sumur itu pun menjadi kuburnya.
            Subhaanallah!

            Maka dari itu,janganlah mudah menuduh.Jangan cepat mengikutkan perasaan! Berbicara dan bersikaplah di atas bukti kuat dan data yang akurat. Selalulah berprasangka baik! Barangkali,selama ini kita lah yang menjadi pihak penuduh. Sudah berapa banyak orang yang pernah obyek tuduhan dari lisan kita? Mungkin,orang-orang yang tertuduh itu pernah mendoakan kejelekan untuk kita.
Allahumma sallim

Solo,3 Dzulqa’dah 1433 H

[1] Dua biji pelirnya besar (Syarah Nawawi)
[2] Hadits Abu Hurairah riwayat Bukhari dan Muslim
[3] Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

http://www.salafy.or.id/siroh/hidup-tanpa-tuduhan/

0 komentar:

Posting Komentar