Oleh : Abu Ibrahim ‘Abdullah bin Mudakir al-Jakarty
Wahai
saudaraku, kebutuhan kita terhadap ilmu sangatlah besar. Tidak ada diantara
kita yang tidak butuh ilmu. Oleh karena itulah Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
berkata :
الناس محتاجون إلى العلم أكثر من حاجتهم إلى الطعام و الشراب لأن الطعام والشراب يحتاج إليه في اليوم مرة أو مرتين والعلم يحتاج إليه بعدد الأنفاس
“Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak dari pada butuhnya pada makanan
dan minuman, dikarenakan kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minumam dalam
sehari sekali atau dua kali. Dan kebutuhan manusia terhadap ilmu sebanyak
tarikan nafas.”
Apalagi
kita hidup di masa-masa menyebarnya kebodohan, kesesatan dan penyimpangan. Oleh
karena itu kebutuhan kita kepada ilmu sangatlah mendesak. Yaitu ilmu yang
dimaksud disini adalah ilmu syar’i, ilmu tentang mengenal Allah, agama islam
dan nabi-Nya Muhammad shallallahu alihi wasallam. Maka dari itu kita harus tetap
semangat menuntut ilmu dalam keadaan apapun. Karena kebutuhan kita yang sangat
kepada ilmu dan kita berharap mendapatkan berbagai keutamaan orang yang
menuntut ilmu syar’i.
Ilmu syar’i mempunyai banyak keutamaan diantaranya :
1.
Allah Subhaanahu wata’aala akan mengangkat derajat orang yang berilmu
Allah
Subhaanahu wata’aala berfirman :
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.“ (QS. Al-Mujadilah : 11)
2.
Ilmu adalah warisan para nabi barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah
mendapat keuntungan yang sangat besar. Sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر
“Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan uang dinar dan tidak pula
uang dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang
mengambilnya, dia telah mendapatkan keuntungan yang bsar.” (HR. Abu Dawud dan At-Timidzi dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani)
3.
Jika Allah mengkhendaki kebaikkan seorang hamba maka Allah akan memberikan
pemahaman agama kepadanya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikkan pada dirinya maka
Allah akan pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dari Shahabat Mua’wiyah)
4.
Allah akan memudahkan bagi orang yang menuntut ilmu jalannya menuju surga.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menumpuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan
menudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
5.
Ilmu kebaikkannya akan tetap ada walaupun orangnya sudah mati.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih
yang mendoakannya (kedua orang tuanya).” (HR. Muslim)
Dan
sebaliknya kebodohan dalam masalah agama mempunyai dampak jelek yang luar
biasa. Tentang hal ini Allah Subhaanahu wata’aala berfirman dalam banyak ayat
diantaranya :
قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ
“ Katakanlah: maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai
orang- orang yang tidak berpengetahuan.? “ ( Qs. Az- zumar: 64)
قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
“ Bani Israill berkata: Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah
sesembahan ( berhala) sebagai mana mereka mempunyai beberapa sesembahan (
berhala). Musa menjawab : “ sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui
(bodoh terhadap Allah)…” (Qs.
Al A’raaf : 138 )
Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di Rahimahullah : “ Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang
yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan
selain Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat
(bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari
perkumpulan (kiamat) “ (Taisirul
Karimirrahman Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di pada ayat ini)
Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
عَنْ جَابِرٍ قَالَ خَرَجْنَا فِى سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلاً مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ فِى رَأْسِهِ ثُمَّ احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ هَلْ تَجِدُونَ لِى رُخْصَةً فِى التَّيَمُّمِ فَقَالُوا مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ « قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ أَلاَّ سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِىِّ السُّؤَالُ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ
“Dari
Jabir berkata: “Kami keluar pada sebuah perjalanan, lalu salah seorang
diantara kami tertimpa sebuah batu sampai melukai kepalanya kemudian ia mimpi
basah lalu bertanya kepada para shahabatnya, apakah kalian mendapatkan rukhsah
(keringanan) bagiku untuk bertayamum? Mereka menjawab : ‘kami tidak mendapatkan
rukhsah untukmu, sedangkan engkau mampu menggunakan air. Kemudian ia mandi
besar sehingga meningal dunia. Kemudian tatkala sampai kepada Rasulullah
shallallahu ‘alihi wasallam, kejadian tersebut dikhabarkan kepada beliau. Maka
beliau bersabda : “Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka.
Mengapa mereka tidak bertanya, bila mereka tidak mengetahui. Karena
sesungguhnya obat kebodohan adalah bertanya.” (HR. Abu Dawud, di
Hasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Abu Dawud : 2/159)
Lihatlah bagaimana kebodohan seseorang menjadi sebab hilangnya nyawa
orang lain.
Berkata
Ibnul Qayyim rahimahullaah :
ولا
ريب ان الجهل اصل كل فساد وكل ضرر يلحق العبد في دنياه واخراه فهو نتيجة
“Tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok dari segala
kerusakan dan dhoror (bahaya), kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di
dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan.” (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/87)
Wahai
saudaraku semoga Allah senantiasa mengaruniakan kepada kita nikmat menuntut
ilmu syar’i. -Amin-.
http://berbagifaedah.blogspot.com/2012/07/pentingnya-ilmu-syari-dan-bahaya-bodoh.html
0 komentar:
Posting Komentar