Selasa, 28 Mei 2013

Bersolek ala Jahiliah

Roda kehidupan terus berjalan bagaikan air yang mengalir, tanpa penghalang. Perjalanan kehidupan ini dari zaman ke zaman terus mengalami perubahan. Era tahun 70-an berbeda dengan era tahun 80-an dan seterusnya.

Jika kita meneropong sebuah sudut kehidupan anak cucu Adam, khususnya kehidupan wanita dari zaman ke zaman, maka kita akan menemukan perubahan drastis sehingga muncullah istilah baru “Lain dulu, lain sekarang”.

Dahulu wanita malu berkeliaran di luar rumah, dan berusaha menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, karena mengikuti firman Allah,
Dan hendaklah kalian (kaum wanita) tetap di rumahmu dan janganlah kalian ber-tabarruj (berhias) dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu(QS. Al-Ahdzab: 33)

Kini mayoritas kaum muslimah berkeliaran di jalan-jalan, kantor-kantor, pompa-pompa bensin, mall-mall dengan berbagai macam tabarruj (solekan dan gaya) ala jahiliah, mulai dari pakaian sempit, transparan, pendek lagi seksi, lalu dipoles dengan berbagai merek make up buatan dalam negeri ataupun buatan mancanegara. Berjalan dengan selop tinggi, dan bau Parfum yang merangsang birahi hewani kaum lelaki. Mereka bangga dengan penampilan tak senonoh itu, tanpa merasa bersalah. Padahal ia telah keluar dengan solekan ala jahiliah yang telah menguburkan rasa malunya.

Problema wanita semacam ini merupakan ujian terberat bagi kaum lelaki, apalagi di zaman sekarang yang jauh dari ilmu syar’i. Banyak kaum lelaki yang tergelincir karena tergoda oleh kaum wanita yang berseliweran dan berkeliaran di hadapannya.

Inilah yang pernah disinyalir oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam sabdanya,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan fitnah (masalah) yang lebih besar atas kaum lelaki setelahku dibandingkan wanita”. [HR. Al-Bukhoriy dalam An-Nikah (no. 5096), dan Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no. 7880 & 6881)]

Godaan dan ujian wanita bukanlah perkara remeh. Umat-umat terdahulu banyak yang menyimpang dan durhaka karena masalah wanita. Bagaimana tidak, sebab sebagian manusia ada yang harus melakukan kezhaliman, perang, sogok-menyogok, korupsi, mencuri, mencari uang dengan cara batil, membunuh, dan berbagai macam cara. Semua itu mereka lakukan demi memuaskan wanita yang ia cintai.

Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
 فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
” waspadailah dunia, dan waspadailah wanita, sebab awal fitnah (masalah) di kalangan Bani Isra’il adalah pada wanita”. [HR. Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no.6883)]

Jika kita melayangkan pandangan kepada realita para di zaman sekarang, sungguh membuat hati teriris pilu saat melihatnya. Perzinaan semakin merebak, kejahatan seksual yang kian menemukan kebebasannya. Dimana-mana terdengar rintihan wanita muda, nenek-nenek malang, bahkan anak-anak ingusan karena diperkosa.

Semua itu terjadi karena fitnah (godaan) yang timbul dari penampilan dan solekan wanita itu sendiri. Mereka pamer aurat di televisi dan di media cetak. Mereka berpose di depan kamera dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis lagi ketat, bahkan nyaris telanjang. Mereka memamerkan dada dan paha serta memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Kini malu itu telah terkubur!!!
Permasalahannya tak berhenti hanya disitu saja. Kini para wanita-wanita muslimah yang tipis iman mengikuti gaya dan solekan para artis yang tampil di layar kaca. Sehingga kerusakan bukan hanya terbatas pada layar kaca saja, bahkan menular di alam nyata.

Dengan perbuatannya itu, mereka telah mengobarkan nyala api fitnah dan menggelorakan syahwat dalam hati para lelaki yang melihatnya. Sehingga laki-laki yang terangsang melampiaskan hawa nafsunya kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Para wanita pesolek inilah yang pernah diancam oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat: (1) kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul manusia, dan (2) wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok. Kepala mereka (wanita-wanita tersebut) laksana punuk onta yang miring. Para wanita ini tak akan masuk surga, dan tak akan mendapatkan bau surga, sedang baunya bisa didapatkan dari perjalanan demikian dan demikian”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 5547 & 7123)]

Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda
سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ
Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Mu'jam Ash-Shoghier (hal. 232). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ats-Tsamr Al-Mustathob (1/317)]

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata, Wanita ini berpakaian, sedang hakikatnya ia telanjang, misalnya, ia mengenakan pakaian yang transparan yang menggambarkan warna kulitnya, atau mengenakan pakaian ketat melukiskan lekuk-lekuk badannya (seperti, pinggulnya, lengannya, dan sejenis itu). Pakaian wanita (yang benar) adalah pakaian yang menutupi dirinya. Lantaran itu, ia (wanita) tidak menampakkan tubuh, dan bentuk anggota badannya, karena pakaiannya tebal lagi luas”. [Lihat Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah (hal. 151), cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah, 1413 H]

Sebagian wanita tak mengerti bahwa seluruh tubuhnya adalah aurat yang harus ditutupi dengan pakaian dan jilbab yang besar lagi luas dan tebal. Mereka menyangka bahwa aurat wanita hanya sebatas dari bahu sampai kepada kemaluan, sehingga mereka tanpa malu ada yang menampakkan rambutnya, kaki, betis, atau pahanya. Jelas ini sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan bahwa aurat wanita adalah semua jasad wanita!!!

Allah -Ta’ala- berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzaab : 59)

Para pembaca yang budiman, di zaman kini, kecantikan wanita sudah menjadi sebuah“bahan komoditi” yang laris. Lomba betis indah, bibir seksi, cewek gaul dan keren atau lomba-lomba lainnya yang memamerkan tubuh mereka, justru semakin menjadi-jadi! Para wanita yang menampakkan dada dan paha-paha mereka, dijadikan sebagai alat pelaris dagangan oleh para hidung belang di dunia periklanan dan perniagaan!! Para muslimah kini tak malu lagi memamerkan auratnya di jalan-jalan, tempat perbelanjaan, tepi pantai dan tempat-tempat umum lainnya!!! Sehingga nyaris tak ada sebuah sudut di perkotaan dan pedesaan, kecuali mata akan tertuju kepada solekan wanita ala jahiliah.

Anehnya, masyarakat justru sengaja menutup mata dari akhlak yang keji ini dan tidak merasa risih dan terusik ketika melihat pemandangan yang rusak ini. Mereka tenang-tenang saja bahkan merestuinya, tanpa mempedulikan bahaya dan kerusakan yang timbul karenanya. Sikap seperti ini, akan menyeret mereka ke dalam lembah kebinasaan, karena tidak mengingkari kemungkaran yang ada di tengah-tengah mereka. Allah -Subhana Wa Ta’ala- berfirman,
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah: 78-79)

Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ
Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab. [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (no. 4076). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (no. 5142)]

Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-  bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sungguh kalian semua memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau kalau tidak, maka hampir-hampir saja Allah akan menurunkan siksa kepada kalian semua. Kemudian kalian semua berdoa kepada-Nya, tetapi tidak akan dikabulkan untukmu semua doa itu.” [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (no. 2169). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Hidayah Ar-Ruwah (no. 5068)]

Apabila perbuatan para wanita itu disebut dengan “kemajuan zaman” yang semakin moderen ini, makin untungkah wanita jika ia di konteskan atau di perlombakan?!! Untungkah wanita jika kecantikannya di komersilkan dan diperdagangkan?!! Apakah dengan memamerkan dan memperdagangkan kecantikannya akan mengangkat harkat dan martabatnya?!! Lalu siapakah sesungguhnya yang memperoleh keuntungan dari acara-acara tersebut?!! Ketahuilah bahwa tak ada kemuliaan yang kembali kepada diri wanita tersebut, kecuali keuntungan duniawi yang semu. Sedang akhiratnya korban demi mengejar reputasi hina itu!!

Pembaca yang mulia, jika kita menganalisa keadaan masyarakat muslim saat ini, maka kita akan mendapati kebanyakan diantara mereka, tenggelam dalam kegelapan nafsu dan kelalaian, berenang ke dalam samudera kesenangan yang haram ini. Mereka tidak peduli dengan perintah dan larangan, bahkan menganggap lucu ayat-ayat Allah -Azza wa Jalla- ketika dibacakan kepada mereka. Mereka membiarkan anak dan istrinya membuka auratnya di depan umum. Jika kemungkaran pamer aurat diingkari oleh seseorang, maka ia berusaha membela kemungkaran itu dengan berbagai macam dalih!!
Kondisi ini diperparah dengan lengkapnya segala fasilitas dan kenikmatan dunia yang menopang GERAKAN PAMER AURAT. Olehnya, muncullah berbagai model pakaian bagi para wanita, mulai dari rok mini, pakaian transparan, celana ketat lagi pendek, baju sempit ala you can see, sampai kepada pakaian-pakaian yang menghilangkan sifat malu mereka.

Allah Yang Maha Perkasa telah mengingatkan kita tentang awal dan sebab kehancuran ini,
Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu, lalu mereka pun melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Lantaran itu, Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.(QS. Al-Isra’: 16)

Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa mereka diperintahkan oleh Allah untuk berbuat taat, tapi malah mereka melakukan perbuatan keji (yakni, zina dan sarana-sarananya), dan dosa. Karena itu, mereka berhak mendapatkan siksaan dan hukuman di dunia. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (5/61)]

Terakhir, kami wasiatkan kepada seluruh orang tua, pengasuh, dan wali yang menjaga para wanita agar selalu memperhatikan anak-anak wanita kita dari pintu kehancuran, khususnya pelanggaran yang berkaitan dengan pakaian dan cara bersolek mereka. Arahkanlah mereka kepada bimbingan Islam dan Petunjuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Janganlah membiarkan mereka bersolek dan berhias ala jahiliah, dan perintahkanlah mereka berjilbab di depan lelaki asing (bukan mahram) atau saat keluar rumah, karena suatu hajat yang penting.

Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel.  Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201).


0 komentar:

Posting Komentar